HomeInfo SehatBerita KesehatanGunung Agung Kritis, Inilah Cara Menghindari Bahaya Gunung Api !
Berita Kesehatan

Gunung Agung Kritis, Inilah Cara Menghindari Bahaya Gunung Api !

Kartika Tarigan, 03 Okt 2017

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ancaman bahaya yang ditimbulkan Gunung Api, seperti Gunung Agung di Bali, bisa diantisipasi dengan cara-cara di bawah ini!

Gunung Agung Kritis, Inilah Cara Menghindari Bahaya Gunung Api !

Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali masih menjadi perhatian. Meski belum meletus, gunung api tertinggi di Pulau Dewata itu masih terus menunjukkan tanda-tanda kritis. Pekan ini saja, tercatat ada 500 kali gempa vulkanik, aktivitas vulkanik dangkal 300 kali lebih, dan tektonik lokal 70 kali.

Gempa terus-menerus tersebut menyebabkan permukaan kawah Gunung Agung retak. Kondisi ini berpotensi menimbulkan ancaman bahaya bagi siapapun yang ada dalam radius berbahaya.

Tanda-tanda yang Anda ketahui terjadi pada Gunung Agung tersebut memang khas dari gunung api yang akan meletus. Selain itu, ada beberapa tanda lainnya yang mungkin terjadi.

Dengan mengenali tanda-tanda alam gunung api akan meletus, Anda bisa mencari cara untuk melindungi diri dari bencana tersebut.

Di bawah ini adalah tanda-tanda yang umum terjadi ketika gunung api meletus, dan bagaimana melindungi diri dari ancaman bahayanya:

1.Awan panas

Awan panas merupakan hasil letusan gunung api yang terdiri dari batu, pasir dan gas bersuhu tinggi. Awan panas bisa menjadi sangat berbahaya, sebab bisa meluncur dengan kecepatan yang sangat tinggi. Menurut Kepala‎ Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)‎, Sutopo Purwo Nugroho, suhu awan panas hingga 600-800 derajat celcius. Kecepatannya menuruni lereng mencapai 200-300 kilometer per jam. Kondisi ini tentu saja sangat mengancam siapapun yang ada dalam radius berbahaya.

Cara menghindari awan panas: Biasanya saat aktivtas gunung meningkat, perubahan jarak jangkau awan panas akan terjadi sangat cepat. Hindari alur sungai atau lembah yang dialiri endapan awan panas pada saat musim penghujan. Hindari beraktivitas di jalur sungai.

2.Abu vulkanik

Hujan abu berasal dari letusan gunung api. Saat terjadi, biasanya menyebabkan pencemaran udara yang mengganggu pernapasan dan jarak pandang. Selain dari awan panas, abu vulkanik biasanya berasal dari piroklastik yang berjatuhan, yaitu material berbagai ukuran yang berasal langsung dari letusan gunung api.

Cara menghindari: Menjauhlah dari jangkauan lontaran material gunung api. Ikuti imbauan radius aman dari pihak yang berwenang, yaitu BNPB dan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Saat terjadi abu vulkanik, sebaiknya jangan menggunakan kontak lensa pada mata. Selalu lindungi tubuh Anda dengan pakaian tertutup seperti baju lengan panjang dan celana panjang.

Gunakan juga topi, masker penutup hidung dan kacamata untuk melindungi diri dari abu vulkanik yang menyebabkan iritasi. Selain itu, kurangilah aktivitas di luar ruangan seperti berkendara saat abu vulkanik menebal. Jika Anda berada di dalam bangunan, tutup semua jendela, pintu dan lubang ventilasi. Matikan penyejuk ruangan dan letakkan handuk lembap di antara pintu dan tanah.

Untuk memberi makan ternak, cucilah tanaman atau rumput terlebih dahulu sebelum diberikan pada hewan ternak. Hal ini untuk mencegah hewan mengalami gangguan pencernaan.

3.Gas dan lahar panas

Awan panas yang keluar dari gunung api mengandung gas yang sangat berbahaya jika terhirup manusia. Untuk itu, jauhilah sumber gas jika mulai tercium bau yang sangat tajam dan menyengat. Daerah yang mengeluarkan gas biasanya ditandai dengan tanaman kering atau terdapat hewan mati di sekitar wilayah tersebut.

Oleh karenanya, jangan melakukan aktivitas di tempat yang memiliki bau gas tajam.Jika terpaksa harus keluar rumah, sebaiknya tidak melakukan aktivitas sambil duduk atau berjongkok di bawah 1 meter, terlebih saat udara mendung dan hujan. Selalu gunakan masker selalu untuk melindungi pernapasan Anda.

Saat kondisi gunung api kritis, lahar dingin akan muncul saat curah hujan tinggi. Tumpukan material vulkanik di puncak gunung api kemudian berubah menjadi lahar. Jika ini terjadi, jangan melakukan aktivitas apapun di jalur sungai atau jalur yang dilalui lahar tersebut. Derasnya arus lahar dapat merusak apapun yang dilaluinya. Informasi dan kiat di atas sangat penting untuk diketahui agar Anda dan orang-orang di sekitar Anda terhindar dari bahaya gunung api.

Bagi Anda yang tinggal di Bali dan berdekatan dengan Gunung Agung, harap lebih berhati-hati, ya!

[NP/ RVS]

Bencana AlamGunung ApiGunung AgungGunung Agung Kritis

Konsultasi Dokter Terkait