Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatPernapasanMenyelisik Penyebab Wabah Campak di Asmat, Papua
Pernapasan

Menyelisik Penyebab Wabah Campak di Asmat, Papua

Nur Budhi, 26 Jan 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Penyakit campak sedang mewabah dan menelan banyak korban jiwa di Kabupaten Asmat, Papua.

Menyelisik Penyebab Wabah Campak di Asmat, Papua

Berita duka kembali datang dari bagian timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Asmat, Papua. Salah satu bagian dari provinsi Mutiara Hitam tersebut lagi-lagi dilanda wabah campak, setelah yang terakhir terjadi pada tahun 2006.

Memiliki luas hampir 24.000 km2 dan wilayah yang didominasi hutan, Asmat menjadi salah satu kabupaten di Papua yang memiliki keterbatasan pendidikan dan pembangunan, termasuk kesehatan. Belakangan diketahui, setidaknya 95 penduduk Asmat meninggal dunia akibat campak dan malnutrisi.

Penyebab campak di Asmat

Mengutip liputan6.com, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menanggapi kasus campak yang sedang mewabah di Asmat. Mereka (KPAI) menyebutkan bahwa salah satu penyebab mewabahnya campak di daerah tersebut adalah pemberian vaksinasi yang tidak merata.

“Pada hari Jumat (12/1/2018) lalu, kami (KPAI) berdiskusi dengan Forum Merdeka 9. Mereka bilang, yang jadi permasalahan di sana (Asmat) terkait dana untuk vaksin,” kata Komisioner KPAI bidang Kesehatan, Sitti Hikmawatty.

Di sisi lain, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko, mengungkapkan bahwa wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua, dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat yang kurang peduli terhadap kesehatan.

Senada dengan itu, Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, SpM (K)., mengatakan bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab mewabahnya campak di Asmat, Papua, adalah karena faktor kebersihan lingkungan.

Sekilas tentang campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus golongan paramiksovirus. Menurut dr. Sara Elise Wijono, penyakit campak diawali dengan demam tinggi yang dapat mencapai 40⁰ C, disertai konjungtivitis, batuk, dan hidung berair.

Dua hingga tiga hari setelah munculnya gejala tersebut, penderita dapat mengalami bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mukosa mulut. Setelah itu, barulah muncul ruam kemerahan yang dapat menyebar dari area belakang telinga hingga wajah, leher, maupun dada.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, campak merupakan salah satu penyebab utama meninggalnya anak di dunia. Keadaan ini terutama terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Melihat fakta tersebut, tragedi campak dan malnutrisi yang terjadi di Asmat, Papua, dapat menjadi pelajaran berharga bahwa menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkunan adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Oleh karena itu, jagalah kesehatan Anda dan keluarga, perhatikan kebersihan diri dan lingkungan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta segera periksa ke dokter jika mengalami gejala yang merujuk pada campak. Dengan tindakan ini, apa yang terjadi di Asmat, Papua, tidak akan merebak ke provinsi-provinsi Indonesia lainnya.

[RVS]

MalnutrisiAsmatCampak

Konsultasi Dokter Terkait