Kesehatan Umum

Suka Bekerja Multitasking? Jangan Dibiasakan, Ini Dampak Buruknya

dr. Arina Heidyana, 28 Agt 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Multitasking memang menjadi nilai tambah bagi yang mampu melakukannya. Namun jangan salah, skill ini ternyata mempunyai dampak buruk, lho!

Suka Bekerja Multitasking? Jangan Dibiasakan, Ini Dampak Buruknya

Multitasking memang dapat mengefisienkan waktu. Skill ini membantu Anda menyelesaikan banyak pekerjaan atau kegiatan sekaligus dalam waktu yang cepat.

Meski tampak keren, hal ini ternyata dapat membahayakan kesehatan Anda, lho. Penelitian menunjukkan dampak multitasking terhadap otak bisa sangat merugikan! 

Melakukan lebih dari satu tugas, aktivitas, atau kegiatan di waktu yang bersamaan kadang memang dapat menstimulasi kreativitas dan mencegah Anda dari kebosanan. Tapi, melakukan lebih dari satu tugas dalam waktu yang sama dapat meningkatkan beban mental.

Efek Bekerja Multitasking

Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi tubuh dan otak Anda saat melakukan multitasking. Jadi, berhati-hatilah. Berikut beberapa bahaya multitasking yang dapat timbul:

  1. Menurunkan Produktivitas

Bukannya meningkatkan produktivitas Anda, dampak multitasking justru menurunkan produktivitas. Mengerjakan beberapa tugas secara bersamaan akan membuat fokus terpecah.

Hal tersebut akan membuat Anda membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya. Karena itulah pekerjaan Anda tidak dapat selesai tepat waktu.

  1. Mengurangi Daya Ingat

Dalam studi yang dipublikasikan di PubMed, salah satu dampak multitasking disebut-sebut dapat menurunkan kemampuan otak untuk menyimpan informasi di saat melakukannya.

Selain itu, efek multitasking lainnya adalah berpotensi menurunkan kemampuan menyimpan atau mengingat memori jangka panjang.

Artikel Lainnya: Tidur Siang Singkat, Efektifkah Meningkatkan Produktivitas di Kantor?

  1. Rentan Kehilangan Fokus

Salah satu efek kerja multitasking adalah rentannya kehilangan fokus. Orang yang sering melakukan lebih dari satu tugas atau kegiatan dalam satu waktu, lebih gampang teralihkan perhatiannya atau kehilangan fokus.

Bahkan, para peneliti menjelaskan bahwa dengan semakin sering kehilangan fokus, maka para multitaskers akan kesulitan membedakan mana interupsi yang penting dan tidak penting.

Studi lain membandingkan antara pelaku multitasking yang mengerjakan hal berat serta ringan. Hasilnya, multitasker yang mengerjakan hal berat tampil buruk dalam tes kemampuan pengalihan tugas. Penyebabnya adalah mereka menghadapi kesulitan yang lebih besar dan membutuhkan pusat perhatian berlebih pada satu objek.

Artikel Lainnya: Jangan Biasakan Multitasking Saat Makan Siang, Ini Alasannya

  1. Meningkatkan Stres

Peneliti dari University of California, Irvine, menemukan bahwa orang yang bekerja multitasking cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi dan tingkat stres yang tinggi dibandingkan mereka yang tidak. Hal ini disebabkan oleh menumpuknya informasi yang sulit dicerna oleh otak.

Lalu, semakin banyak kegiatan multitasking, maka semakin banyak pula beban pikiran dalam otak. Dalam jangka panjang, mereka yang pikirannya terbebani akan menderita depresi, rasa cemas berlebih, penyakit kronis, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.

  1. Kehilangan Momen

Dampak lain dari bekerja multitasking adalah Anda akan melewatkan berbagai momen di dalam kehidupan. Pasalnya, saat Anda melakukan dua kegiatan ataupun pekerjaan di saat bersamaan, fokus Anda akan teralihkan pada dua hal tersebut.

Artikel Lainnya: Terus Berusaha Mengatasi Stres, Kenapa Malah Bikin Makin Penat?

  1. Menurunkan Kreativitas

Multitasking membutuhkan hal yang disebut working memory, yaitu kemampuan menyimpan informasi secara sementara. Ketika working memory ini habis karena terlalu banyak fokus yang terbagi dalam melakukan multitasking, maka kemampuan berpikir kreatif pun akan berkurang.

  1. Rentan Membuat Kesalahan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dampak multitasking dapat membuat orang kehilangan fokus dan menurunkan produktivitas. Nah, kehilangan fokus ini membuat pikiran menjadi terbagi sehingga kesalahan dalam pengerjaan pun mulai muncul.

  1. Merusak Hubungan

Melakukan multitasking erat kaitannya dengan penggunaan gawai. Salah satu studi dari University of Essex menunjukkan bahwa memiliki ponsel di dekat Anda saat melakukan percakapan serius dengan pasangan akan sangat mudah menimbulkan distraksi.

Hal tersebut menjadikan dampak multitasking dapat menyebabkan masalah, seperti berbeda pendapat dan kurangnya kepercayaan terhadap pasangan.

Bagi Anda yang sering melakukannya, pikirkanlah beberapa dampak multitasking terhadap otak di atas. Percayalah, memahami dan mengerjakan sesuatu satu per satu secara lebih detail dapat membuat hasil yang lebih berkualitas. 

Otak Anda juga bisa lebih optimal dalam menjalankan fungsinya alias tidak kebingungan sendiri. Karena itu, jika Anda sering melakukan multitasking, mungkin ini saatnya untuk berpikir ulang dan mengubah kebiasaan tersebut.

[WA]

Multitasking

Konsultasi Dokter Terkait