THT

Tinitus, Ketika Telinga Berdenging

dr. Anita Amalia Sari, 08 Mei 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anda sering mengalami telinga berdenging? Kondisi tersebut dinamakan tinitus. Apakah ini merupakan gangguan pendengaran yang serius?

Tinitus, Ketika Telinga Berdenging

Pasti Anda pernah mengalami keluhan telinga berdenging, bukan? Dalam istilah medis, keluhan telinga berdenging ini disebut tinitus. Tinitus merupakan salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi suara di salah satu, atau kedua telinga tanpa adanya rangsangan dari luar.

Keluhan yang muncul dapat berupa suara berdenging, berdengung (bergema), mendesis, menderu, dan berbagai macam jenis bunyi lainnya. Suara yang ditimbulkan bervariasi. Ada yang muncul dengan nada tinggi, nada rendah, lembut, ataupun keras. Selain itu, suara berdenging dapat terus-menerus terdengar ataupun hilang timbul.

Jika keluhan tinitus dianggap sangat ringan, orang cenderung mengabaikannya begitu saja karena akan kembali normal dalam waktu cepat. Namun, pada beberapa kasus yang sangat berat, tinitus dapat menyebabkan gangguan aktivitas. Inilah yang menjadikan seseorang yang mengalami tinitus harus memeriksakan kondisinya ke dokter spesialis THT.

Penyebab telinga berdenging

Tinitus hanyalah gejala, sehingga perlu diketahui penyebabnya. Tinitus menunjukkan adanya gangguan pada sistem pendengaran. Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Berbagai bagian telinga dapat menimbulkan keluhan tinitus. Namun, sering kali tinitus dikaitkan dengan tuli saraf, yaitu tuli akibat adanya gangguan pada organ telinga bagian dalam.

Berikut ini adalah beberapa penyebab timbulnya tinitus:

  1. Kelainan telinga luar. Kotoran telinga yang terlalu banyak, terutama hingga menyentuh gendang telinga, bisa menyebabkan penekanan serta perubahan getaran gendang telinga sehingga menimbulkan tinitus.
  2. Kelainan telinga tengah. Infeksi telinga tengah, otosklerosis (penebalan tulang pendengaran), kejang otot gendang telinga dan tulang pendengaran juga dapat menumbulkan tinitus.
  3. Kelainan telinga dalam, merupakan kerusakan atau hilangnya sel-sel rambut di telinga dalam akibat suara yang terlalu kencang, obat-obatan, ataupun karena usia lanjut.
  4. Kelainan pusat pendengaran di otak, misalnya neuroma akustik atau karena kerusakan saraf akibat cedera kepala.
  5. Tumor di daerah kepala, leher, atau telinga sehingga menimbulkan keluhan tinitus yang seperti denyut jantung (tinitus pulsatil).
  6. Gangguan sendi rahang atau temporomandibular joint disorder (TMJ disorder atau TMD), yaitu suatu sindroma dimana penderita merasakan nyeri pada sendi rahang, yang disebabkan oleh beberapa kondisi. Nyeri dapat dirasakan pada bagian tengkuk, leher, wajah, telinga, dan kepala. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan gerakan saat membuka rahang dan mengunyah, dan dapat mengeluarkan suara “klik” atau “pop” saat penderita menggerakkan sendi rahangnya.
  7. Depresi, gangguan cemas, insomnia.
  8. Kelelahan.

Beberapa kebiasan seperti mengonsumsi alkohol, merokok, termasuk konsumsi kafein berperan terhadap munculnya keluhan tinitus. Kondisi tubuh seperti kurang darah (anemia), alergi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan hormon tiroid bisa menyebabkan tinitus.

Penanganan telinga berdenging

Pengobatan tinitus bergantung pada penyebabnya. Kadang penyebab tinitus sulit untuk diketahui sehingga sulit pula untuk mengobatinya. Seperti contoh, jika tinitus disebabkan oleh kotoran telinga yang berlebih, maka dapat dilakukan pembersihan kotoran di liang telinga. Atau jika penyebabnya adalah infeksi telinga tengah, maka yang diobati adalah infeksinya, dan lain-lain.

Pada umumnya, pengobatan tinitus dibagi menjadi empat cara, yaitu:

1. Konseling

Bertujuan untuk memahami tinitus dan mencari cara untuk dapat menerima kondisi tersebut.

2. Terapi kognitif dan perilaku

Terapi ini dilakukan secara bertahap untuk mengubah cara pandang tentang tinitus agar penderita tidak cemas, sekaligus mengajarkan relaksasi untuk dilakukan setiap hari.

3. Elektrofisiologik

Dengan memberikan stimulus elektro akustik dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinitusnya. Ini dapat dilakukan dengan alat bantu dengar atau masker tinitus.

4. Tinnitus retraining therapy (TRT)

Menggunakan  terapi suara untuk melatih ulang otak agar tidak terlalu terganggu dengan tinitus.

5. Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan penyebabnya, yaitu beberapa obat antidepresan, antikejang, ansiolitik, vitamin, dan mineral.

6. Pembedahan

Tindakan bedah dapat dilakukan untuk mengatasi tinitus yang diakibatkan tumor otak.

Untuk mencegah terjadinya tinitus, beberapa perubahan gaya hidup perlu dilakukan, mulai dari:

  1. Menghindari sumber atau paparan suara keras
  2. Kontrol tekanan darah, lakukan cek darah rutin
  3. Rutin berolahraga untuk meningkatkan aliran darah
  4. Istirahat yang cukup
  5. Hindari kelelahan

Jika Anda mengalami kondisi telinga berdenging atau tinitus, jangan sepelekan, karena ada beragam penyebab timbulnya gangguan ini. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis THT untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya.

[RN/ RVS]

telingaTHTTelinga BerdengingTinitusGangguan Pendengaran