Kesehatan Umum

Ini Alasan Mengapa Harga Rokok Harus Mahal

Rieke Saras, 04 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Memperingati Hari Tembakau Sedunia, Komnas Pengendalian Tembakau dan Yayasan Jantung Indonesia imbau pemerintah untuk naikkan harga rokok.

Ini Alasan Mengapa Harga Rokok Harus Mahal

Komnas Pengendalian Tembakau dan Yayasan Jantung Indonesia memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan tajuk “Bakar Uang Terus, Penyakit Jantung Menggerus” di Lippo Mal Kemang, Jakarta Selatan pada Kamis (31/05) sore. Fenomena jumlah perokok yang seakan tak peduli dengan uang yang terbakar dan penyakit yang mengintai, memang makin tinggi dan mengkhawatirkan.

Tingkat adiksi rokok di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Anak dan remaja perokok tumbuh pesat. Menurut data Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2014, satu dari lima anak dan remaja Indonesia dikategorikan sebagai perokok. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan proporsi perokok muda terbesar di kawasan Asia Pasifik.

Tak hanya itu, tingkat merokok di kalangan anak-anak usia 10-14 meningkat dengan sangat cepat. Bahkan dua belas kali lebih tinggi dibanding tahun 1995. Bukan tak mungkin, angka ini akan terus menjulang pada tahun-tahun mendatang.

Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Syahlina Zuhal, mengatakan dalam sambutannya, “Rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung. Sebanyak 65 persen dari seluruh kematian akibat penyakit terkait rokok adalah kematian yang disebabkan oleh jantung dan pembuluh darah. Karena itu, kesadaran orang akan bahaya merokok harus menjadi agenda pemerintah.”

Persoalan merokok ini memang tak hanya merugikan perorangan, tetapi juga negara. Menurut data BPJS bidang Kesehatan tahun 2016, pembiayaan penyakit katastropik menghabiskan biaya hampir Rp14,6 trilium, meningkat dari tahun 2015 yang sebesar Rp14,3 triliun. Dari seluruh biaya tersebut, paling besar adalah biaya untuk penyakit jantung.

Sementara itu, kerugian makro ekonomi akibat konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2015 mencapai hampir Rp600 triliun. Kerugian ini meningkat 63 persen dibanding kerugian dua tahun sebelumnya.

“Jika pemerintah tak juga bergerak cepat untuk mengendalikan konsumsi tembakau, pemerintah akan terus merugi di bidang ekonomi dan masyarakat terus menderita akibat berbagai penyakit,” ungkap Mia Hanafiah, Ketua Harian Komnas Pengendalian Tembakau.

Pengendalian konsumsi rokok

Menaikkan harga rokok bisa menjadi salah satu solusi untuk mengendalikan konsumsi rokok. Berdasarkan laporan dalam Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia tahun 2016, studi di Malaysia, Singapura, Inggris dan Australia menunjukkan bahwa kenaikan harga rokok dua kali lipat akan menurunkan konsumsi hingga 30%.

Antara tahun 1999 hingga 2011, pemerintah lokal kota New York melambungkan harga rokok hingga tujuh kali lipat. Dalam kurun waktu tersebut prevalensi merokok anak-anak dan remaja turun dari 24% menjadi 9% dan perokok dewasa dari 20% menjadi 15%.

Tahun 2000, pemerintah Chile menanjakkan harga rokok sebesar 100% dalam 6 bulan. Hasilnya, prevalensi bulanan perokok di kalangan anak remaja menyusut sebesar 40%.

Intinya, jika harga rokok cukup mahal dan tarif cukai tinggi, masyarakat akan menjadi sehat karena rokok makin tidak terjangkau bagi anak-anak dan keluarga miskin.

Lalu apa yang bisa Anda lakukan sekarang? Tentunya, jauhkan diri dari rokok dan selamatkan orang-orang tersayang dari rokok. Menurut dr. Vito Damay, Sp.JP, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang juga hadir dalam acara tersebut, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok.

“Seberapa lama pun Anda pernah merokok, risiko untuk terkena serangan jantung atau stroke dapat berkurang 50% dalam setahun pertama setelah berhenti merokok. Setelah 15 tahun berhenti merokok, risiko untuk terkena penyakit tersebut akan sama seperti orang yang bukan perokok.”

Keberhasilan Anda untuk berhenti merokok berawal dari niat, yang diiringi oleh komitmen, kesabaran dan pengorbanan. Memang tidak mudah, tapi bukan berarti Anda tidak akan sanggup melaluinya, kan? Anda juga dapat menjalani terapi untuk berhenti merokok jika merasa membutuhkannya. Yuk, singkirkan nikotin jauh-jauh karena merokok berarti bakar uang terus, penyakit jantung menggerus!

[RVS]

liputanRokokHari Tembakau SeduniaPenyakit Jantung

Konsultasi Dokter Terkait