Tips Parenting

Terlalu Protektif terhadap Anak, Ini Akibatnya

dr. M. Dejandra Rasnaya, 11 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Walau mungkin bermaksud baik, namun orang tua yang overprotektif justru bisa berdampak negatif bagi anaknya. Simak dampak orang tua overprotektif berikut ini.

Terlalu Protektif terhadap Anak, Ini Akibatnya

Semua orang tua pastinya memiliki sifat protektif terhadap anaknya agar ia terhindar dari bahaya di sekitarnya. Namun, di satu sisi, jika Anda menjadi orang tua overprotektif, maka bisa timbul dampak buruk bagi kesehatan psikis maupun fisik anak.

Orang tua yang overprotektif biasanya terlibat secara berlebihan dalam kehidupan anak. Contohnya, aktivitas atau pergerakan anak akan sangat dibatasi, selalu menentukan pilihan untuk anak, membuat peraturan yang sangat ketat, hingga menuntut anak secara berlebihan untuk berprestasi.

Sikap terlalu protektif mungkin sedikit banyak membantu anak dalam jangka pendek. Namun, hal ini tidak berlaku untuk jangka panjang dalam menyiapkan masa depan anak.

Memang, maksud Anda sebagai orang tua pasti baik karena ingin melindungi anak. Tetapi, jika dilakukan secara berlebihan, maka akan ada dampak negatifnya pada anak. 

Berikut ini beberapa dampak negatif orang tua overprotektif yang bisa terjadi pada anak:

1. Gangguan Kesehatan

Sebuah studi 2016 dari Universitas Negeri Florida, Amerika Serikat (AS), menemukan, anak-anak yang dibesarkan dengan cara terlalu protektif oleh orang tuanya cenderung memiliki masalah kesehatan saat dewasa. 

Peneliti menyimpulkan, anak-anak tersebut tidak pernah belajar bagaimana mengelola kesehatannya sendiri. Hal ini dikarenakan orang tua mereka selalu mendikte kapan harus tidur dan berolahraga, apa yang harus dimakan, dan masih banyak lagi.

2. Pencapaian Akademis Menurun

Beberapa penelitian mengatakan, anak yang tumbuh dari orang tua overprotektif mengalami pencapaian akademik yang menurun dibanding anak lainnya. Dampak negatif ini terjadi pada berbagai tahap pendidikan, seperti masa sekolah maupun kuliah.

Penurunan prestasi akademis ini dicurigai terjadi akibat gangguan kecemasan, depresi, hingga hilangnya rasa percaya diri yang muncul dari orang tua yang terlalu protektif.

Artikel lainnya: Manfaat Pola Asuh Slow Parenting

3. Tidak Percaya Diri

Pada masa kanak-kanak, proses tumbuh kembang sangat penting dalam membentuk anak menjadi individu seutuhnya. Maka, penting untuk membiarkan anak menghadapi masalah dan mengambil keputusannya sendiri.

Jika segala keputusan dan masalah yang terjadi pada anak selalu diatur dan diselesaikan dengan campur tangan orang tua, maka anak akan terbiasa dan menjadi tidak percaya diri dalam bertindak.

4. Tidak Mandiri

Dampak merugikan lainnya dari orang tua overprotektif adalah anak jadi tidak mandiri. Orang tua yang terlalu protektif cenderung selalu memberikan bantuan. Akibatnya, dalam jangka panjang anak jadi ketergantungan pada orang tua.

Anak yang tidak mandiri tentunya akan berdampak pada kehidupannya di masa dewasa kelak ketika orang tua tidak lagi dapat memberikan bantuan. Ia jadi tidak dapat mengambil keputusan dan bertindak untuk diri sendiri.

Artikel lainnya: Benarkah Anak Tantrum Akibat dari Salah Pola Asuh?

5. Mudah Berbohong

Keterlibatan orang tua yang berlebihan dalam kehidupan si kecil sewaktu-waktu akan memunculkan rasa muak pada dirinya. Perasaan tersebut dapat terjadi bila anak tidak mampu menghadapi tekanan, kritik, atau aturan yang Anda berikan.

Ketika anak mulai muak atas segala tindakan orang tua yang terlalu protektif, ia akan dengan mudah berbohong untuk menghindari campur tangan Anda dalam kehidupannya atau sekadar ingin menghindari masalah.

6. Mudah Cemas

Jika Anda mencegah anak melakukan segala sesuatu, maka lama-kelamaan ia menjadi takut dan mudah cemas dalam mencoba hal baru. Padahal, dalam hidup, segalanya serba tidak terduga dan butuh kemampuan adaptasi yang baik.

Tentunya, seseorang yang mudah cemas – apalagi dalam jangka panjang – akan mengalami dampak negatif secara psikologisnya.

7. Depresi

Dalam jangka pendek, mungkin sikap overprotektif Anda dapat melindungi si kecil dari bahaya. Namun, dalam jangka panjang, banyak sekali dampak negatif yang bisa terjadi pada anak, salah satunya depresi.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami depresi. Kondisi depresi yang terjadi pada anak merupakan akibat akumulasi jangka panjang dampak psikologis dari orang tua overprotektif, seperti kecemasan dan ketidakpercayaan diri.

Masa kanak-kanak seharusnya menjadi waktu tumbuh kembang dan belajar sebanyak-banyaknya. Jadi, usahakan untuk tidak bersikap terlalu protektif pada anak agar ia menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri.

Bila ingin konsultasi ke dokter spesialis anak atau psikolog mengenai tumbuh kembang dan pola asuh anak, pakai Live Chat di KlikDokter.

(FR/JKT)

pola asuhAnakOverprotektif

Konsultasi Dokter Terkait