Kesehatan Mental

Yuk, Kenali Beragam Jenis Depresi

Ruri Nurulia, 24 Jan 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jenis depresi bermacam-macam dan tidak semua orang tahu gejalanya. Apa saja?

Yuk, Kenali Beragam Jenis Depresi

Seperti penyakit kejiwaan lainnya, depresi bukanlah kondisi yang mudah dikenali apalagi dengan banyaknya variasi. Bisa saja Anda menganggap diri tengah dilanda depresi ketika merasa sedih atau kecewa. Namun, secara klinis depresi tidak sesimpel itu.

Menurut dr.Nadia Octavia, Depresi merupakan kelainan suasana hati, yang mengakibatkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Kondisi ini dapat memengaruhi cara berpikir dan berperilaku seseorang. Depresi juga bisa  memicu berbagai masalah fisik maupun psikis.

Ada beragam penyebab depresi yang bisa membuat jenis-jenis depresi menjadi berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa jenis depresi yang dikenali oleh para profesional:

  1. Depresi ringan, sedang, dan berat

Menurut Emma Citron, psikolog klinis asal Amerika Serikat seperti dilansir di laman Cosmopolitan. depresi ringan sampai sedang biasanya dapat diobati melalui terapi kognitif dan perilaku (CBT) dari psikolog atau konselor. Namun, jika Anda dianggap memiliki kondisi yang lebih parah, Anda mungkin akan diberi resep antidepresan. Jika suasana hati yang down berlangsung selama lebih dari dua minggu, itu adalah kode untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Jangan khawatir, kondisi ini hanya sementara dan dapat diobati.

  1. Depresi pascalahir (postnatal depression atau PND)

Kondisi ini umum dialami seorang ibu setelah melahirkan. Menurut penelitian dari Royal College of Psychiatrists, sekitar 10-15 persen ibu mengalaminya. Meski dianggap 'normal', tetapi risiko depresi pascalahir tak hanya muncul ketika bayi telah lahir.

Menurut Emma, depresi prenatal (selama kehamilan) mungkin muncul. Dalam kondisi tersebut Anda akan merasa sedih, cemas, dan mudah menangis karena khawatir akan hal-hal seputar kesehatan bayi di kandungan, atau faktor lainnya seperti ketidaknyamanan fisik, keuangan, dan lain-lain. Ada perubahan hormon besar-besaran ketika seorang wanita sedang hamil, karena itu sangat mungkin depresi dapat terjadi.

Selanjutnya

3.Gangguan bipolar

Juga dikenal sebagai manik depresif, gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem: dari kondisi paling bersemangat menjadi letih dan lesu yang disertai depresi.

“Ini merupakan jenis depresi yang serius yang umumnya hanya bisa disembuhkan dengan obat-obatan yang diresepkan oleh psikiater,” tegas Emma. Kondisi ini dapat menetap selama berpuluh-puluh tahun lamanya, karena itu jangan dianggap remeh.

Gangguan bipolar biasanya ditandai oleh episode mania, seperti misalnya berlari di jalanan tanpa pakaian, atau apapun yang tidak sesuai dengan kebutuhan individu. Bisa juga seseorang terlalu fokus pada satu hal dalam hidup hingga ke tingkat obsesif. Ketika pikiran mengambil alih rasa obsesif, saat itulah Anda harus waspada. Diagnosis gangguan bipolar harus dilakukan oleh seorang psikiater yang dirujuk oleh dokter umum.

4. Gangguan seasonal affective disorder (SAD)

SAD biasanya dialami pada musim dingin. Gejala depresi musiman ini sama dengan depresi biasa. “Hal yang menjadikan SAD berbeda adalah karena terjadi pada waktu tertentu dalam setahun. Gejala akan terlihat mulai awal September, dan mungkin dipicu oleh singkatnya siang saat mulai musim gugur. Mood yang rendah akan hilang saat musim semi tiba, seiring dengan siang hari yang lebih lama,” ungkap Stuart Haydock, pimpinan psikologi organisasi di perusahaan spesialis kesehatan Bupa, Inggris.

Pengobatan SAD dapat menjadi sulit karena adanya rentang waktu, tetapi dengan membicarakan tentang apa yang Anda rasakan dapat membawa hasil efektif. Dalam kasus yang lebih ekstrem, CBT dan antidepresan diperlukan.

Selanjutnya

5. Distimia

Distimia, atau yang juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (PDD) adalah depresi ringan secara konsisten, yang biasanya berlangsung selama dua tahun atau lebih.

“Distimia merupakan variasi dari berbagai mood. Namun, mood seseorang memang naik turun. Mengetahui kapan normal atau tidaknya bisa menyulitkan diagnosis,” terang Emma. Meski demikian, kondisi ini dapat lebih mudah diketahui oleh orang-orang terdekat.

“Tanpa Anda sadari, perilaku Anda membuat orang-orang di sekitar khawatir karena Anda mungkin mudah tersinggung atau lebih banyak menarik diri. Cobalah berpikiran terbuka dan menganggap kondisi ini serius. Bila perlu, ajak seseorang untuk menemani Anda menemui dokter umum,” Emma menyarankan.

Karena terjadi dalam jangka panjang, distimia dapat membuat Anda merasa 'normal'. Namun, seperti jenis depresi lainnya, distimia dapat disembuhkan dan sangat dianjurkan untuk minta bantuan profesional.

6. Depresi psikotik

Depresi psikotik merupakan depresi klinis berat dengan psikosis. Gejala psikosis ini meliputi halusinasi dan delusif. Kondisi ini jarang ditemukan, tetapi sangat berbahaya karena disertai dengan peningkatan risiko bunuh diri.

7.Depresi atipikal

Jenis depresi ini cukup sering ditemui. Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental yang diterbitkan American Psychiatric Association, pasien yang menderita depresi atipikal akan mengalami gejala depresi pada umumnya atau gejala depresi distimia. Namun, tidak seperti gejala depresi pada umumnya, suasana hati pasien depresi atipikal akan membaik jika terjadi ada hal-hal baik menimpanya.

8. Gangguan campuran ansietas dan depresi

Kondisi emosional yang tidak menyenangkan seperti rasa cemas dan gelisah (ansietas) sering terjadi seiring dengan depresi, sehingga diagnosis campuran bukanlah hal yang tidak biasa meski ansietas bukanlah jenis depresi.

Penderita dapat mengalami gangguan tidur dan nafsu makan, ketidakmampuan untuk konsentrasi, dan kurangnya motivasi. “Ansietas dan depresi bisa sulit untuk dipisahkan.” ungkap Emma.

Gejala ansietas meliputi sesak napas, jantung berdebar kencang, telapak tangan berkeringat, merasa takut dan gelisah, dan kadang terjadi serangan panik. Pengobatan ansietas ini sangat mirip dengan depresi. CBT dan pemberian antidepresan terbukti efektif.  

Kesehatan mental adalah kondisi dimana individu yang menyadari potensi dirinya, dapat mengatasi tekanan, bekerja dengan baik dan produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi kelompoknya. Karena itu, jika kesehatan mental terganggu dengan munculnya bermacam-macam gejala depresi, harus segera ditangani. Lebih cepat depresi dideteksi, akan semakin cepat juga penanganannya supaya bisa sembuh dan tidak berkembang menjadi depresi klinis.

[RVS]

Postnatal depressionDepresikesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait