Kehamilan

Benarkah Morning Sickness Pertanda IQ Anak Tinggi?

dr. Dyah Novita Anggraini, 09 Mei 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tahukah Anda bahwa morning sickness yang dialami ibu hamil berkaitan dengan IQ anak? Simak penjelasannya di sini.

Benarkah Morning Sickness Pertanda IQ Anak Tinggi?

Sebagian besar wanita hamil mengalami morning sickness, yaitu gejala mual dan muntah pada awal kehamilan. Gejala ini dapat mengganggu ibu hamil karena bisa menyebabkan lemas dan menurunnya asupan makanan ke dalam tubuh. Namun, di sisi lain morning sickness merupakan pertanda baik, yaitu terjadinya peningkatan hormon gonadotropin selama kehamilan yang dapat membawa manfaat baik, yang salah satunya adalah pertanda IQ (intelligence quotience) anak tinggi.

Peningkatan hormon gonadotropin saat kehamilan bekerja dengan baik dalam mempertahankan kehamilan, sehingga mampu mengurangi risiko keguguran, menurunkan risiko cacat janin, membantu menghindari risiko terjadinya berat janin lahir rendah, serta berpengaruh terhadap panjang ukuran bayi saat lahir. Manfaat-manfaat ini didapatkan dari data-data yang dikumpulkan dari sepuluh penelitian dari berbagai negara dari tahun 1992-2012, yang melibatkan 850.000 wanita hamil.

Kaitan antara morning sickness dan IQ anak

Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan di Hospital for Sick Children di Toronto, Kanada, yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics tahun 2009, menyatakan bahwa pada wanita hamil yang mengalami morning sickness di antara tahun 1998-2003 dihubungi kembali setelah 3-7 tahun waktu berselang. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa sebanyak 21 persen anak memiliki IQ dengan nilai 130 atau lebih, khususnya pada nilai kecerdasan pendengaran, daya ingat yang baik, pemahaman bahasa, dan kemampuan verbal yang lebih baik. Kondisi tersebut bila dibandingkan dengan riwayat ibu yang ketika hamil tidak mengalami morning sickness.

Penelitian juga menyimpulkan bahwa mual dan muntah yang dialami ibu hamil pada trimester pertama kehamilan merupakan sesuatu yang tidak membahayakan dan mungkin dalam jangka panjang membantu perkembangan mental anak.

Meski demikian, penelitian di atas belum sepenuhnya terbukti dengan benar karena ada beberapa hal yang masih menimbulkan pertanyaan besar, seperti apakah penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama? Apakah metode penelitian yang berubah seiring perkembangan waktu? Apakah ada perbedaan hasil pada beberapa anak yang penelitiannya menggunakan metode yang berbeda? Selain itu, usia anak yang menjadi objek penelitian beragam, mulai usia 3-7 tahun, sehingga mungkin saja nilai yang didapatkan tidak sepenuhnya mempertimbangkan pengaruh usia anak terhadap IQ.

Waspada hiperemesis gravidarum

Dari hasil penelitian lainnya, didapatkan temuan lain. Jika terdapat gejala mual dan muntah secara berlebihan – atau yang tergolong berat selama kehamilan hingga mengarah pada gangguan hiperemesis gravidarum – kondisi ini dapat memengaruhi fungsi saraf anak.

Jika hiperemesis gravidarum tidak segera ditangani, maka akan dapat menyebabkan dehidrasi serta penurunan berat badan dengan cepat. Ada penelitian yang menyatakan bahwa anak yang lahir dari ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum saat hamil, memiliki risiko mengalami gangguan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) serta gangguan atau keterlambatan bicara.

Jika Anda tengah hamil dan tidak mengalami keluhan morning sickness saat hamil, jangan berkecil hati. Anda tidak perlu khawatir bahwa nantinya IQ anak tidak secemerlang anak lain yang dilahirkan dari ibu hamil mengalami morning sickness. Satu hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah memastikan konsumsi makanan yang bergizi seimbang supaya tumbuh kembang janin bisa optimal sepanjang masa kehamilan. Selain itu, selalu periksa kondisi kehamilan secara rutin untuk mencegah adanya kelaian atau bahkan risiko keguguran. Pastikan juga untuk beristirahat cukup selama hamil dan menjauhi stres, agar tidak mengganggu pertumbuhan janin.

[RN/ RVS]

 

Tumbuh Kembang AnakIQ anakKehamilanAnakMorning Sickness

Konsultasi Dokter Terkait