Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKehamilan3 Kondisi Ini Rentan Dialami Wanita Usai Melahirkan
Kehamilan

3 Kondisi Ini Rentan Dialami Wanita Usai Melahirkan

dr. Fiona Amelia MPH, 15 Mei 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Waspada! Wanita yang baru melahirkan rentan mengalami hal ini.

3 Kondisi Ini Rentan Dialami Wanita Usai Melahirkan

Menjalani peran baru sebagai seorang ibu tentunya tidak mudah. Anda harus belajar mengasuh bayi, tetapi di sisi lain juga harus merawat diri sendiri. Ditambah lagi, adanya perubahan fisik dan emosi pada minggu-minggu awal setelah melahirkan, membuat Anda dapat mengalami berbagai macam kondisi, mulai dari yang ringan hingga yang berat.

Berikut adalah tiga kondisi yang rentan dialami wanita usai melahirkan.

1. Sindrom baby blues

Perubahan kadar hormon, ditambah dengan tanggung jawab untuk merawat bayi, kerap membuat wanita menjadi sensitif, mudah tersinggung, merasa kewalahan, cemas, sedih tanpa sebab, bahkan marah terhadap hal yang sepele. Kondisi ini, yang kerap dialami oleh lebih dari separuh wanita yang baru saja menjadi ibu, disebut dengan sindrom baby blues.

Kondisi yang tergolong depresi ringan ini rata-rata mulai muncul dalam waktu 10 hari setelah melahirkan, dimana puncaknya terjadi pada hari ke-5. Pada umumnya, keluhan akan berangsur-angsur menghilang setelah beberapa hari atau beberapa minggu. Namun, pada sebagian wanita bisa berlangsung lebih lama dan intensitasnya menjadi lebih berat sehingga memunculkan depresi pasca melahirkan (postpartum depression/PPD).

Jika mengarah pada PPD, keluhan akan makin nyata dalam waktu 2-3 minggu pasca melahirkan. Ciri-ciri utamanya, antara lain perasaan cemas dan putus asa yang intens. Keluhan ini dapat makin memburuk dengan perubahan kadar hormon, kurang tidur, dan nyeri pada bekas luka jalan lahir atau operasi pasca melahirkan.

Kedua kondisi di atas perlu dikenali dan segera ditanggulangi agar tidak makin mempersulit ibu dalam menjalani peran mereka, serta untuk menghilangkan rasa kesepian, takut, hingga rasa bersalah.

Untuk mengatasi sindrom baby blues, ada tiga hal penting yang perlu diingat, yakni cukup istirahat, berolahraga dan menjaga asupan makanan. Ditemukan bahwa wanita yang rutin melakukan ketiga hal ini, lebih sedikit yang mengalami baby blues. Selain itu, dibutuhkan dukungan keluarga agar ibu memiliki “me time” untuk dirinya.

Jika sudah mengalami depresi pasca melahirkan, segeralah cari pertolongan dokter agar tidak makin serius dan memicu psikosis pasca melahirkan. Kondisi ini dapat membahayakan ibu dan bayi, dan ditandai dengan berkurangnya minat/perhatian terhadap bayi, muncul keinginan bunuh diri atau ingin melakukan kekerasan pada bayi, mengalami halusinasi dan perilaku yang tidak normal.

2. Wasir

Wasir atau ambeien biasanya mulai muncul saat hamil tua hingga setelah melahirkan. Ini terjadi karena rahim dan janin yang makin membesar menekan rektum dan dubur. Tinja menjadi sulit dikeluarkan, sehingga perlu mengejan saat BAB. Pada akhirnya, ini dapat memicu timbulnya wasir. Keluhan lain yang menyertai adalah benjolan pada dubur, rasa mengganjal saat duduk, gatal, nyeri, hingga keluarnya darah yang menetes pada akhir BAB.

Wasir dapat diatasi dengan banyak minum air dan mengonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan. Feses menjadi lebih lunak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Bisa juga dengan merendam bokong di air hangat (sitz bath) serta melakukan kompres dingin pada dubur. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat duduk lama, gunakan bantal khusus yang berbentuk donat.

Jika cara-cara di atas tidak berhasil, segera temui dokter. Hindari penggunaan laksatif atau supositoria (obat yang dimasukkan ke dalam dubur) tanpa anjuran dokter. Khususnya, bila terdapat jahitan jalan lahir di area perineum, yaitu area antara vagina dan dubur.

3. Sumbatan saluran ASI

Aliran ASI mulai deras pada hari ke-3 pasca melahirkan. Jika ASI belum bisa mengalir lancar, misalnya karena bayi belum “fasih” menyusu, atau ada hal-hal yang membuat ibu tidak bisa menyusui untuk sementara waktu, dapat memicu sumbatan saluran ASI. Keluhan bisa berupa benjolan payudara serta payudara yang terasa penuh, nyeri, membengkak, hingga tampak kemerahan.

Jika ibu mengalami kondisi ini, segera lakukan pijatan payudara dan susui bayi sesering mungkin sampai payudara terasa kosong. Berikan kompres hangat pada area yang nyeri 3-4 kali per hari untuk mengurangi keluhan. Sebelum menyusui, lakukan kompres dingin untuk melancarkan aliran ASI. Namun, jika keluhan serta benjolan yang muncul terus menetap, segera kunjungi dokter.

Sebetulnya, masih banyak lagi kondisi yang bisa dialami wanita usia melahirkan. Sebagian besar bersifat normal dan tak perlu dicemaskan, tetapi sebagian lagi perlu perhatian dan perawatan ekstra. Oleh karena itu, tetaplah waspada dengan perubahan yang tidak biasa dari tubuh Anda hingga beberapa minggu setelah melahirkan.

Pada dasarnya, bila Anda tahu apa yang perlu diantisipasi, maka Anda akan siap untuk menghadapi berbagai perubahan fisik dan emosi yang muncul usai melahirkan. Selamat menikmati peran baru sebagai ibu!

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai topik lainnya, jangan ragu untuk menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

[RS/ RVS]

Ibu melahirkanmelahirkanBaby BluesWasir

Konsultasi Dokter Terkait