Berita Kesehatan

Dilema Seorang Anak

Klikdokter, 11 Jan 2010

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kami ulas masalah ini karena hal ini cepat atau lambat kemungkinan dapat terjadi pada kita dan keluarga. Kami kemukakan sebuah contoh kasus dimana berakhir pada perdebatan dua hati nurani yang saling memiliki esensi kebenaran dan kemuliaan

Dilema Seorang Anak


Oleh : dr. Indiradewi Hestianingsih

Klikdokter.com - Kami ulas masalah ini karena hal ini cepat atau lambat kemungkinan dapat terjadi pada kita dan keluarga. Kami kemukakan sebuah contoh kasus dimana berakhir pada perdebatan dua hati nurani yang saling memiliki esensi kebenaran dan kemuliaan.

Ada suatu kasus dimana seorang ibu berusia 86 tahun yang mempunyai 7 orang anak, dengan riwayat  stroke berulang, dilengkapi riwayat diabetes mellitus yang pada saat ini sedang dirawat di ruang intensive care unit (ICU) sejak 3 pekan yang lalu.

Kondisi terakhir saat ini terjadi stroke hemoragik, sebuah kondisi stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Kesadaran sudah hilang, soporo-koma,   dimana dalam kondisi ini membawa tubuh kepada kondisi tinggal reflek kornea.

Tekanan Darah 120/60 mmHg, suhu 36ºC, nadi 100 x/mt ,  ventilasi (pernafasan) dengan menggunakan ventilator (alat bantu nafas). Kondisi ginjal tidak berfungsi maksimal dan dianjurkan Haemodialisa*.

Fungsi jantung baik, fungsi otak kurang sempurna, organ pernapasan paru tidak berfungsi maksimal.  BAK urine + hanya sekitar 200 cc per hari (berarti ginjal sudah tidak berfungsi maksimal). Penatalaksanaan, infuse, makanan dan oksigen (ventilator) serta obat-obatan masih diberikan secara maksimal.

Kondisi diatas mempunyai arti bahwa Ibu tersebut sudah mengalami kerusakan otak , ginjal, paru sudah tidak berfungsi maksimal lagi. Sehingga butuh alat-alat untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

Dengan harapan untuk dapat kembali normal dari sisi medis –berat dikatakan-, tidak mungkin. Sebagai tambahan biaya yang dikeluarkan setiap hari untuk ruangan ICU dan obat-obatan yang harus dikeluarkan ibu tersebut dan keluarganya kira-kira sebesar 10 juta rupiah. 

Sebagai Renungan
Teknologi kedokteran sekarang sangat canggih dan modern dimana dengan teknologi kedokteran sekarang segala macam penyakit dapat kita obati. Teknologi kedokteran Indonesia sekarang dibandingkan dengan teknologi pada era tahun 1950an sudah sangat jauh lebih maju.

Jadi apabila kejadian diatas, terjadi pada tahun 1950an kemungkinan dengan kondisi Ibu diatas, kemungkin ibu tersebut sudah meninggalkan kita beberapa bulan atau tahun yang lalu. Namun berkat dengan teknologi kdokteran sekarang , kondisi Ibu diatas dapat dipertahankan hingga saat ini dengan bantuan alat-alat tercanggih. Singkat kata, status fisik ibu ini, tergantung kepada kinerja mesin. Walau, kita tetap harus meyakinkan, usia dan ajal adalah kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa yang menentukan.

Mungkin sebagai seorang anak banyak dilema yang dihadapi, dimana pada saat kita kecil, bagaimana orangtua kita terutama ibu, akan melakukan apapun agar anak-anaknya dapat terpenuhi kebutuhan utamanya atau bahkan kebutuhan sepele. Disinilah nurani berbicara. Bagaimana pengabdian kita pembalasan jasa seorang ibu yang telah membesarkan, menjaga, mempertaruhkan nyawa guna kita lahir ke dunia.

Jangan ditanya pengorbanan apalagi yang pernah ibu kita lakukan hanya demi kita tersenyum. Apalagi disaat kita sakit. Sedikit ulasan, kami pernah mendengar curahan hati seorang ibu dari pasien DBD yang berusia 7 tahun dari salah satu rekan dokter kami di sebuah rumah sakit umum di Jakarta, sang ibu pasien memohon kepada dokter, jika memungkinkan, pindahkan sakit yang diderita oleh putra kecilnya ke dirinya. Sungguh meluluhkan.

Pun, nurani kita akan berbicara, kita akan melakukan apapun agar kita dapat melihat kembali senyum sang orangtua. Melihat orangtua terbujur lemas tidak berdaya dengan banyak organ tubuh tidak berfungsi dan dibantu alat-alat bantu hidup, apa yang harus kita lakukan sebagai seorang anak?

Melakukan yang terbaik itu pasti. Namun pada kasus ini, sebagian dari hati pun miris melihat kondisi seadanya sang ibu. Satu hal yang pasti, dirinya menderita. Disinilah sebuah dilema mengemuka, sampai dimana kita dapat menahan penderitaan melihat sang ibu menderita? Sekejap, tidak menutup terbit dalam pikiran kita, untuk mengakhiri dilema penderitaan sang ibu yang ada dengan segera.

Haruskah kita membiarkan sang orangtua menghadap Sang Khalik dengan tenang tanpa ditahan dengan alat-alat dan obat–obat kedokteran yang modern? atau haruskah kita lakukan segala usaha semampu kita, guna meraih harapan kesembuhan yang hanya Tuhan yang memiliki kuasa jawabannya.

Aspek Orangtua
Kali ini kami mengajak Anda untuk meposisikan diri sebagai orangtua. Apa kira-kira apa yang Anda harapkan kepada anak Anda jika Anda di posisi sang orangtua?

Kita sebagai orangtua, nurani kita akan melakukan fitrah yang sama dengan apa yang telah orangtua kita teladankan kepada kita. Pengorbanan. Kita tidak ingin anak kita direpotkan mengenai masalah kita. Kita ingin memastikan, sang anak tidak perlu mengetahui keluh kesah kita membanting tulang mencari nafkah. Apapun yang terbaik demi anak.

Namun akan sulit dipungkiri, ego kita akan berbicara mengenai ambisi melihat sang cucu tumbuh besar menjadi sarjana dan menikah kemudian melahirkan cicit dan seterusnya.

Apakah yang hendak Anda lakukan?

Berikan Pendapat Anda
Tulisan pada ruang Topik Utama pada edisi pekan ini sengaja kami ulas dengan cara interaktif. Anda kami persilahkan untuk memberikan ulasan pendapat bebas dengan 2 sudut pandang yang berbeda.

Kami berkeyakinan, tidak menutup kemungkinan fenomena semacam ini sedang berlangsung pula di tengah-tengah kita. Pendapat yang Anda berikan akan bermanfaat kepada saudara dan teman-teman akan bermanfaat dalam memberikan sudut pandang.

Sedikit banyak, akan mempengaruhi pula kepada kinerja medis dan pelayanan kesehatan di Indonesia dalam proses usaha meningkatkan kualitas kinerja.

Sudut pandang Anda pada keadaan kasus diatas :
SEBAGAI  ANAK, apa yang akan Anda lakukan

  • Perawatan maksimal
  • Perawatan minimal (melepas semua obat-obatan, kecuali infus, makanan dan alat bantu nafas)
  • Melepas semua kecuali oksigen. 
  • Melepas semua, termasuk oksigen, hanya makanan dan cairan.


SEBAGAI ORANG TUA YANG SEDANG SAKIT, Apa yang akan Anda harapkan kepada anak Anda?

  • Mengharapkan Anak Anda melakukan perawatan maksimal
  • Mengharapkan Anak Anda melakukan Perawatan minimal (melepas semua obat-obatan , kecuali infuse,makanan dan alat bantu nafas)
  • Mengharapkan Anak Anda melakukan, melepas semua kecuali oksigen. 
  • Mengharapkan Anak Anda melakukan, melepas semua, termasuk oksigen, hanya makanan dan cairan.

Apapun pendapat Anda, tidak akan ada yang bersifat salah, karena nurani Anda akan berbicara mengenai sudut pandang yang memiliki esensi kebenaran dari kesadaran Anda sepenuhnya seorang manusia.[](IND/DA)

Catatan:

  • Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi.

 

Konsultasi Dokter Terkait