Menyingkap Fakta di Balik Mitos Rambut Rontok
dr. Alvin Nursalim, SpPD, 18 Nov 2020
Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter
Pernahkah Anda dengar kalau sering menggunakan topi bisa bikin rambut rontok? Yuk, simak sederet mitos dan fakta seputar rambut rontok berikut ini.
Ketika orang mengalami rambut rontok, biasanya orang langsung cemas dan berpikir bahwa dirinya akan terkena kebotakan. Padahal, tidak semua rambut rontok itu merupakan hal yang abnormal.
Memang, ada banyak mitos rambut rontok yang beredar di masyarakat. Hal ini tentu saja disayangkan karena salah penanganan dapat terjadi akibat memercayai mitos tersebut, yang kemudian bisa memperburuk kondisi kerontokan.
Berikut adalah beberapa mitos rambut rontok yang harus Anda tahu:
1. Mitos: Kerontokan Rambut Setiap Hari Akan Berujung pada Kebotakan
Rambut rontok 100 helai per hari merupakan hal yang normal. Biasanya ini terjadi saat tubuh berada dalam fase istirahat.
Namun, apabila rambut rontok secara berlebihan, maka dapat menyebabkan penipisan rambut, baik sementara atau permanen. Apabila ini terjadi, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter agar rambut rontok tidak terjadi secara terus-menerus, dan berujung pada kebotakan.
Artikel Lainnya: Rambut Rontok, Sering Terjadi pada Pria atau Wanita?
2. Mitos: Rambut Rontok Diturunkan dari Ibu
Hal ini tidak benar sama sekali. Penyebab rambut rontok bukan hanya dari pihak ibu, melainkan juga bisa diwariskan dari ayah.
Jadi, baik ibu maupun ayah sama-sama dapat memengaruhi gen rambut rontok pada anak.
3. Mitos: Pakai Topi Terlalu Sering Bisa Bikin Rambut Gampang Rontok
Ini adalah salah satu mitos rambut rontok yang sering ditemui.
Faktanya, memakai topi tidak menyebabkan rambut rontok selama tidak menggunakannya terlalu kencang di kepala. Apabila terlalu kencang, maka dapat memengaruhi folikel rambut.
4. Mitos: Rambut Rontok Hanya Dialami oleh Orang yang Sudah Tua
Seiring dengan bertambahnya umur, rambut kita memang akan menipis. Namun, rambut rontok juga bisa dialami pada usia muda.
Penyebab kerontokan rambut pada usia muda bisa karena hormonal, nutrisi yang kurang baik, atau terlalu sering mengecat rambut. Karena itu, cobalah untuk membiasakan pola hidup sehat agar Anda tidak mengalami rambut rontok yang berlebihan di usia muda.
5. Mitos: Tidak Ada Cara yang Benar-Benar Ampuh untuk Melindungi Rambut
Faktanya, Anda dapat melakukan berbagai cara untuk melindungi rambut Anda. Untuk menjaga kesehatan rambut dari dalam, konsumsilah asupan makanan yang mengandung protein, vitamin, besi, dan omega-3.
Contohnya meliputi salmon, bayam, kacang walnut, ubi, kacang-kacangan, daging ayam, telur, susu, dll.
Artikel Lainnya: Diet Bikin Rambut Rontok? Ini Faktanya
Selain itu, bersihkan rambut secara rutin, hindari terlalu sering berkontak dengan zat-zat kimia perusak rambut, dan hindari paparan sinar matahari terlalu lama. Dengan demikian, kesehatan rambut Anda akan selalu terjaga hingga usia tua.
6. Mitos: Kebotakan Hanya Dapat Terjadi pada Pria
Ini adalah mitos rambut rontok yang umum beredar di masyarakat. Walaupun keluhan kebotakan banyak dirasakan oleh pria, nyatanya kebotakan dapat terjadi pada pria dan wanita.
Alopesia androgenik adalah kebotakan wanita yang diwariskan. Sesuai dengan namanya, hormon yang berperan adalah hormon androgen. Jadi, mitos rambut rontok ini tak perlu Anda percaya lagi.
7. Mitos: Kebotakan Pasti Diturunkan
Tidak semua jenis kebotakan diturunkan. Beberapa jenis kebotakan yang berhubungan dengan beberapa penyakit tertentu tidak diturunkan. Misalkan, kebotakan terkait tumor kelenjar pituitari atau karena efek obat tertentu seperti kemoterapi.
Sekarang Anda sudah tahu apa saja fakta tentang rambut rontok. Karena itu, jangan sampai termakan mitos rambut rontok dan salah melakukan langkah perawatan rambut. Ingatlah bahwa untuk menjaga kesehatan rambut, Anda tentu perlu merawatnya dengan baik secara rutin dan konsisten.
Jika Anda masih punya pertanyaan mengenai rambut rontok atau masalah kesehatan lainnya, tak ada salahnya untuk konsultasi lebih lanjut kepada dokter melalui Live Chat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
[FY]
Konsultasi Dokter Terkait
Artikel Terkait