HomePsikologiKesehatan MentalMengapa Banyak Wanita Muda Memutuskan Jadi Lesbian?
Kesehatan Mental

Mengapa Banyak Wanita Muda Memutuskan Jadi Lesbian?

Kartika Tarigan, 28 Agu 2017

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Beredar foto bos First Travel dengan seorang teman wanitanya. Banyak warganet yang menduga keduanya adalah pasangan lesbian.

Mengapa Banyak Wanita Muda Memutuskan Jadi Lesbian?

Kasus penipuan dan penggelapan dana umrah oleh First Travel masih menjadi perbincangan hangat. Kini media diramaikan oleh isu baru yang menyebutkan bahwa adik dari Anniesa Hasibuan, Kiki Hasibuan alias Siti Nuraidah Hasibuan adalah penyuka sesama jenis atau lesbian.

Kabar yang menyebutkan bahwa Kiki adalah seorang penyuka sesama jenis atau lesbian beredar seiring dengan foto-foto yang menunjukkan keintiman dirinya dan teman wanitanya.

Terlepas dari kasus tersebut, sebenarnya apa alasan seorang wanita memutuskan untuk menjadi seorang lesbian?

Mengutip Psychology Today, belakangan ini angka wanita muda yang mengaku sebagai lesbian terus meningkat. Sebuah penelitian dari Cornell University menemukan bahwa hampir 15% remaja wanita mengaku sebagai lesbian dan biseksual.

Penelitian itu dilakukan terhadap orientasi seksual pada 20.000 remaja di Amerika Serikat. Hasilnya sebanyak 85% remaja wanita masih menyukai lawan jenis atau heteroseksual, sekitar 0,5% remaja yang tidak menjawab, dan 14% sisanya mengaku sebagai lesbian dan biseksual.

Sementara pada pria, dari penelitian yang sama ditemukan angka homoseksual yang lebih rendah. Hanya 5% remaja laki-laki yang mengaku sebagai penyuka sesama jenis.

Menurut seorang psikolog, Leonard Sax, M.D., Ph.D., hal itu karena pria dan wanita memiliki daya tarik dan kondisi seksual yang berbeda.

Dari sejumlah survei yang dilakukan, Sax mengaku sering mendapat jawaban bahwa lesbian mulanya hanya coba-coba.

Dia menyebut pernah mendapatkan jawaban bahwa seseorang menjadi lesbian hanya karena dirinya haus akan perhatian. Karena wanita yang menjadi lesbian merasa bahwa saat dirinya memutuskan untuk ‘membelok’, maka perhatian akan tertuju pada dirinya.

Setelah melalui pengamatan yang panjang, Sax menemukan bahwa siapa pun bisa menjadi seorang lesbian atau biseksual. Bahkan orang yang sebelumnya dinilai normal pun dapat berubah jika menemukan ‘sesuatu’.

“Saat seorang remaja wanita mencium remaja wanita lainnya dan dia menyukai hal itu, maka semuanya akan berubah,” tutur Sax.

Faktor lain, sambungnya, ada beberapa orang yang merasa nyaman dan merasa bahwa hanya teman wanitalah yang dapat mengerti dirinya.

Banyak yang meyakini bahwa Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) disebabkan masalah gen, faktor lingkungan, trauma –pernah mengalami kekerasan seksual di masa lalu, atau merasa lelah selalu dikecewakan oleh lawan jenis. Sebagian orang menyebut LGBT sebagai masalah psikologi dan sebuah penyakit.

(NB/ RH)

LesbianLGBTOrientasi SeksualFirst Travel

Konsultasi Dokter Terkait