Pencernaan

Beda Diare Gejala HIV dan Diare Biasa

dr. Alvin Nursalim, SpPD, 18 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jika kamu mengalami diare lebih dari seminggu dan tak kunjung membaik setelah diobati, waspadalah, bisa jadi itu gejala HIV.

Beda Diare Gejala HIV dan Diare Biasa

Diare terjadi ketika frekuensi buang air besar meningkat disertai kondisi tinja yang lunak atau cair. Keluhan ini sering kali dibarengi dengan perut melilit dan sakit.

Pada kasus diare biasa, penyebab utamanya adalah makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme. 

Namun, diare sebagai salah satu gejala HIV bisa disebabkan oleh banyak hal, yang biasanya bersifat non infeksi.

Penyebab non infeksi ini termasuk efek samping obat antiretroviral (ARV), dampak HIV pada saluran cerna, dan (yang lebih jarang) kanker dan pankreatitis. 

Yuk, kita kenali lebih lanjut mengenai perbedaan diare biasa dan diare akibat HIV di artikel berikut.

Apakah Diare Merupakan Gejala HIV?

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah penyakit yang menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita berisiko tinggi terkena infeksi berulang yang mencakup komplikasi saluran cerna.

Nah, diare adalah salah satu komplikasi saluran cerna yang paling sering ditemukan. Hingga 80 persen penderita HIV melaporkan bahwa mereka mengalami diare. 

Penderita HIV dengan gejala diare harus memeriksakan diri ke dokter agar efek samping infeksi ini dapat diatasi. 

Artikel Lainnya: Fase Gejala HIV yang Wajib Anda Tahu

Mengenali Gejala Diare pada Penderita HIV

Diare pada penderita HIV memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan diare pada umumnya. Karena itu, ada perbedaan antara diare biasa dan diare akibat HIV.

Berikut adalah ciri-ciri diare akibat HIV yang perlu kamu ketahui: 

1. Diare Berlangsung Sering

Diare pada penderita HIV biasanya berlangsung kronis atau berulang. Pada beberapa kasus, dapat terjadi selama 14 hari atau lebih. 

Jika diare kurang dari 14 hari, umumnya bisa berulang dan dalam sebulan dapat terjadi 2-3 kali. Tipe diare yang dialami biasanya sekretorik, berupa cairan tanpa adanya ampas. 

Penting juga untuk diingat bahwa diare pada HIV tidak disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme dari makanan yang terkontaminasi.

Penderita HIV dapat mengalami diare secara tiba-tiba sepanjang hari, yang bisa membuat frustrasi. Diare tersebut bisa juga bercampur darah. Saat kondisi ini terjadi, penderita harus segera mendapatkan perawatan medis.

Artikel Lainnya: Tanda dan Gejala HIV pada Minggu Pertama

2. Diare Disertai Demam

Pada penderita HIV, gejala diare bisa terjadi sebab infeksi virus atau bakteri tidak dapat ditangkal oleh sistem kekebalan tubuh mereka. 

Saat patogen masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan secara otomatis menaikkan suhu tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi.

Akibatnya, penderita HIV bisa mengalami demam selain diare. Penderita juga dapat merasakan kedinginan, nyeri kepala, atau nyeri tubuh.

3. Turunnya Berat Badan, Dehidrasi, dan Malnutrisi

Penderita HIV biasanya mengalami diare yang bersifat kronis atau jangka panjang. 

Jika ini terjadi, cairan yang keluar dari tubuh bisa sangat banyak sehingga dapat meningkatkan risiko berkembangnya gejala dehidrasi seperti kelelahan, pusing, serta meningkatnya rasa haus akibat diare ini.

Peradangan kronis pada saluran cerna juga bisa mengganggu terserapnya nutrisi dan vitamin ke tubuh dari makanan yang dikonsumsi. 

Akibatnya, penderita HIV dapat mengalami malnutrisi (kekurangan gizi) atau penurunan berat badan yang signifikan.

Jika kamu mengalami diare yang tak kunjung sembuh lebih dari seminggu, bahkan tak juga berhenti setelah diberikan pengobatan, jangan langsung khawatir. 

Periksakanlah dahulu kondisimu ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Untuk #JagaSehatmu, baca artikel kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Live Chat 24 jam

[RS]

Antiretroviral DiareHIVAIDS

Konsultasi Dokter Terkait