Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakTips ParentingAdakah Diet Khusus untuk Anak Disleksia?
Tips Parenting

Adakah Diet Khusus untuk Anak Disleksia?

dr. Dyah Novita Anggraini, 30 Agu 2020

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Untuk menunjang keseharian anak penderita disleksia, perlu asupan nutrisi yang tepat. Diet seperti apa yang tepat untuk anak disleksia?

Adakah Diet Khusus untuk Anak Disleksia?

Disleksia adalah suatu gangguan ketika seseorang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja. Disleksia umumnya terjadi pada anak-anak, serta dapat menyerang anak dengan kemampuan inteligensi lebih dari rata-rata. Selain penanganan khusus mengenai kondisi psikologis dan fisik serta penentuan cara belajar anak, apakah anak dengan disleksia memerlukan diet khusus?

Menurut beberapa hasil penelitian, makanan yang baik untuk otak dapat membantu anak dengan disleksia. Dugaan ini berangkat dari beberapa penderita disleksia yang secara genetik cenderung mengalami gangguan penyerapan asam lemak esensial.

Asam lemak esensial (essential fatty acid) adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk proses biologis dan pembentukan struktur membran sel, tapi tidak dihasilkan oleh tubuh manusia. Sehingga, diperlukan asupan tambahan dari makanan yang mengandung asam lemak esensial ini lewat makanan yang mengandung omega-3.

Disleksia dan Gangguan Penyerapan Asam Lemak Esensial di Otak

Menurut hasil CT scan otak yang sudah dilakukan pada beberapa penelitian, didapatkan hasil adanya gangguan penyerapan asam lemak esensial di dalam otak. Kondisi ini menyebabkan anak yang mengalami gangguan disleksia mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.

Sebuah penelitian dilakukan pada anak laki-laki tingkat 6 yang menderita gangguan disleksia. Mereka diberikan suplemen omega-3 serta pengurangan asupan makanan tinggi lemak. Hasilnya, mereka dilaporkan mengalami peningkatan dalam membaca.

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Profesor John Stein di Universitas Oxford, Inggris, kekurangan asupan omega-3 berkaitan dengan gangguan disleksia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya omega-3 yang menyebabkan terjadinya gangguan di saraf pendengaran pada penderita disleksia. Para penderita disleksia dipercaya dapat mendengar suara yang didengar tapi tidak dapat mendengarnya secara jelas, karena adanya gangguan di saraf pendengaran tersebut. Akibatnya penderita disleksia sulit untuk mengerti kata yang didengar.

Kandungan DHA di dalam omega-3 berperan dalam pembuatan membran sel di saluran pendengaran, yang dikenal dengan sebutan magnosel. Sedangkan kandungan DHA dan EPA di dalam omega-3 berperan dalam membuat selaput tipis di sekitar sel-sel pendengaran, yang berfungsi untuk meneruskan gelombang suara agar lebih cepat diterima ke dalam otak.

Artikel Lainnya: Fakta tentang Disleksia yang Wajib Anda Tahu

Kenali jenis-jenis omega-3

Berdasarkan paparan di atas, Anda disarankan untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi khusus anak disleksia, dengan memberikannya makanan yang mengandung omega-3. Berikut ini adalah beberapa jenis omega-3 dan sumber-sumber makanannya yang perlu Anda ketahui.

  • ALA (alpha-linoleat). Jenis asam lemak omega-3 ini yang paling banyak ditemukan pada sayur, kacang-kacangan, dan hewan-hewan yang pakannya rumput alami.
  • EPA (eicosapentaenoic acid). Jenis asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan pada semua sumber ikan laut seperti ikan salmon dan makarel.
  • DHA (docosahexaenoic acid). Jenis asam lemak ini ditemukan pada semua jenis ikan berlemak dan tinggal di laut seperti ikan salmon dan makarel.

Anak dengan gangguan disleksia juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi, karena mampu meningkatkan konsentrasi saat belajar. Kurangnya asupan zat besi juga dapat memperburuk keadaan anak penderita disleksia.  Sumber makanan yang tinggi kandungan zat besi bisa didapatkan dari sayur bayam, hati dan daging sapi, dan kuning telur.

Selain itu, anak dengan gangguan disleksia disarankan untuk menghentikan asupan yang mengandung kafein, termasuk es teh manis dan minuman bersoda, serta mengurangi asupan cokelat.

Anak dengan disleksia memang memerlukan penanganan ekstra, mulai dari kondisi psikologis dan fisiknya. Selain itu juga perlu melibatkan kerja sama dari beberapa pihak untuk mencari solusi terbaik cara belajarnya.

Nutrisinya pun harus diperhatikan. Bagi anak disleksia, perlu dipenuhi makanan sehat bergizi seimbang. Sebagai catatan khusus, bagi anak disleksia perlu memperbanyak konsumsi omega-3 dan zat besi. Untuk memenuhi kondisi di atas, sebaiknya konsultasikan hal ini ke dokter spesialis anak atau spesialis gizi terkait diet yang baik bagi anak dengan gangguan disleksia.

[RN/ RVS]

DietDisleksia

Konsultasi Dokter Terkait

Tanya Dokter