Diet dan Nutrisi

Mana Lebih Sehat, Kuning Telur Berwarna Pucat atau Oranye?

Ruri Nurulia, 08 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kadang kuning telur berwarna pucat atau kuning muda, kadang cenderung oranye. Mana yang lebih sehat?

Mana Lebih Sehat, Kuning Telur Berwarna Pucat atau Oranye?

Kadang Anda mendapati kuning telur berwarna pucat atau kuning muda.Kadang warnanya lebih gelap atau cenderung oranye. Perbedaan warna kuning telur ini menimbulkan banyak pertanyaan seputar apa yang menyebabkannya. Mana yang lebih natural? Atau mana yang lebih baik alias yang lebih bernutrisi untuk dikonsumsi? Meski dari segi rasa keduanya sama-sama enak!

Apa yang menyebabkan perbedaan warna kuning telur?

Ada yang bilang kuning telur yang pucat menandakan “ibu” si telur tidak sehat atau malnutrisi. Ada juga yang bilang bahwa kuning telur yang cerah menandakan ayam betinanya telah disuntik banyak hormon. Benarkah?

Menurut Bonnie Taub-Di, RDN, penulis buku “Read It Before You Eat It – From the Label to the Table” kepada Today Food, jenis pakan yang diberikan ke ayam betina dapat memengaruhi warna kuning telur. Ia membandingkan ayam betina dan pakannya dengan manusia yang jika makan bit atau buah naga merah, warna urinenya akan menjadi agak pink. Juga serupa, mengonsumsi suplemen zat besi dapat membuat feses berwarna cokelat gelap atau hitam.

Bonnie kembali menjelaskan, apabila ayam betina tersebut memakan tanaman yang memiliki pigmen kuning-oranye, maka warna kuning telur bisa cenderung lebih oranye. Jika pakan ayam betina berupa jagung atau gandum, warna kuning telur menjadi pucat atau kuning muda.

Melansir laman ModernFarmer, sebuah laporan tahun 1915 yang diterbitkan di Journal of Biological Chemistry, Dr. Leroy Palmer menuliskan bahwa orang-orang menganggap warna kuning telur yang cerah lebih banyak diminati dan dianggap lebih mewah dibandingkan dengan kuning telur yang pucat. Dr. Leroy juga melaporkan bahwa warna kuning telur ditentukan oleh kelas karotenoid yang disebut xantofil. Hampir seratus tahun kemudian, kesimpulan dari laporannya ini masih diterima secara luas.

Karotenoid adalah molekul pigmen yang terutama diproduksi oleh tumbuhan, dan hanya tersedia untuk hewan melalui pola makannya. Karotenoid ini termasuk prekursor (bahan atau senyawa yang menjadi pembentuk bahan atau senyawa lain). Banyak juga bukti bahwa karotenoid memiliki kemampuan antioksidan.

Secara historis, warna kuning yang pucat sering dianggap sebagai tanda bahwa ayam petelurnya mengalami malnutrisi. Namun, ini tidak selamanya benar. Di banyak negara di Afrika, jagung putih (maize) adalah pakan utama ayam. Jagung putih diketahui rendah karotenoid. Ayam betina yang diberi makan ini kuning telurnya akan berwarna pucat, bahkan cenderung berwarna putih gading, meski ayamnya diberi pakan yang bergizi dan sehat.

Sedangkan di Amerika, warna kuning telur ayam yang dijual di pasar swalayan didominasi oleh warna cerah. Ini karena para peternak ayam memberi makanan ayam dengan pakan yang mengandung ekstrak xantofil dan lutein. Diet yang kaya akan daun marigold, jagung kuning, pakan hijau seperti alfalfa, kulit jeruk, alga, wortel, dan biji annatto, juga berkontribusi dalam cerahnya warna kuning telur.

Mana yang lebih bernutrisi?

Bersumber dari laman Today, Departemen Pertanian Amerika Serikat melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa perbedaan warna kuning telur tidak memengaruhi kandungan nutrisinya. Semua kuning telur mengandung air yang lebih sedikit, lebih banyak lemak dan sedikit lebih kurang dari setengah protein yang dikandung putih telur. Sebagian besar vitamin dan mineral lebih banyak ditemukan pada kuning telur, termasuk zat besi, vitamin A, vitamin D, fosfor, kalsium, tiamin, dan riboflavin.

Jadi, menjawab mana warna kuning telur yang lebih bernutrisi, sebetulnya sama saja. Meski demikian, ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa telur dari ayam yang dibesarkan di padang rumput kemungkinan memiliki lebih banyak omega-3 dan vitamin, tapi lebih sedikit kolesterol karena pakannya lebih sehat dan alami.

Lantas, bagaimana soal rasa? Meski tidak ada bukti nyata bahwa warna kuning telur berkaitan dengan rasa. Beberapa orang seperti petani, koki profesional maupun koki rumahan, mengklaim bahwa warna kuning telur yang lebih cerah atau gelap rasanya lebih lezat dibandingkan dengan kuning telur yang berwarna pucat. Bagaimana, apakah Anda setuju?

Jangan mengonsumsi kuning telur secara berlebihan

Kuning telur banyak mengandung lemak, vitamin, dan asam folat yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, menurut dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter, bagi Anda yang memiliki masalah dengan kadar kolesterol, pilihlah makanan yang terbuat dari putih telur dibandingkan makanan yang dibuat dari kuning telur. Begitu juga dengan penderita diabetes, batasi konsumsi kuning telur.

Meski belum ada batasan maksimal yang pasti, tiga butir telur sehari masih dianggap aman untuk kesehatan seseorang, tanpa perlu khawatir dengan kandungan kolesterolnya. Sedangkan bagi penderita kolesterol, konsumsi satu butir telur per hari masih dinilai aman. Hindari memasak telur dengan cara digoreng. Selain itu, perhatikan jenis makanan lain yang disajikan bersama telur, hindari kentang goreng, keju, atau sosis goreng. Jika Anda masih khawatir dengan berapa banyak telur—khususnya kuning telur—yang dapat Anda konsumsi, lebih baik berkonsultasi ke dokter.

[RVS]

Kuning telurproteintelurKolesterolOmega-3

Konsultasi Dokter Terkait