HomeInfo SehatDiabetesDiabetes dan Depresi, Benarkah Berkaitan?
Diabetes

Diabetes dan Depresi, Benarkah Berkaitan?

dr. Kartika Mayasari, 10 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Diabetes memiliki banyak dampak negatif pada kesehatan. Salah satunya adalah depresi. Bagaimana kaitan keduanya?

Diabetes dan Depresi, Benarkah Berkaitan?

Sebagian besar komplikasi dari penyakit diabetes mellitus mungkin sudah Anda ketahui, seperti kesemutan, berkurangnya penglihatan, gagal ginjal, dan lain sebagainya. Namun, sepertinya tak banyak yang tahu bahwa diabetes dan depresi juga mempunyai hubungan erat.

Orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan kronis seperti diabetes, didiagnonis tiga kali lebih mungkin mengalami depresi, dibanding mereka yang tidak memiliki gangguan kesehatan tersebut.

Jika Anda mengidap diabetes, baik tipe 1 ataupun tipe 2, Anda dapat mengalami peningkatan risiko terjadinya depresi. Bahkan, jika Anda depresi, risiko Anda untuk mengalami diabetes tipe 2 menjadi lebih besar. Terlebih jika Anda menjalani gaya hidup yang tidak sehat. Namun, kabar baiknya diabetes dan depresi dapat ditangani secara bersamaan. Jika salah satunya diobati dengan tepat maka akan berdampak positif pada kondisi lainnya.

Hubungan antara diabetes dan depresi

Meskipun sudah ada beberapa studi, tapi sebetulnya hingga kini kaitan antara keduanya masih abu-abu. Kemungkinan ini disebabkan oleh adanya efek metabolik dari penderita diabetes pada fungsi otak, sehingga menyebabkan depresi. Oleh karena itu, disarankan agar Anda yang memiliki riwayat depresi melakukan pemeriksaan diabetes, begitu juga sebaliknya.

Dari beberapa hasil studi antara keduanya, diperkirakan bahwa perubahan kimia dalam otak yang disebabkan oleh diabetes berhubungan dengan terjadinya depresi. Sebagai contoh, kerusakan saraf akibat diabetes atau pembuluh darah yang tersumbat di otak dapat berkontribusi pada terjadinya depresi pada penderita diabetes.

Sebaliknya, perubahan yang terjadi di otak akibat depresi dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi diabetes. Kondisi ini merupakan hasil salah satu penelitian. Gejala depresi dapat membuat penderita lebih sulit untuk mengelola diabetes dan mencegah terjadinya komplikasi.  

Sebuah studi pada tahun 2011 menemukan bahwa orang yang memiliki diabetes tipe 2 dan mengalami gejala depresi akan lebih susah mengontrol kadar gula darahnya. Selain itu, hasil dari studi lain di tahun yang sama menunjukkan bahwa orang yang memiliki diabetes dan depresi 82 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung.

Selain itu, salah satu kaitan antara diabetes dan depresi adalah, bahwa depresi dapat membuat seseorang mengabaikan pola hidup sehat, seperti makan makanan yang tidak sehat, kurang olahraga, merokok, dan peningkatan berat badan. Semuanya ini adalah faktor risiko diabetes.

Gejala depresi pada penderita diabetes

Gejala depresi yang muncul pada penderita diabetes mellitus tak berbeda jauh dengan gejala depresi pada umumnya, yaitu:

  • Tidak lagi menemukan kesenangan dalam kegiatan yang sebelumnya disenangi
  • Mengalami insomnia atau bisa juga selalu ingin tidur
  • Kehilangan nafsu makan
  • Ketidakmampuan dalam berkonsentrasi
  • Merasa lesu dan tidak bersemangat
  • Merasa cemas atau gugup sepanjang waktu
  • Merasa terisolasi dan sendirian
  • Merasakan kesedihan sepanjang hari
  • Merasa tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Manajemen diabetes yang buruk juga dapat memicu gejala serupa dengan depresi. Misalnya, jika kadar gula darah Anda terlalu tinggi atau terlalu rendah, Anda mungkin mengalami peningkatan perasaan cemas, gelisah, atau tidak berenergi. Kadar gula darah yang rendah juga dapat menyebabkan Anda merasa pusing dan berkeringat, yang merupakan gejala yang mirip dengan kecemasan.

Jadi, jika Anda mengalami depresi, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter perihal kemungkinan diabetes mellitus. Sudah ada penelitian yang menunjukkan bahwa dengan mengatasi depresi, kontrol akan glikemik akan meningkat, sehingga suasana hati dan kualitas hidup pun akan secara signifikan meningkat. Begitu juga dengan penderita diabetes yang memiliki keluhan-keluhan yang disebutkan di atas. Terapi yang nantinya akan diberikan akan membantu meredakan kedua kondisi tersebut.

[RN/ RVS]

diabetes mellitusDiabetes Tipe 2Diabetes Tipe 1DiabetesDepresiSerangan Jantung

Konsultasi Dokter Terkait