Pernikahan Viral Remaja 16 Tahun dengan Nenek 71 Tahun

Pepatah bilang cinta itu buta dan kadang tak ada logika. Pepatah ini mungkin ada benarnya bagi seorang remaja bernama Selamat Riyadi yang berusia 16 tahun dengan seorang nenek bernama Rohaya yang berusia 71 tahun.

Pernikahan beda usia lebih dari setengah abad itu berlangsung pada hari Minggu 2/7 di Sumatera Selatan. Meski alasan Selamat menikahi nenek Rohaya lantaran karena cinta, namun secara psikologis ternyata ada berbagai alasan mengapa pria jatuh cinta dengan wanita yang lebih tua.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Sandra L. Caron, profesor family relations and human sexuality di University of Maine. Ia meneliti pasangan berbeda usia (wanita berusia minimal 10 tahun lebih tua dari pria) dan menemukan ada alasan tertentu di balik hubungan beda usia tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Couple and Relationship Therapy ini, menemukan bahwa wanita cenderung menyukai vitalitas pria yang lebih muda. Pria yang lebih muda juga memberikan energi serta semangat positif dalam hidupnya.

Sementara itu, pria muda menyukai sisi dewasa dan rasa percaya diri wanita yang berusia lebih tua darinya. Hal inilah yang terkadang tidak ditemui pria pada wanita muda.

Studi lain yang juga dilakukan oleh dr. Caron, membandingkan preferensi teman kencan atau pasangan wanita usia 35–50 tahun dan wanita usia 20–25 tahun. Hasilnya, wanita yang berusia lebih tua cenderung lebih terbuka dalam memulai hubungan asmara.

Mereka tidak merasa masalah untuk berkencan dengan pria yang usianya jauh lebih muda. Mereka juga tidak mempermasalahkan ras, agama, status social, dan ekonomi.

Seorang sosiolog dari University of Washington, dr. Pepper Schwartz menyebutkan bahwa pria cenderung tertarik dan bisa jatuh cinta secara dalam pada wanita yang lebih tua karena sikap dewasanya. Mereka juga biasanya lebih matang, tahu apa yang dirinya inginkan, berpengetahuan luas, dan memiliki sifat mengayomi.

Pernikahan yang dilakukan remaja 16 tahun dan nenek 71 tahun ini memang masih menjadi sorotan dan dianggap tidak lazim di masyarakat. Namun sebenarnya, memilih pasangan hidup –baik yang seumuran, lebih tua atau lebih muda– kembali pada pribadi masing-masing.

(DA/ RH)