HomePsikologiKesehatan MentalOrang Perkotaan Berisiko Terkena Penyakit Mental
Kesehatan Mental

Orang Perkotaan Berisiko Terkena Penyakit Mental

Tim Redaksi KlikDokter, 27 Jun 2011

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sebuah studi menunjukkan, bahwa hidup di kota meningkatkan risiko terkena gangguan mental, termasuk depresi dan skizofrenia atau gangguan jiwa, dibanding dengan orang...

Orang Perkotaan Berisiko Terkena Penyakit Mental

KlikDokter.com – Sebuah studi menunjukkan, bahwa hidup di kota meningkatkan risiko terkena gangguan mental, termasuk depresi dan skizofrenia atau gangguan jiwa, dibanding dengan orang yang  tinggal di daerah. Penelitian dilakukan sekitar setengah dari orang-orang yang tinggal di perkotaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Montreal Imaging Stress Task menunjukkan 12 persen penduduk kota lebih berisiko terkena gangguan mental dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di pedesaan.

Lebih dari itu, terdapat juga risiko gangguan otak seperti skizofrenia atau gangguan jiwa, dengan paparan delusi dan halusinasi. Hasil penelitian menjelaskan kondisi penyakit skizofrenia dua kali lipat akan menyerang  orang yang lahir dan dibesarkan di kota, dibandingkan orang yang dilahirkan dan dibesarkan di daerah non perkotaan.

Paparan stres setiap hari seperti, keadaan lalu lintas, polusi udara, akan memberikan dampak risiko terkena penyakit mental di kalangan penduduk kota. Menurut Jens Pruessner, direktur Pusat McGill University Montreal, Kanada, “stres tentu saja akan ada setiap harinya di lingkungan perkotaan dengan penyebab yang beragam, dibandingkan dengan orang yang tinggal di lingkungan pedesaan.”

Peneliti dilakukan dengan cara tes perhitungan yang dilakukan oleh peserta yang diambil  dari perkotaan dan pedesaan. Ditambah juga pengambilan gambar dari otak menggunakan teknologi canggih yang tersedia.

Menurut Pruessner, hasil penelitian menunjukkan, bahwa hidup diperkotaan dikaitkan dengan respon stres yang sangat tinggi di wilayah otak, yang memengaruhi emosional dan suasana hati, serta di daerah otak kedua, yang disebut korteks cingulate, menunjukkan hubungan ke suasana hati yang negatif dan stres, ditemukan dan aktif pada orang yang dibesarkan di kota-kota.

Pruessner menjelaskan, “jadi, jika nanti seseorang tidak tinggal lagi di kota tetapi dulunya sudah tinggal di kota selama lebih dari 15 tahun, gangguan otak seperti yang dijelaskan diatas akan tetap ada mempengaruhi emosional dan suasana hati.”

“Untuk mengontrol stres, ia mengatakan, penduduk kota dapat mencoba meditasi yang bagus untuk saraf. Jika tidak membantu, ia merekomendasikan liburan akhir pekan,” ujarnya lebih lanjut.

Lebih jauh penelitian terus dikembangkan dengan tujuan membantu perencanaan kota yang lebih baik dan lebih kondusif untuk kesehatan mental.[](SN)  

Penyakit Mental

Konsultasi Dokter Terkait