Berita Kesehatan

Wabah Ebola Serang Kongo, Risiko Penyebarannya Tinggi

Bobby Agung Prasetyo, 23 Mei 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Badan Kesehatan Dunia (WHO) angkat bicara soal wabah Ebola di Kongo, dan mengatakan bahwa risiko penyebarannya tinggi.

Wabah Ebola Serang Kongo, Risiko Penyebarannya Tinggi

Wabah Ebola menyerang negara Kongo di Afrika Tengah. Sejak awal ditemukan sampai sekarang, penyebaran penyakit ini meluas ke berbagai wilayah di Benua Afrika hingga menjadi sorotan dunia. Ebola merupakan penyakit yang menyerang manusia, monyet, simpanse, gorila, dan primata lain yang disebabkan oleh virus Ebola. Virus ini pertama kali ditemukan di Sudan dan Kongo.

Ebola awalnya ditularkan dari binatang kelompok primata ke manusia dengan kelelawar sebagai perantaranya. Setelah terjadi wabah Ebola di Afrika, penyebaran virus Ebola juga terjadi dari satu orang ke orang lain.

Tak semua orang berisiko mengalami Ebola. Hanya orang yang bepergian ke Benua Afrika saat wabah Ebola dan tenaga medis atau keluarga yang merawat penderita Ebola saja, yang berisiko terserang virus tersebut.

Lalu, bagaimana World Health Organization (WHO) memandang kejadian epidemik ini? Menurut sang Dirjen, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Ebola belum sampai pada tahap yang semengerikan itu meski risiko penyebarannya terbilang tinggi.

Kasus Ebola di Kongo

Dilansir TIME, sejumlah pihak baru saja menggelar pertemuan untuk membahas wabah Ebola di Kongo. Mereka menyimpulkan bahwa untuk sementara waktu, Ebola bukanlah keadaan darurat kesehatan publik yang mesti menjadi perhatian internasional.

Namun sejauh ini, 14 kasus terkait wabah Ebola di Kongo telah dikonfirmasi oleh pengujian laboratorium. Wabahnya juga menyebar, yang tadinya hanya di daerah terpencil menjadi meluas ke Mbandaka, kota berpenduduk lebih dari satu juta orang. Diperkirakan, ada juga 21 kasus yang memiliki peluang dan 10 kasus yang masih diduga.

Berdasarkan laporan baru-baru ini, ada tiga pekerja kesehatan yang terkena Ebola. WHO telah meminta anggaran dana sebesar US$26 juta kepada PBB untuk membantu penanganan wabah Ebola di Kongo.

Wabah Ebola di Kongo telah terjadi sebanyak 9 kali sejak kasus pertamanya pada tahun 1976 silam. Tahun lalu, ada delapan kasus Ebola dilaporkan dan setengah dari penderita yang terinfeksi meninggal.

Kelelawar dianggap sebagai pembawa penyakit utama, dan para ahli percaya bahwa hutan besar di Kongo membantu penyebaran virus menjadi lebih luas. Diketahui bahwa hutan-hutan besar di Kongo adalah habitat kelelawar yang diduga menyebarkan virus Ebola.

Mengenal wabah Ebola

Wabah Ebola marak terjadi di Afrika, tetapi tak menutup kemungkinan warga Asia termasuk Indonesia juga terkena penyakit itu. Saat Anda bepergian ke Benua Afrika dan melewati daerah tempat persebaran wabah Ebola, bisa jadi risiko terpapar jadi lebih tinggi.

Gejala Ebola terjadi dalam waktu 14-21 hari setelah tertular. Ciri-cirinya adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri tenggorokan, nyeri sendi, diare, muntah, dan kram perut.

Setelah terjadi gejala tersebut selama beberapa hari, mulai timbul perdarahan di berbagai tempat (mata, telinga, hidung, atau perdarahan di organ dalam tubuh), kejang, kesadaran menurun, dan syok.

Melihat gejala penyakit yang satu ini, semua pihak memang perlu lebih waspada. Saat ini wabah Ebola di Kongo memang belum dinyatakan sebagai keadaan darurat oleh WHO, meskipun risiko penyebarannya termasuk tinggi.

Kini WHO tengah menyiapkan upaya khusus, salah satunya berupa pengiriman 4,000 vaksin Ebola, guna meredam penyebaran. Agar tidak tertular, pencegahan yang paling baik adalah dengan tidak bepergian ke Kongo dan negara-negara tetangga saat wabah Ebola terjadi.

[RS/ RVS]

kongowabahWabah ebolaEbola

Konsultasi Dokter Terkait