HomeInfo SehatMataSakit Migren, Pakai Kaca Mata Hitam Aja!
Mata

Sakit Migren, Pakai Kaca Mata Hitam Aja!

Tim Redaksi KlikDokter, 17 Jan 2010

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sakit Migren, Pakai Kaca Mata Hitam Aja!

Sakit Migren, Pakai Kaca Mata Hitam Aja!

Bila Anda kerap menderita akibat sakit migren, nasihat yang satu ini mugkin dapat dicoba. Tidurlah sambil mengenakan kaca mata hitam!

Peneliti di Israel mengindikasikan, beristirahat dengan menggunakan kaca mata hitam mungkin dapat membantu mengatasi sakit migren kronis. Sudah sejak lama diketahui, cahaya membuat sakit migren makin menjadi-jadi. Tetapi hingga kini belum ada penjelasan mengapa hal itu terjadi.

Para ahli dari Beth Israel Deaconess Medical Centre berhasil memecahkan misteri itu. Mereka mengidentifikasi pola visual yang menyebabkan sensitivitas terhadap cahaya pada saat migren, baik pada orang buta maupun pada orang dengan penglihatan normal.

"Penderita migren dapat mengenakan kaca mata hitam bahkan pada malam hari," ungkap penulis riset Dr Rami Burstein, professor anestesi dan pengobatan kritis di BIDMC dan Harvard Medical School, seperti dikutip Nature Science. Ia menambahkan cahaya yang paling suram pun dapat membuat sakit migren memburuk.

Sakit migren pain diyakini terjadi ketika meninges, sistem membran yang melapisi otak dan sistem saraf pusat, mengalami gangguan atau iritasi. Hampir 85 persen pasien migren menjadi sangat sensitif terhadap cahaya, atau dikenal dengan istilah photophobia.

Dari observasi terungkap bahwa pasien buta penderita migren pun mengalami photophobia. Inilah membuat Burstein dan rekannya Rodrigo Noseda, PhD, membuat hipotessa bahwa sinyal yang dikirim dari retina melalui saraf optik dapat memicu rasa sakit yang intensif.

Dalam risetnya, peneliti memantau dua kelompok tuna netra penderita sakit kepala migren. Pasien kelompok pertama mengalami kebutaan total akibat penyakit mata seperti kanker retina dan glaukoma. Mereka tidak dapat melihat gambar atau menangkap cahaya.  Oleh sebab itu pula, mereka tidak dapat mempertahankan siklus tidur-bangun yang normal.

Pasien di kelompok kedua mengalami kebutaan akibat penyakit retina degeneratif  seperti retinitis pigmentosa. Meskipun tak dapat melihat gambar, mereka masih dapat mendeteksi hadirnya cahaya dan mempertahankan siklus tidur normal.

Migrain

Konsultasi Dokter Terkait