Ibu Menyusui

8 Pilihan Kontrasepsi yang Tepat untuk Ibu Menyusui

Siti Putri Nurmayani, 21 Okt 2023

Ditinjau Oleh dr.Dyan Mega Inderawati

Ibu menyusui perlu berhati-hati dalam memilih kontrasepsi karena bisa memengaruhi produksi ASI. Yuk, ketahui apa saja kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui.

8 Pilihan Kontrasepsi yang Tepat untuk Ibu Menyusui

Setelah melahirkan buah hati, Mama tetap memiliki peluang untuk kembali hamil. Untuk menunda kehamilan, tentu seorang wanita harus menggunakan alat kontrasepsi. 

Berdasarkan penuturan World Health Organization (WHO) dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), dianjurkan bagi wanita untuk menghindari kehamilan selama 18 bulan setelah melahirkan. Untuk itu, diperlukan alat kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Tak hanya memilih jenis kontrasepsi, Mama juga perlu mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan setelah persalinan. Pasalnya, kini Mama perlu menyusui si kecil. Oleh karenanya, pemilihan jenis kontrasepsi untuk ibu menyusui harus dilakukan dengan bijak.

Pilihan Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati, waktu dan jenis KB yang dipilih sangat menentukan kelancaran produksi ASI dan kesehatan bayi. Mari ketahui sejumlah pilihan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang aman lewat ulasan berikut ini. 

1. IUD (Intrauterine Device)

Disampaikan Dokter Dyan, ibu menyusui bisa memilih alat kontrasepsi jenis IUD spiral. Alat kontrasepsi ini hampir 99 persen efektif untuk mencegah kehamilan. 

IUD mengandung hormon progestin yang bisa mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma mencapai rahim. Nantinya, dokter atau bidan akan memasukkan alat berbentuk huruf T ke dalam rahim untuk mencegah pembuahan. 

Menariknya, alat kontrasepsi ini bisa memberikan perlindungan 3-5 tahun. Kamu bisa memasang IUD segera setelah melahirkan. Namun, pastikan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. 

2. Pil KB Progestin

Jenis pil KB yang satu ini hampir serupa dengan pil KB pada umumnya. Akan tetapi, dalam pil ini hanya mengandung progestin. Kandungan ini dapat bekerja lebih efektif untuk mencegah kehamilan. 

Selain itu, mengonsumsi pil progestin juga dapat mencegah terjadinya pengurangan produksi ASI pada ibu menyusui. 

“Memilih pil KB yang mengandung estrogen atau pil kombinasi antara estrogen dan progestin terbukti dapat mengganggu produksi ASI,” ungkap dr. Dyan.

Jangan lupa untuk minum pil KB dengan benar dan sesuai anjuran, ya. Mama bisa mulai konsumsi pil ini antara enam hingga delapan minggu setelah melahirkan. Pastikan untuk minum pil KB setiap hari di waktu yang sama untuk menjaga kadar hormon agar tetap stabil.

3. Kondom

Penggunaan kondom dapat menjadi pilihan alat kontrasepsi terbaik. Jika digunakan dengan benar, alat penghalang ini bisa efektif mencegah kehamilan hingga 98 persen. 

Menariknya, kondom tidak mengandung hormon, sehingga tidak akan mengganggu produksi ASI. Untuk mendapatkan perlindungan tambahan, Mama bisa menggunakan kondom dengan metode kontrasepsi lain, seperti pil KB. 

Artikel Lainnya: Adakah Batas Maksimal Penggunaan Pil KB?

4. Implan

Implan merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon progestin di dalamnya. Hormon ini dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur dan mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma tidak bisa mencapai sel telur. 

Dokter akan memasukkan alat implan berbentuk tabung kecil ke dalam kulit, biasanya di bagian dalam lengan atas. Nantinya, hormon progesteron akan dilepaskan secara perlahan untuk menghentikan ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. 

Kabar baiknya, Mama bisa memasang implan segera setelah melahirkan. Namun, penting untuk diingat bahwa kamu bisa mengalami efek samping, seperti nyeri pada lengan, adanya infeksi, serta perdarahan di vagina yang berlebih. 

5. Suntik KB

Selama menyusui, Mama juga bisa memilih metode kontrasepsi suntik KB. Ini merupakan suntikan hormon yang diberikan setiap 12 minggu alias 3 bulan. 

Apabila kamu mendapatkan suntikan tepat waktu setiap 12 minggu, ini bisa efektif mencegah kehamilan hingga 97 persen. 

Sayangnya, ada risiko munculnya efek samping dari suntik KB, seperti sakit perut, sakit kepala, hingga kenaikan berat badan. Bila Mama mengalami hal ini dan cukup mengganggu, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter, ya!

Artikel Lainnya: Amankah Penggunaan KB Suntik untuk Ibu Menyusui?

6. Kontrasepsi Diafragma

Alat kontrasepsi ini biasanya terbuat dari silikon yang ditempatkan di leher rahim. Ibu menyusui bisa memasangnya antara 6 minggu atau lebih setelah melahirkan. 

Jika kamu pernah memasang kontrasepsi diafragma sebelum hamil, sebaiknya tanyakan dulu ke dokter apakah ukurannya masih pas. Pasalnya, beberapa wanita membutuhkan ukuran yang baru setelah melahirkan. 

7. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Berdasarkan saran National Health Service UK, metode amenorea laktasi merupakan jenis kontrasepsi yang bisa digunakan saat menyusui. 

Metode ini dilakukan dengan memberikan ASI eksklusif untuk si kecil. Tujuannya untuk mencegah terbentuknya hormon reproduksi. Menyusui tanpa memberikan makanan tambahan pada buah hati dapat menunda kesuburan dan periode menstruasi. 

Artikel Lainnya: Plus-Minus KB Implan yang Perlu Kamu Ketahui

8. Sterilisasi

Apabila Mama tidak berniat untuk memiliki anak lagi, maka sterilisasi merupakan pilihan yang bisa dipertimbangkan. Ini merupakan metode kontrasepsi permanen dengan memotong atau memblokir saluran tuba untuk mencegah kehamilan. 

Sama seperti prosedur operasi perut besar lain, sterilisasi juga akan menimbulkan risiko, yakni reaksi terhadap anestesi, infeksi, serta nyeri panggung. Pastikan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan dokter, ya!

Lalu, Mana Kontrasepsi Terbaik dan Aman saat Masa Menyusui?

Aneka Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non-Hormonal

Umumnya, kontrasepsi yang tidak mengandung hormon, seperti kondom, IUD (spiral), dan metode kalender, tidak mengganggu produksi ASI, sehingga bisa jadi pilihan terbaik untuk Mama yang menyusui.

Sebaliknya, jika hendak menggunakan metode KB yang mengandung hormon, Mama harus lebih selektif. Hormon yang dipakai dalam KB sendiri ada dua jenis: estrogen dan progestin. Ada pula yang menggunakan kombinasi kedua hormon tersebut.

Bagi ibu menyusui, metode KB hormonal yang direkomendasikan WHO adalah yang hanya mengandung progestin. Contohnya mini pil, KB suntik, IUD (spiral) yang mengandung hormon progestin, dan implan (susuk).

Sementara itu, KB yang mengandung estrogen atau kombinasi antara estrogen dan progestin tidak dianjurkan digunakan oleh ibu menyusui karena bisa mengganggu produksi ASI. Jenis KB yang dimaksud adalah pil kombinasi.

Meski demikian, penggunaan KB progestin ternyata mengganggu produksi ASI pada beberapa ibu. Untuk mengetahui efeknya, Mama bisa mencoba minum mini pil terlebih dahulu selama 1 bulan. Bila memang tidak ada gangguan dalam produksi ASI, selanjutnya Mama boleh menggunakan KB suntik yang memiliki masa kerja lebih lama dibandingkan dengan pil.

Nah, ari banyaknya pilihan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui, sebaiknya Mama bisa berkonsultasi dengan dokter atau bidan, supaya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Pastikan #JagaSehatmu dengan konsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan lewat layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!

(NM)

MenyusuiKBKontrasepsi

Konsultasi Dokter Terkait