Pencernaan

Apakah Nyeri Perut yang Anda Alami Berbahaya?

dr. Citra Roseno, 20 Mei 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Nyeri perut memiliki beragam akibat yang melatarbelakangi. Lalu, bagaimana kondisi nyeri perut yang tergolong berbahaya? Berikut info medis dari dr. Citra Roseno.

Apakah Nyeri Perut yang Anda Alami Berbahaya?

Nyeri perut yang terjadi sebenarnya dapat memiliki banyak arti, karena banyaknya organ yang terdapat di dalamnya. Terkadang, sulit juga untuk menerjemahkan keluhan yang dirasakan seseorang tanpa pemeriksaan fisik, karena ambang nyeri tiap orang berbeda-beda, penggunaan istilah yang bervariasi, adanya pengobatan yang sudah digunakan, hingga adanya kemungkinan lebih dari 1 faktor penyebab nyeri yang terjadi.

Dengan banyaknya gejala yang dapat muncul, maka penting untuk membedakan apakah nyeri perut yang dialami termasuk keluhan yang bersifat ringan atau keluhan yang mengancam jiwa.

Gejala yang sering dikeluhkan terkait nyeri perut adalah nyeri atau rasa panas pada ulu hati, mual, muntah, perut kembung, perut berbunyi, bersendawa, perut melilit, dan lain-lain.

Keluhan tersebut sering kali disebabkan oleh iritasi atau pembengkakkan pada dinding saluran cerna (lambung hingga usus), yang dapat disebabkan oleh makan atau minum terlalu banyak, reaksi alergi ringan terhadap suatu jenis makanan, hingga akibat infeksi virus yang dapat hilang dengan sendirinya.

Konsumsi jenis makanan/minuman tertentu, seperti alkohol dan makanan berlemak dapat mengiritasi dinding lambung dan menimbulkan gejala seperti di atas. Selain itu, keluhan nyeri ulu hati hingga mual dan muntah juga dapat disebabkan oleh gangguan fungsional akibat stres, yang sering kali dialami oleh anak-anak dan orang dewasa yang sedang cemas.

Untuk menghindari hal tersebut, maka faktor pemicunya harus dihindari. Jika hal tersebut terkait dengan pola makan atau konsumsi makanan, maka dapat digunakan probiotik – seperti yang terkandung dalam yoghurt – untuk meredakan gejala dan meningkatkan sistem imun di dalam saluran cerna. Selain itu, konsumsi makanan sehat dalam porsi lebih kecil namun sering – misalnya 2 jam sekali, serta memperbaiki hidrasi tubuh dengan minum cukup air juga perlu untuk dilakukan.

Sementara itu, kasus lebih berat yang menyebabkan keluhan nyeri perut dan perlu perhatian khusus adalah keracunan makanan. Keracunan makanan dapat berbentuk reaksi alergi terhadap kandungan makanan, iritasi saluran pencernaan akibat kontaminasi bahan kimia, atau akibat peradangan saluran cerna dari kontaminasi bakteri dan virus. 

Kebanyakan kasus keracunan makanan disebabkan oleh bakteri yang terkandung dalam makanan, dengan penyebab tersering adalah karena bakteri Salmonella, E.Coli, dan Listeria.

Untuk mengetahui apakah nyeri perut diakibatkan oleh keracunan makanan, pertama-tama usahakan untuk mengingat makanan apa saja yang dikonsumsi sekitar 6 jam sebelumnya. Contoh makanan yang sering menyebabkan gejala keracunan, antara lain: daging yang kurang matang, buah dan sayur segar yang tidak dicuci bersih.

Pada kasus keracunan makanan, gejala cenderung muncul dalam beberapa jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi, dengan keluhan ringan seperti nyeri perut, diare, hingga timbul demam. Namun pada kasus keracunan makanan yang membahayakan jiwa, maka gejala yang lebih berat, seperti demam tinggi, pandangan kabur, kesulitan berbicara, dehidrasi berat dapat muncul. Jika hal ini terjadi, maka carilah pertolongan medis secepatnya.

Jika Anda mengalami nyeri perut dan Anda sedang hamil, atau memiliki riwayat kecelakaan atau trauma, atau mengalami nyeri perut yang disertai gejala di luar saluran pencernaan, maka keluhan Anda juga memerlukan perhatian lebih dan jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.

nyeri perut

Konsultasi Dokter Terkait