Kesehatan Anak

Hati-hati, Konsumsi Rokok Merambah Anak di Bawah Umur

Novita Permatasari, 06 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jumlah anak di bawah umur yang merokok makin meningkat. Apa risikonya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Hati-hati, Konsumsi Rokok Merambah Anak di Bawah Umur

Data yang dimiliki oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sepanjang 2015, lebih dari sepertiga jumlah anak laki-laki berumur 13-15 tahun di Indonesia mengosumsi produk tembakau, termasuk rokok. Tak heran bila data tersebut juga menyebutkan kalau lebih dari 3.9 juta anak 10-14 tahun di Indonesia pun sudah menjadi perokok. Angka ini bahkan terus meningkat setiap tahun. Faktanya, sekitar 239.000 anak di bawah umur 10 tahun di Indonesia sudah mulai mengonsumsi rokok. Dan lebih dari 40 juta anak di bawah 5 tahun menjadi perokok pasif.

Masih dalam rangka memeringkati Hari Anti Tembakau Sedunia yang jatuh pada akhir Mei lalu, maka Selasa (5/6) kemarin Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) bekerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia menggelar forum diskusi yang bertajuk “Tobacco Breaks Heart”.

Dalam forum ini dijelaskan betapa konsumsi tembakau kini sudah menjalar ke kalangan anak di bawah umur. Kondisi tersebut sangatlah memprihatinkan. Di usia belia ketika anak-anak seharusnya menghabiskan waktunya untuk bermain, mereka justru memilih mengonsumsi rokok yang berisiko mengancam kesehatan dan masa depan mereka.

Risiko penyakit jantung merambah usia muda

Melihat fenomena di atas, WHO pun mengadakan survei lanjutan seputar kesehatan kardiovaskular. Hasil yang mengejutkan menyatakan bahwa ternyata terjadi peningkatan terhadap penyakit risiko kanker paru-paru pada perokok pasif antara 20-30 persen. Tak hanya itu, risiko penyakit jantung pada usia muda pun meningkat hingga 25-35 persen.

Asap rokok memang terbukti meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), dan bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada anak-anak, termasuk serangan asma berkali-kali, infeksi pernapasan, dan infeksi telinga. Hal ini disampaikan oleh Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Merambahnya konsumsi tembakau di kalangan remaja turut dipicu oleh beredarnya iklan rokok dari berbagai media yang dinilai cukup menarik. Jika Anda perhatikan, iklan rokok biasanya memvisualisasikan persahabatan atau keseruan dunia anak muda.

Selain itu, menurut Laksmiati A. Hanafiah selaku Ketua III Yayasan Jantung Indonesia dan Ketua Harian Komnas Pengendalian Tembakau, adanya beasiswa dan pagelaran seni yang didukung oleh perusahaan rokok juga turut mengambil andil dalam peningkatan konsumsi tembakau di kalangan anak muda.

Kondisi yang mengkhawatirkan ini tentunya membutuhkan kebijakan nasional pengendalian tembakau di Indonesia. Dr.dr.Ismoyo Sunu, SpJP (K), yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat PERKI mengatakan kalau PERKI mendukung peningkatan cukai rokok untuk mengurangi tingkat risiko penyakit jantung di usia muda.

Sebuah studi yang dilakuan di Afrika Selatan dan Perancis pada 1990-2005 mebuktikan bahwa kenaikan harga rokok sebanyak 3 kali lipat berhasil menimbulkan dampak positif bagi kesehatan masyarakat karena separuh dari jumlah perokok aktif cenderung mengurungkan niatnya untuk membeli rokok.

Tips berhenti merokok

Berjuang untuk berhenti dari konsumsi tembakau memang tak semudah membalik telapak tangan. Oleh sebab itu, dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter memberikan beberapa tips bagi Anda yang ingin berusaha untuk berhenti merokok.

1. Lakukan secara bertahap

Prinsip perlahan tapi pasti bisa Anda coba terapkan. Kurangi konsumsi rokok secara bertahap hingga akhirnya Anda benar-benar berhenti. JIka Anda terbiasa merokok satu bungkus sehari, cobalah kurangi menjadi setengah bungkus, seperempat, dan terus kurangi porsinya.

2. Cari kesibukan

Menyibukkan diri dengan segudang kegiatan positif akan membuat Anda fokus kepada hal yang harus dikerjakan, sehingga melupakan keinginan untuk merokok. Berawal dari lupa, lama-lama Anda pun terbiasa untuk tidak merokok.

3. Hindari area merokok

Cari tempat pertemuan yang memiliki larangan merokok atau tidak menyediakan smoking area agar Anda pun tidak terpancing untuk merokok.

4. Mengganti rokok dengan permen atau camilan

Biasanya seseorang ingin merokok karena kondisi mulut yang asam. Anda dapat mengunyah permen karet atau camilan untuk menyiasatinya. Kebiasaan ini akan membantu Anda terlepas dari ketergantungan dengan rokok.

Pada kenyataannya rokok telah merambah kelompok anak di bawah umur, sebagai tanda Indonesia memasuki masa darurat tembakau. Sayangi jantung Anda dengan berhenti mengonsumsi rokok dan menghindarkan diri dari paparan asap rokok agar terhindar dari penyakit jantung serta infeksi pernapasan.

[RVS]

anak di bawah umurliputanJantungAnakRokokInfeksi pernapasanPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait