Kesehatan Anak

Turun Berok pada Anak, Penyebab dan Gejala

dr. Muhammad Isman S, 10 Nov 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Turun berok atau hernia bisa terjadi pada siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Baca selengkapnya mengenai hernia pada anak di sini.

Turun Berok pada Anak, Penyebab dan Gejala

Turun berok merupakan istilah awam orang Indonesia untuk hernia. Hernia adalah kondisi ketika ada bagian dari usus yang menekan jaringan sekitarnya yang lemah. 

Hasilnya akan tampak seperti adanya tonjolan pada selangkangan, perut, atau diafragma. Hernia yang terjadi pada anak-anak dapat muncul saat lahir atau beberapa bulan setelah lahir atau usia yang lebih tua.

Terdapat dua jenis hernia yang biasa terjadi pada anak-anak, yaitu hernia inguinalis (di selangkangan atau skrotum) dan hernia umbilikalis (di pusar).  

Kondisi tersebut membutuhkan penanganan yang serius. Karena jika tidak segera diatasi bisa berkembang menjadi hernia strangulata. Ini merupakan jenis hernia yang yang mengancam jiwa.

Penyebab Hernia pada Anak

Anak Gampang Sakit Perut, Gejala Stres atau Penyakit? (New-Africa/Shutterstock)

Seorang bayi dapat menderita hernia bahkan sejak di usia kurang dari satu bulan. Hal itu terjadi akibat dari masih lemahnya otot-otot perut yang mereka miliki. 

Walaupun memiliki gejala yang hampir sama, mekanisme terjadinya hernia inguinalis dan umbilikalis berbeda.

Selama kehamilan, pada bayi laki-laki, testis akan turun dari dalam perut melewati saluran di sekitar selangkangan yang disebut kanalis inguinalis ke kantung skrotum. Pada bayi perempuan, ovarium turun melewati saluran tersebut ke pelvis. 

Pada 5% bayi (terutama laki-laki), kanalis inguinalis tersebut tetap terbuka sehingga usus dapat masuk ke lubang tersebut dan menyebabkan hernia inguinalis.

Artikel Lainnya: Disfungsi Seksual Muncul Setelah Operasi Hernia, Benarkah?

Sedangkan, hernia umbilikalis disebabkan oleh masih terbukanya satu bagian kecil dari otot-otot perut (yang normalnya sudah harus tertutup) ketika bayi tersebut lahir. 

Hal itu menyebabkan usus bayi dapat mengisi ruang tersebut dan muncullah hernia umbilikalis.

Beberapa faktor risiko yang berpotensi menjadi penyebab hernia pada anak adalah:

1. Bayi Lahir Prematur

Bayi yang lahir prematur belum memiliki perkembangan dan pertumbuhan sempurna. Hal itu menjelaskan kenapa ada bagian dari otot perut mereka yang masih belum menutup sempurna.

2. Memiliki Orang Tua atau Keluarga yang Menderita Hernia

Faktor genetik meningkatkan risiko seorang anak mengalami hernia. Jika mereka memiliki orang tua atau saudara yang pernah menderita hernia, maka anak itu juga berpotensi terkena hernia.

3. Jenis Kelamin

Anak laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami hernia ketimbang anak perempuan. Hal itu karena salah satu penyebab terjadinya hernia adalah belum tertutupnya jalur turun testis dari perut ke skrotum.

4. Menderita Penyakit Tertentu

Memiliki penyakit tertentu dapat meningkatkan risiko seorang anak untuk mengalami hernia. Fibrosis kistik dan dysplasia hip adalah dua penyakit yang diduga meningkatkan risiko terjadinya hernia pada anak.

5. Adanya Masalah dengan Organ Reproduksi

Anak yang lahir dengan masalah pada organ reproduksinya diketahui memiliki risiko lebih tinggi mengalami hernia.

Tanda dan Gejala Hernia pada Anak 

Jangan Bingung, Ini Langkah Pertama Mengatasi Anak Diare (TY-Lim/shutterstock)

Gejala utama dari hernia adalah adanya benjolan di sekitar pusar, selangkangan, atau skrotum. Selain itu, masih ada gejala lainnya yang bisa orang tua perhatikan. Berikut ini adalah gejala hernia pada anak: 

1. Pembesaran pada Skrotum

Pembesaran skrotum merupakan gejala utama dari hernia inguinalis. Skrotum mungkin dapat terlihat besar sebelah atau seluruhnya membesar. 

Pada anak perempuan, gejalanya dapat berupa benjolan di selangkangan, pusar, atau labia mayora. 

Benjolan tersebut dapat hilang timbul. Biasanya muncul jika anak menangis, batuk-batuk, mengejan, atau melakukan aktivitas berat. Benjolan akan menghilang jika anak istirahat dan tidur. 

Namun, benjolan tersebut juga bisa menetap dan tidak dapat masuk kembali.

2. Pembesaran pada Pusar

Ini adalah gejala utama dari hernia umbilikalis. Pusar anak akan tampak membesar. 

Sama seperti hernia inguinalis, benjolan tersebut dapat hilang dan timbul tergantung dari aktivitas anak.

3. Gejala Sistemik

Jika hernia pada anak tidak segera ditangani, usus yang menonjol tersebut akan terjebak di otot perut dan menunjukkan gejala-gejala sistemik, seperti:

  • Nyeri dan kemerahan pada tonjoloan
  • Mual dan muntah
  • Demam

Artikel Lainnya: Komplikasi Pernapasan dan Paru Akibat Hernia Diafragmatika

Segera periksakan ke dokter spesialis bedah anak untuk memastikan benjolan tersebut hernia atau tumor. Pengobatan hernia adalah dengan operasi untuk menutup lubang agar usus tidak keluar lagi. 

Operasi hernia tidak bersifat segera. Dokter mungkin akan melakukan operasi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah pertemuan pertama. Namun, jika ada tanda bahaya maka diperlukan operasi segera.

Cari tahu informasi lainnya seputar hernia atau kesehatan anak di aplikasi KlikDokter. Orang tua juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Tanya Dokter. Yuk, #JagaSehatmu dan keluarga selalu.

[RS]

Anakturun berokHernia

Konsultasi Dokter Terkait