HomeInfo SehatReproduksiJenis-Jenis Pemeriksaan Kesuburan
Reproduksi

Jenis-Jenis Pemeriksaan Kesuburan

dr. Theresia Rina Yunita, 22 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Banyak pasangan yang kesulitan memiliki keturunan karena faktor kesuburan. Lantas, apa yang harus dilakukan?

Jenis-Jenis Pemeriksaan Kesuburan

Setelah menikah, hampir setiap pasangan ingin segera memiliki momongan. Namun terkadang, faktor kesuburan menjadi penghambat datangnya si buah hati. Lantas, harus bagaimana?

Memang, hanya sekitar 85% pasangan suami istri yang akan langsung hamil dalam satu tahun pertama. Sekitar 92% pasangan mendapat momongan di tahun kedua pernikahan.

Seseorang baru dapat dikatakan memiliki gangguan kesuburan (infertilitas primer) apabila belum memiliki keturunan setelah 1 tahun berhubungan seksual secara teratur (2-3 kali/minggu) tanpa menggunakan kontrasepsi.

Apabila telah memenuhi kriteria tersebut, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk melakukan pemeriksaan. Tujuannya untuk mengetahui status kesuburan Anda dan pasangan. Karena untuk memiliki anak dipengaruhi oleh faktor keduanya.

Berikut adalah jenis-jenis pemeriksaan kesuburan yang dapat dilakukan:

1. Riwayat medis

Dokter akan melakukan wawancara berupa riwayat medis Anda dan pasangan. Wawancara meliputi riwayat seksual, kontrasepsi, penggunaan obat-obatan, konsumsi rokok, kafein, alkohol, kesehatan kelamin (infeksi menular sesksual), dan siklus menstruasi.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan meliputi pinggul atau pelvis, pemeriksaan menggunakan speculum untuk melihat kondisi vagina dan mulut rahim, serta pemeriksaan anatomi penis dan testis.

3. Pemeriksaan darah dan urine

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah ada masalah dengan hormon, serta untuk melihat titer infeksi menular seksual yang mungkin tidak ditemukan pada pemeriksaan fisik. Hormon yang diperiksa meliputi Hormon tiroid, Luteinizing HormoneProgesteroneprolactinFolilcel Stimulating-Hormone (FSH), dan Testosterone.

 

4. Analisis semen dan sperma

Ini untuk melihat jumlah sperma, bentuk sperma, pergerakan sperma, berapa banyak semen yang diproduksi dan ada/tidaknya sel darah putih pada semen.

5. Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ini untuk melihat kondisi rahim serta kedua ovarium wanita. Dengan USG, dokter dapat mengecek produksi ovum (sel telur) dengan menghitung jumlah folikel pada ovarium saat menstruasi.

6. Hysterosalpingogram

Ini adalah pemeriksaan Sinar-X, di mana sejumlah kontras disemprotkan pada rahim dan mencapai tuba falopi. Pemeriksaan Hysterosalpingogram dapat melihat adanya sumbatan pada tuba falopi. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk melihat kondisi testis.

7. Test antibodi, kromosom dan genetik

Pemeriksaan antibodi dilakukan untuk melihat ada/tidaknya antibodi pada darah, semen atau cairan vagina yang mungkin menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan kromosom dan genetik dilakukan untuk melihat adanya kecenderungan masalah genetik yang dapat memicu gagalnya implantasi telur serta riwayat keguguran berulang.

Pemeriksaan-pemeriksaan di atas bertujuan untuk mengetahui status kesuburan Anda dan pasangan. Karena untuk memiliki momongan, faktor suami, istri sangat berperan.

Semoga Anda dan pasangan kelak dianugerahi momongan, ya!

(NB/RH)

PasanganKesuburanPeriksa Kesuburan

Konsultasi Dokter Terkait