Diet dan Nutrisi

Mitos Seputar Seafood Ini Tidak Perlu Anda Percaya

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 22 Okt 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seafood merupakan salah satu makanan bernutrisi yang disukai banyak orang. Namun, ada beberapa mitos tentang seafood yang harus diluruskan.

Mitos Seputar Seafood Ini Tidak Perlu Anda Percaya

Seafood merupakan salah satu makanan favorit banyak orang. Selain karena kelezatannya, manfaat seafood untuk kesehatan juga sudah tidak diragukan lagi.

Beberapa jenis makanan laut yang kerap meramaikan meja makan, misalnya ikan, udang, cumi, kepiting, dan masih banyak lagi.

Boga bahari ini kerap diolah dengan berbagai variasi cara memasak seperti dibakar, direbus, dikukus, digoreng, atau bahkan dimakan mentah-mentah.

Karena popularitasnya, tak heran bila ada banyak mitos tentang seafood yang beredar. Tentunya, kebenaran dari mitos tersebut harus Anda tinjau ulang, jangan langsung ditelan bulat-bulat.

Berikut adalah beberapa mitos tentang makanan seafood yang tidak perlu Anda percaya lagi. 

1. Konsumsi Seafood Sebabkan Kolesterol Tinggi

Hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebagian besar seafood memang mengandung kolesterol jahat alias LDL (low-density lipoprotein). Namun faktanya, seafood juga mengandung kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein).

Jadi, jika dikonsumsi dalam batas wajar, seafood tidak akan menyebabkan kolesterol tinggi.

Selain itu, agar konsumsi seafood tidak meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh, cara pengolahannya perlu diperhatikan.

Usahakan mengonsumsi seafood dengan cara direbus atau dikukus. Selain itu, sebisa mungkin hindari memasaknya dengan cara digoreng karena akan meningkatkan kadar kolesterol di dalamnya.

2. Tidak Boleh Makan Jeruk Setelah Makan Seafood

Banyak orang yang meyakini bahwa jeruk tidak boleh dikonsumsi setelah menikmati hidangan seafood, karena dapat mengakibatkan keracunan. Mitos ini sama sekali tidak benar!

Mengonsumsi jeruk atau makanan lain yang tinggi vitamin C bersama dengan seafood justru merupakan hal yang baik. Ini karena makanan kaya vitamin C akan menghambat penyerapan lemak di usus.

Jadi, boleh saja Anda mengonsumsi seafood bersama dengan segelas air jeruk peras.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah menghindari penggunaan gula saat mengonsumsi minuman bersama seafood. Jika dikonsumsi bersamaan, dapat meningkatkan gula darah yang bisa menaikkan kadar kolesterol.

3. Makan Ikan Bisa Sebabkan Keracunan Merkuri

Makanan seafood dipercaya dapat menyebabkan keracunan merkuri. Namun tentu saja, mitos ini tidak sepenuhnya benar.

Sebagian ikan laut memang betul mengandung merkuri. Jadi, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan bisa menyebabkan keracunan merkuri, terutama akan menimbulkan gejala gangguan saraf.

Hanya saja, tidak semua ikan mengandung merkuri tinggi. Makanan laut yang mengandung merkuri tinggi dan sebaiknya tidak dikonsumsi, antara lain hiu, makarel raja, ikan pedang, dan tuna sirip kuning.

Ada pula seafood yang kadar merkurinya rendah, seperti salmon, tuna, sarden, dan udang. Jenis makanan laut ini dapat dikonsumsi hingga 340 miligram dalam satu minggu. Merkuri hingga 5 miligram per liter aman dan tidak akan menimbulkan gangguan apa pun di dalam tubuh. 

Artikel Lainnya: Panduan Makan Seafood untuk Ibu Hamil

4. Ikan Beku Tidak Mengandung Gizi

Produk seafood beku banyak tersedia di pasaran, mulai dari ikan dori fillet, scallop, udang, dan masih banyak lagi. Sayangnya, banyak orang yang meyakini bahwa makanan beku identik dengan nutrisinya yang sudah rusak sehingga dianggap tak bergizi.

Anggapan tersebut adalah mitos tentang seafood yang tidak perlu Anda percaya lagi. Jika makanan laut beku diolah dan didistribusikan dengan cara yang benar, maka nutrisinya tak jauh berbeda dengan makanan laut segar.

Saat mengolah ikan beku, yang penting untuk diperhatikan adalah cara mencairkannya. Untuk mencairkan ikan beku, hindari perubahan suhu yang ekstrem agar nutrisinya tidak rusak.

Oleh karena itu, sebaiknya pencairannya dilakukan perlahan, yaitu dengan cara memindahkan ikan beku dari freezer ke lemari pendingin bagian bawah dulu hingga mencair, baru ikan dikeluarkan dari kulkas untuk dimasak.

5. Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Ikan

Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Justru konsumsi seafood memiliki manfaat cukup banyak untuk ibu hamil dan janin. 

Ikan baik untuk dikonsumsi ibu hamil karena kandungan proteinnya yang tinggi. Tak hanya itu, omega-3 dalam ikan juga berperan untuk tumbuh kembang janin.

Seafood dapat berbahaya untuk ibu hamil apabila yang dikonsumsi adalah ikan dengan kandungan merkuri tinggi. Kandungan tersebut dapat mencederai janin dalam kandungan.

Supaya ibu hamil tetap dapat mendapatkan manfaat optimal dari seafood, sebaiknya konsumsi yang kadar merkurinya rendah. Selain itu, hindari makan ikan mentah seperti pada hidangan sashimi.

Demikian beberapa mitos tentang seafood yang beredar di masyarakat. Tentu saja, informasi soal makanan laut tersebut tidak boleh langsung Anda percaya. Ingatlah, seafood dapat memberikan beragam kebaikan untuk tubuh, asal Anda memperhatikan jenis makanan laut yang dikonsumsi serta cara memasaknya.

Jangan lupa untuk mengimbanginya dengan asupan nutrisi lain yang tak kalah penting, serta mengombinasikannya dengan olahraga secara rutin.

Anda dapat berkonsultasi mengenai gaya hidup sehat atau masalah kesehatan lewat layanan Live Chat 24 jam dari KlikDokter. Yuk, unduh aplikasinya sekarang!

[WA]

Seafood

Konsultasi Dokter Terkait