Kehamilan

Mengenal Tanda dan Gejala Depresi Setelah Melahirkan

dr. Reza Fahlevi, 12 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Depresi setelah melahirkan menjadi keluhan yang sering terjadi di satu atau dua minggu setelah persalinan. Kenali gejalanya di sini.

Mengenal Tanda dan Gejala Depresi Setelah Melahirkan

Depresi setelah melahirkan merupakan keadaan yang terjadi pada satu dari tujuh wanita. Meski demikian, kondisi ini kurang terdeteksi atau dianggap bukan sesuatu yang serius. Padahal, jika tidak dikenali dan ditangani dengan benar, sebagian wanita yang mengalami depresi setelah melahirkan dapat mengalami perburukan gejala hingga muncul keinginan untuk bunuh diri.

Penelitian menyebutkan, depresi setelah melahirkan yang dibiarkan membawa dampak buruk bagi ibu dan janin. Ini karena ibu yang mengalami depresi cenderung merasa kesulitan dalam merawat si Kecil, termasuk dalam memenuhi kebutuhan gizi di hariannya.

Apa penyebab depresi setelah melahirkan?

Depresi setelah melahirkan dapat terjadi kapan pun dalam satu tahun pertama setelah proses kelahiran bayi. Namun, keadaan ini paling sering terjadi pada tiga minggu pertama setelah melahirkan.

Depresi setelah melahirkan disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

  • Perubahan hormonal setelah melahirkan
  • Adanya riwayat depresi sebelumnya
  • Stres
  • Berbagai masalah yang masih menyelimuti hingga proses persalinan usai.

Selain hal di atas, wanita yang hamil terlalu muda juga diketahui memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi setelah melahirkan.

Apa saja tanda dan gejala depresi setelah melahirkan?

Gejala depresi setelah melahirkan dapat berbeda-beda. Berikut ini merupakan beberapa tanda dan gejala yang paling umum terjadi:

  • Sedih, kehilangan harapan, kecewa
  • Merasa tidak mampu merawat bayi
  • Menangis terus-menerus, terkadang tanpa alasan yang jelas
  • Kesulitan untuk dekat dan melakukan bonding dengan bayi
  • Malas makan, tak berkeinginan melakukan hubungan seksual atau melakukan hal-hal disenangi
  • Tidur terus-menerus
  • Kesulitan fokus dan mengingat hal.

Bagaimana solusinya?

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah depresi setelah melahirkan, antara lain:

  • Persiapkan proses melahirkan dengan matang, termasuk mengajak orang-orang terdekat seperti suami dan keluarga untuk sama-sama berpartisipasi dalam mempersiapkan proses kelahirkan si Kecil.
  • Bagi tugas rumah tangga setelah melahirkan dengan suami atau anggota keluarga lain yang dapat menemani Anda setelah melahirkan
  • Olahraga teratur selama kehamilan dan setelah melahirkan (setelah kondisi tubuh bugar).
  • Lakukan hal-hal yang menyenangkan dalam melewati hari menjelang dan setelah melahirkan.
  • Lakukan relaksasi setelah melahirkan, seperti pijat, mandi air hangat, meditasi, dan aktivitas lain yang dapat membuat Anda lebih relaks.
  • Hindari konflik apa pun, sebelum hingga setelah melahirkan.

Namun, jika depresi setelah melahirkan sudah terlanjur terjadi, jangan ragu untuk mengajak wanita yang mengalaminya berobat ke dokter. Hal ini bertujuan agar wanita tersebut dapat diperiksa lebih lanjut oleh dokter melalui wawancara dan pemeriksaan fisis. Jika benar mengalami depresi, dokter akan memberikan pertolongan, baik berupa konseling maupun pemberian obat-obatan anti-depresan.

Jangan biarkan wanita yang baru saja melewati masa persalinan tenggelam pada kondisi depresi. Kenali gejalanya dan lakukan pertolongan dengan segera. Ingatlah bahwa depresi setelah melahirkan merupakan keadaan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan ibu maupun bayi yang baru saja dilahirkannya.

[NB/ RVS]

melahirkanDepresi Setelah MelahirkanDepresipostpartum

Konsultasi Dokter Terkait