Tulang

Pertolongan Pertama pada Korban Luka, Patah Tulang dan Trauma

dr. Dyah Novita Anggraini, 16 Jan 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Inilah kiat pertolongan pertama pada korban luka, patah tulang dan trauma seperti musibah ambruknya lantai balkon Tower II BEI.

Pertolongan Pertama pada Korban Luka, Patah Tulang dan Trauma

Senin (15/1/2018) siang, lantai balkon Tower II BEI atau Gedung Bursa Efek Indonesia, roboh. Menurut informasi, dalam musibah tersebut, terdapat belasan korban luka dan patah tulang. Selain itu, ada pula korban trauma.

Saat Anda kebetulan berada di situasi seperti yang terjadi di BEI saat ini, tenangkan diri dan jangan panik. Hal selanjutnya yang dapat Anda lakukan adalah periksa kondisi vital korban seperti pergerakan nafas korban, apakah korban masih bernapas, atau pernapasan terlihat berat. Periksa denyut nadi korban dan segera panggil bantuan medis dari rumah sakit terdekat.

Luka fisik yang kemungkinan terjadi saat korban tertimpa benda berat adalah luka tubuh terbuka dan patah tulang. Tulang dikatakan patah (fraktur) ketika tubuh mengalami kondisi terputusnya keutuhan susunan tulang menjadi beberapa bagian.

Patah tulang digolongkan menjadi 2 macam yaitu patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Patah tulang terbuka adalah suatu kondisi sebagian atau keseluruhan tulang yang patah terlihat keluar dari menembus kulit. Sedangkan patah tulang tertutup adalah suatu kondisi tulang yang mengalami patah tidak sampai keluar menembus kulit.

 

Pertolongan pertama korban luka  dan patah tulang

Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan jika melihat korban dengan kondisi patah tulang:

  1. Jangan memindahkan korban ke tempat lain sampai ada petugas medis yang datang, terutama apabila luka terlihat di area kepala, leher dan tulang belakang.
  2. Jika korban terlihat mengeluarkan banyak darah, cari sumber perdarahan dengan menggunting pakaian korban sebelum melakukan pertolongan. Jika sudah terlihat sumbernya, usahakan untuk menghentikan perdarahan dengan mengangkat posisi bagian tubuh yang mengalami perdarahan (jika daerah tersebut tidak terlihat ada tulang yang keluar) lalu tekan sumber perdarahan dengan kain penutup yang berada di sekitar Anda.
  3. Jangan berusaha untuk mengembalikan tulang yang terlihat keluar menembus kulit dengan menekannya . 
  4. Jangan memberikan minuman atau makanan pada korban.
  5. Jika di sekitar Anda ada es, kompres area tulang yang patah dengan menggunakan es yang sudah dilapisi kain (dibungkus). Jangan meletakkan es langsung di atas kulit tanpa dilapisi. Kompres dengan es membantu korban mengurangi rasa nyeri dan mengurangi pembengkakan yang terjadi.
  6. Jika Anda memiliki kemampuan untuk membuat bidai (splint). Lakukan pemasangan bidai di bagian atas dan bawah luka untuk menjaga dan mencegah pergerakan sendi di atas dan di bawah bagian tulang yang patah. Bidai dapat dibuat dengan melipat majalah atau karton dan pasang di area atas dan bawah luka yang terbuka lalu ikat dengan menggunakan potongan kain.
  7. Jika korban sadar, temani korban dan jaga kondisinya agar tetap terjaga sampai bantuan medis datang ke lokasi.
  8. JIka korban terlihat menunjukkan tanda – tanda syok seperti lemas, mengeluh pusing, kulit terlihat pucat, sesak nafas, peningkatan denyut nadi atau keringat dingin segera tutupi korban dengan pakaian hangat.

Pertolongan pada korban trauma

Dalam musibah tersebut, korban luka atau patah tulang juga biasanya mengalami trauma psikologis. Bahkan mereka yang berada di lokasi namun tidak mengalami cedera apa pun, bisa saja mengalami trauma jenis ini.

Trauma psikologis adalah jenis kerusakan jiwa yang terjadi akibat dari suatu peristiwa traumatik. Kondisi ini dapat terjadi seumur hidup dan berkembang menjadi gangguan stres paska trauma, jika tidak ditangani dengan segera dan didukung oleh orang di sekitarnya.

Terdapat tiga periode kejadian trauma sebagai berikut:

·  Periode impak. Periode ini berlangsung sepanjang bencana terjadi dan berlangsung singkat. Dalam masa ini korban diliputi perasaan tidak percaya terhadap apa yang mereka alami.

·  Periode penyejukan suasana. Periode ini berlangsung beberapa hari setelah kejadian.

·  Periode post traumatic. Periode ini berlangsung lama dan bisa menetap sepanjang hidupnya.

JIka korban mengalami rasa trauma dukungan keluarga sangat berperan. Selain itu setelah kejadian berlangsung jika rasa trauma korban berlebihan sebaiknya segera konsultasikan lebih lanjut dengan psikolog. Psikolog akan memberikan psikoterapi sesuai dengan kondisi korban saat itu dan jika tidak membantu psikolog akan merujuk kepada psikiatri agar dapat diberikan farmakoterapi dengan mengunakan obat.

Demikian, kiat memberikan pertolongan pada korban luka, patah tulang dan trauma, seperti dalam musibah ambruknya lantai balkon Tower II BEI. Satu hal yang pasti, dalam membantu menangani korban, Anda tidak perlu panik, sembari menunggu pertolongan medis tiba.

[RVS]

traumaPertolongan PertamaKorban LukaTower II BEIPatah Tulang

Konsultasi Dokter Terkait