Kesehatan Anak

Kenali Gejala Psikopat dalam Diri Anak sejak Dini

Kartika Tarigan, 14 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gejala psikopat ternyata sudah dapat diketahui sejak masih anak-anak. Namun, benakah hal tersebut terlihat atau perlu bantuan medis untuk diagnosisnya?

Kenali Gejala Psikopat dalam Diri Anak sejak Dini

Baru-baru ini warga Indonesia dikagetkan oleh kasus serial pemerkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga dan juga pembunuhan Hakim Jamaluddin oleh istrinya sendiri. Banyak yang menilai bahwa kedua pelaku memiliki gejala psikopat. Tentunya, ini makin meresahkan Anda. Bagaimana cara mengetahui gangguan mental tersebut?

Apa Sebenarnya Psikopat?

Psikopat bukan istilah resmi yang menggambarkan gangguan mental ini. Dalam dunia medis masalah ini disebut Antisocial Personality Disorder. Istilah ini digunakan untuk memggambarkan ciri-ciri atau perilaku seseorang yang tidak berperasaan, tidak peduli, dan suka menipu.

Dilansir dari The Telegraph, Profesor Stephen Scott dari Institute of Psychiatry di King's College London mengatakan satu persen anak-anak menunjukkan sifat tidak memiliki emosi. Dalam beberapa kasus ekstrem, anak-anak yang tidak dapat menujukkan perasaannya dapat menjadi pelaku kriminal psikopat.

Sebenarnya, gejala psikopat dapat dideteksi sejak dini. Bahkan dari masa anak-anak. Menurut Ikhsan Bela Persada, M.Psi., Psikolog dari KlikDokter,  setiap orang sebenarnya memiliki kecenderungan agresi. Biasanya, agresi ini adalah suatu pelampiasan emosi, sedangkan psikopat akan melampiaskannya pada orang lain dengan cara yang salah.

Mengutip situs Independent, sifat tak berperasaan dan tanpa emosi yang dikenal sebagai callous and unemotional (CU) merupakan ciri psikopat. Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Abnormal Child Psychology, sifat tersebut ternyata juga dapat dideteksi pada bayi dan balita.

Gejala Psikopat Sudah Terlihat Sejak Balita

Penelitian itu menyebutkan sifat psikopat pada anak-anak dapat mulai diamati saat memasuki usia tiga tahun. Semakin cepat orang tua menyadari sifat tersebut, semakin besar kemungkinan untuk menyelamatkan anak. Pasalnya jika sifat tersebut dibiarkan berkembang, anak mungkin akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak berperasaan dan menjadi antisosial.

Penelitian tersebut dilakukan dengan bantuan orang-orang yang berada di sekitar anak, seperti orang tua dan guru. Para peneliti menggunakan sejumlah metode dan pertanyaan untuk mengamati sekitar 200 anak berusia 3-6 tahun.

Hasilnya, penelitian menunjukkan ada sekitar sepuluh persen anak yang menunjukkan tanda psikopat. Anak-anak tersebut menunjukkan gejala seperti kurang rasa empati, tak memiliki belas kasih, dan tidak menunjukkan emosi atau rasa penyesalan. Agar leih jelas, berikut ini tanda si Kecil mengalami gejala psikopat.

Artikel Lainnya: Heboh Pembunuhan Hakim Jamaludin, Apakah Istrinya Psikopat?

  • Punya Penampilan dan Kharisma Menarik

Umumnya, anak yang cenderung psikopat punya tampilan fisik yang menarik. Bisa juga si kecil memiliki kharisma yang dapat membuat orang memujanya. Namun ketika ada masalah di sekitarnya, dia tidak akan peduli.

  • Tidak Merasa Bersalah dan Menyesal

Saat Anda melakukan suatu kesalahan, tentunya akan meminta maaf bahkan merasa berasalah. Namun, anak dengan kencenderungan psikopat tidak peduli dengan hal tersebut. Bisa jadi dia justru akan menyalahkan orang lain.

  • Punya Ketertarikan Terhadap Hal Khusus

Memang setiap anak punya suatu hal yang disukainya. Namun, anak yang memiliki gejala psikopat sangat mendalami hal yang membuatnya tertarik tersebut. Bahkan, menjadi bahan pembicaraannya sehari-hari atau satu-satunya hal yang dipedulikan.

  • Mudah Marah

Salah satu gejala psikopat adalah perubahan mood yang sangat cepat. Misalnya, anak Anda bersikap manis 5 menit sebelumnya. Namun setelah 5 menit berlalu dia marah karena ada sesuatu yang tidak disukainya.

Artikel Lainnya: Hakim Jamaluddin Dibunuh Akibat Cemburu, Apakah Ini Masalah Mental?

  • Kurang Memiliki Empati

Jika terjadi suatu masalah di sekitarnya, si Kecil tidak akan peduli. Padahal, dia mengerti kalau hal tersebut dapat merugikan atau membahayakan orang lain.

Kembangkan Keterampilan Emosional agar Gejala Tidak Berkembang

Psikolog dari Universitas New South Wales, Australia, Eva Kimonis mengatakan bahwa tes demikian sudah digunakan untuk mengecek gejala psikopat pada remaja dan orang dewasa. Namun peneliti telah menambahkan metode baru dan merancangnya sedemikian rupa, hingga cukup valid untuk digunakan pada objek yang berusia lebih muda.

Eva yang juga pemimpin tim peneliti tersebut mengatakan, anak-anak prasekolah yang menunjukkan gangguan perkembangan empati, mengalami masalah dalam memproses emosi. Hal itu mirip dengan yang ditemukan peneliti pada populasi remaja dan orang dewasa yang lebih tua dengan masalah yang sama.

Menurut Eva, hasil dari penelitian ini bukanlah ditujukan untuk mengobati anak yang mengalami psikopat. Namun lebih kepada merangsang anak dan orang di sekitarnya untuk mengembangkan keterampilan emosional, sehingga anak akan meninggalkan gejala psikopat seiring berjalannya waktu.

Artikel Lainnya: Waspada, Ini Ciri-Ciri Psikopat dan Tempat Mereka Mencari Korban

Peran Penting Orang Tua untuk Atasi Gejala Psikopat

Pada akhirnya, peneliti melatih orang tua untuk bersikap hangat dan penuh kasih kepada anak-anak guna melihat apakah sifat tersebut bisa mengurangi sifat tak berperasaan (psikopat) dari waktu ke waktu.

Penelitian lain bahkan mengamati anak dengan usia yang jauh lebih muda. Para peneliti mencoba mengamati perkembangan anak melalui perilaku dan minatnya.

Dalam penelitian ini, para orang tua diberi pertanyaan, apakah anak merasa khawatir dan peduli tentang perasaan orang lain. Atau apakah anak terlalu egois, kejam terhadap hewan, dan merasa bersalah ketika mereka melakukan hal yang salah, serta pertanyaan lain.

Hasilnya, anak yang menunjukkan kecenderungan untuk berinteraksi dengan objek selain manusia lebih mungkin menunjukkan ciri psikopat di usia dini. Hal ini berpotensi menimbulkan perilaku antisosial di masa depan.

Nyatanya, para peneliti beranggapan bahwa kasih sayang dan kehangatan dari orang tua dapat mencegah anak menjadi seorang psikopat. Untuk itu, orang tua perlu lebih sering berinteraksi dan mendengarkan setiap keluh kesah anak.

Jika anak menunjukkan gejala kelainan perilaku yang merujuk ke ciri-ciri psikopat, cobalah untuk lebih dulu mengajarinya hal yang benar. Namun jika gejala terlihat semakin tak terkendali, Anda perlu segera menemui ahli untuk membicarakan masalah tersebut.

Ingat kesehatan mental anak harus selalu dijaga. Bila Anda memerlukan sejumlah informasi soal gejala psikopat, bisa langsung bertanya ke ahlinya via Live Chat di aplikasi KlikDokter.

[BA/RVS/AYU]

AnakGejala PsikopatPsikopat

Konsultasi Dokter Terkait