Kesehatan Umum

Ciri-Ciri Sakit Kepala karena Stres

dr. Fiona Amelia MPH, 26 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Stres memang kadang tak terhindarkan dan bisa menyebabkan sakit kepala. Ketahui ciri-ciri sakit kepala karena stres di sini.

Ciri-Ciri Sakit Kepala karena Stres

Sakit kepala merupakan keluhan yang pernah dialami oleh hampir semua orang. Dari berbagai penyebab sakit kepala, ada yang disebabkan oleh stres. Adakah ciri-ciri khusus yang membedakan sakit kepala karena stres dengan sakit kepala lainnya?

Sakit kepala yang utamanya dipicu oleh stres disebut dengan sakit kepala tipe tegang atau tension-type headache (TTH). Pemicu lainnya yakni kurang istirahat, postur tubuh yang buruk, kecemasan, kelelahan, kondisi lapar, dan kadar zat besi yang rendah.

Jika sakit kepala dialami kurang dari 15 hari per bulan, ini disebut TTH episodik. Jika lebih dari itu, disebut TTH kronis. Jenis TTH yang episodik biasanya muncul perlahan dan kerap timbul saat tengah hari. Durasinya dapat berlangsung selama 30 menit hingga beberapa hari. Sedangkan TTH yang kronis dirasakan hilang dan timbul dalam periode yang lebih lama (hingga 2-3 bulan). Nyeri yang timbul dapat semakin memberat, atau berkurang di sepanjang hari tetapi selalu ada.

Ciri-ciri sakit kepala karena stres

Ciri khas dari TTH yaitu sakit kepala yang terasa seperti ditekan atau diikat. Biasanya, nyeri dirasakan di sekitar dahi, sisi kepala, atau belakang kepala, serta dapat menjalar ke leher dan bahu. Jenis sakit kepala ini paling sering terjadi pada orang dewasa.

Para pakar berpendapat bahwa emosi yang memuncak, tekanan, atau stres memicu kontraksi otot-otot wajah, leher, dan kulit kepala yang sebelumnya telah menjadi lebih sensitif terhadap rangsang nyeri.

Ciri lain dari TTH yakni nyeri kerap muncul pada siang atau sore hari setelah beraktivitas, tidak membaik dengan istirahat, dan membuat Anda sulit fokus. Walau jarang, TTH bisa menyebabkan seseorang lebih sensitif terhadap cahaya atau suara.

Sakit kepala jenis ini umumnya tidak membuat Anda tidak bisa beraktivitas sama sekali karena penglihatan, keseimbangan, dan kekuatan otot Anda tidak terganggu.

Pentingnya mengelola stres

Umumnya, sakit kepala bisa diatasi dengan cukup beristirahat, memijat bagian belakang kepala dan leher, mandi air hangat, memperbaiki postur tubuh, dan melakukan terapi relaksasi (pernapasan dalam, yoga, dan meditasi). Bila perlu, Anda dapat menggunakan obat-obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen. Meski demikian, cara-cara ini kurang efektif untuk mencegah kekambuhan sakit kepala, selama faktor pencetusnya—yakni stres—tidak dihindari.

Oleh karena itu, pengelolaan stres sangat penting supaya Anda terhindar dari sakit kepala tipe tegang. Bentuknya bisa bermacam-macam. Misalnya, jika beban kerja bertanggung-jawab terhadap munculnya stres, maka Anda harus bisa mengatur beban kerja tersebut untuk didistribusikan secara merata setiap harinya. Jika stres disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang kondusif, mungkin ini saat Anda mempertimbangkan untuk mencari lingkungan pekerjaan baru. 

Selain mencari solusi untuk hal-hal yang menyebabkan stres, Anda juga dianjurkan untuk rutin berolahraga. Saat berolahraga, hormon endorfin yang “melawan” hormon stres akan dikeluarkan, sehingga tubuh akan merasa lebih nyaman dan relaks. Anda pun sebaiknya membatasi atau bahkan menghindari hal-hal yang dapat memperburuk stres seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, dan konsumsi kafein.

Bila Anda sering mengalami sakit kepala saat stres, segera identifikasi akar masalahnya dan cari jalan keluarnya. Perlu diketahui bahwa obat-obatan hanya mengatasi keluhan sakit kepala, bukan penyebab. Seiring berjalannya waktu, obat-obatan tersebut bisa tidak lagi ampuh atau justru menimbulkan efek samping akibat terlalu sering dikonsumsi.

Dengan mengetahui ciri-ciri sakit kepala karena stres, solusi terbaik untuk menghindarinya adalah dengan menjauhi diri dari stres atau mampu mengelolanya dengan baik. Jika sakit kepala tak kunjung mereda meski sudah minum obat, serta aktivitas terganggu, segera periksa ke dokter. Apalagi jika Anda mengalami pola nyeri yang berubah, tiba-tiba timbul sakit kepala berat, atau sakit kepala disertai dengan keluhan demam, kaku leher, kejang, penglihatan ganda, kelemahan anggota tubuh, rasa kesemutan, sulit bicara, hingga penurunan kesadaran. Itu semua adalah tanda bahwa sakit kepala yang Anda alami mungkin disebabkan oleh hal-hal yang lebih serius. Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

[RN/ RVS]

StresSakit Kepala Kronissakit kepala tipe tegangSakit Kepala

Konsultasi Dokter Terkait