HomeGaya hidupPerawatan WanitaKeputihan Tingkatkan Risiko Kemandulan, Benarkah?
Perawatan Wanita

Keputihan Tingkatkan Risiko Kemandulan, Benarkah?

dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, 30 Apr 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Keputihan merupakan gejala yang umum dialami wanita. Namun, waspadalah terhadap keputihan yang menyebabkan kemandulan. Ini penjelasannya.

Keputihan Tingkatkan Risiko Kemandulan, Benarkah?

Studi menyebutkan bahwa lebih dari 90% wanita pernah mengalami keputihan. Jika Anda salah satunya, jangan anggap sepele keluhan tersebut. Keputihan karena infeksi dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya kemandulan.

Namun, tidak semua keputihan menyebabkan kemandulan. Agar terhindar dari komplikasi keputihan, Anda perlu mengetahui berbagai penyebab keputihan dan komplikasinya.

1. Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis merupakan keputihan yang disebabkan oleh bakteri Gardnerella vaginalis. Bakteri tersebut sebenarnya secara normal memang berada di vagina, bermanfaat untuk menjaga vagina dari infeksi kuman. Namun bila bakteri ini berada dalam jumlah yang terlalu banyak, ia sendiri yang akan menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala keputihan.

Keputihan akibat vaginosis bakterialis biasanya berwarna putih keabuan, dengan bau yang amis. Bau amis akan lebih tercium setelah berhubungan seksual. Pengobatan vaginosis bakterialis adalah dengan antibiotik yang hanya bisa didapat dengan resep dokter. Bila tak diatasi dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan penyakit radang panggul yang berujung pada kemandulan.

Selain itu, bila keputihan jenis ini menyerang ibu hamil, bisa mengganggu kehamilan seperti terjadinya persalinan prematur dan ketuban pecah dini (ketuban pecah sebelum waktunya melahirkan).

2. Kandidiasis

Kandidiasis merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur spesies Candida. Keputihan ini biasanya dialami oleh orang yang gemuk, lansia, atau penderita diabetes mellitus. Ciri khas dari keputihan kandidiasis adalah bertekstur menggumpal, berwarna putih seperti susu, dan disertai dengan rasa gatal di daerah vagina. 

Pengobatan kandidiasis adalah dengan menggunakan obat antijamur yang dimasukkan ke dalam vagina. Penyakit ini tidak menyebabkan kemandulan, namun bila tidak diobati dengan baik, infeksi jamur dapat memburuk dan meluas ke kulit dan organ lainnya.

 

 

Keputihan

3. Gonore

Gonore, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea, merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pada wanita, gonore menyebabkan peradangan pada mulut rahim (serviks), disebut dengan servisitis. Gejalanya berupa keputihan yang berwarna kuning dan nyeri saat berhubungan intim.

Gonore diobati dengan prinsip dual therapy, yaitu menggunakan dua antibiotik untuk membunuh kuman penyebab gonore dan kuman lain. Bila tidak diobati dengan baik, gonore juga dapat menyebabkan kemandulan karena infeksi kronis di rongga panggul.

4. Klamidiasis

Klamidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis. Sama halnya dengan gonore, klamidiasis juga ditularkan melalui hubungan seksual. Keputihan karena kuman Chlamydia berwarna jernih, dan tak disertai dengan keluhan lainnya. Bahkan sebagian kasus klamidiasis tak memberikan gejala sama sekali.

Meski demikian, klamidiasis merupakan salah satu penyebab infertilitas tersering pada wanita. Kuman Chlamydia trachomatis awalnya hanya menginfeksi mulut rahim, tetapi jika tak diobati, kuman akan masuk ke dalam rahim dan menginfeksi rahim dan tuba falopi. Perlengketan pada rahim atau tuba falopi akibat infeksi tersebut akan menyebabkan kemandulan.

5. Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan keputihan yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Keputihan ini umumnya juga ditularkan melalui hubungan intim. Ciri khas keputihan ini adalah berwarna kuning kehijauan dan disertai dengan nyeri saat hubungan intim.

Trikomoniasis harus diatasi dengan pemberian antibiotik yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Bila tidak diobati, trikomoniasis juga dapat menyebabkan komplikasi berupa penyakit radang panggul yang berakibat pada infertilitas.

Kelima jenis keputihan di atas merupakan keputihan yang harus diobati dengan baik. Meski demikian, tak semua keputihan berbahaya. Ada pula keputihan yang normal. Keputihan yang normal terjadi karena siklus hormon kewanitaan. Keputihan normal ditandai dengan warnanya yang jernih, tidak berbau, tidak disertai dengan keluhan gatal atau nyeri, dan umumnya terjadi sekitar dua minggu sebelum haid.

Jadi, jika Anda mengalami keputihan, perhatikan warna dan bau keputihan yang dialami. Selain itu, perhatikan, adakah gejala lain yang menyertai seperti nyeri dan gatal. Bila ada hal yang tidak wajar, jangan biarkan dan jangan mencoba untuk mengobatinya sendiri. Segeralah berkonsultasi dengan dokter agar keputihan dapat diobati dengan tepat dan komplikasi kemandulan dapat dihindari.

[RS/ RVS]

KesuburanMandulKeputihan

Konsultasi Dokter Terkait