Ini Alasan Ibu Hamil Perlu Menunda LASIK

Pada orang dengan gangguan mata, seperti mata minus, mata plus, dan mata silinder, LASIK merupakan salah satu solusi untuk mengembalikan kualitas hidup. Selain itu, tindakan ini juga populer karena hasilnya yang cukup menjanjikan.

Namun, tak semua orang boleh melakukan LASIK. Terdapat berbagai alasan yang menyebabkan penderita gangguan mata tidak dapat menjalankan tindakan, salah satunya kehamilan. Mengapa LASIK mata saat hamil perlu ditunda?

Sekilas Mengenai Operasi LASIK Mata

LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis) adalah metode terpopuler untuk memperbaiki kelainan mata minus, mata plus, dan mata silinder.

Prosedur ini berguna untuk memperbaiki bentuk permukaan kornea mata, sehingga cahaya dapat masuk dengan sempurna dan penglihatan mata meningkat.

Dokter spesialis akan ‘memperbaiki’ permukaan kornea mata dengan menggunakan laser atau microkeratome. Namun, tidak semua dokter spesialis mata mempelajari prosedur ini, hanya dokter dengan pelatihan khusus yang mampu melakukannya.

Sama dengan tindakan medis kebanyakan, LASIK pun memiliki risiko komplikasi. Bahaya operasi LASIK mata, di antaranya adanya risiko koreksi kelengkungan kornea mata tidak tepat, peradangan pada kornea mata, iritasi ringan, dan lain-lain.

Meski dinilai mampu meningkatkan kualitas hidup, tidak semua orang dapat melakukan LASIK. Syarat dan kriteria yang harus dipenuhi, antara lain:

• Mata minus: -1.00 D sampai -13.00 D
• Mata plus: +1.00 D sampai +4.00 D
• Mata silinder: -1.00 D sampai -5.00 D

Selain itu, orang dengan gangguan mata kering juga tidak bisa melakukan tindakan ini. Kondisi mata kering dapat terjadi pada ibu hamil. Karena salah satu alasan inilah, ibu hamil tidak dianjurkan untuk melakukan LASIK.

Artikel Lainnya: Ini yang Anda Perlu Tahu tentang Lasik

Ada berbagai alasan mengapa ibu hamil tidak diperkenankan menjalani prosedur LASIK. Sebab, tak hanya berbahaya pada kesehatan ibu dan janin, keberhasilan prosedur itu sendiri pun diragukan.

Bahaya operasi LASIK mata saat hamil disebabkan oleh beberapa alasan berikut ini:

• Gejolak Hormonal

Kondisi ketika hamil dan menyusui menyebabkan perubahan hormon di dalam tubuh, sehingga ikut mempengaruhi kelengkungan kornea dan mengganggu penglihatan. Karena alasan inilah tindakan LASIK mata saat hamil sebaiknya ditunda.

• Risiko Penyakit Tertentu Meningkat

Pada masa kehamilan, risiko penyakit seperti diabetes dan hipertensi dapat meningkat. Padahal, penyakit metabolik seperti ini dapat memengaruhi kondisi mata dan meningkatkan risiko bahaya operasi LASIK mata bila dilakukan.

• Perubahan Kondisi Mata

Saat hamil dan menyusui, ibu hamil sering mengalami gangguan mata kering. Jika melakukan prosedur LASIK mata saat hamil, terutama bagi yang memiliki riwayat mata kering, komplikasi dapat terjadi.

• Efek Samping Obat

Saat dilakukan operasi, biasanya pasien diberikan obat antibiotik dan steroid tetes sampai masa penyembuhan. Bahayanya, obat-obatan jenis ini dapat membahayakan janin atau bayi.

Artikel Lainnya: Ablasio Retina, Risiko Mata Robek pada Ibu Hamil

Lalu kapan ibu hamil boleh menjalani prosedur LASIK? Untuk meminimalkan bahaya operasi LASIK mata, ibu hamil dapat menjalani prosedur setelah selesai menyusui.

Pasalnya, saat ibu sudah tidak menyusui lagi, terjadi perubahan kornea dan visus mata sehingga operasi bisa dilakukan kembali.

Meski belakangan ini ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa prosedur LASIK aman untuk ibu menyusui, tetapi untuk mencegah komplikasi yang ada, sebaiknya prosedur LASIK dilakukan setelah tiga sampai enam bulan masa menyusui selesai.

Dengan memberi jeda antara selesai menyusui dengan tindakan, bahaya operasi LASIK mata diharapkan tidak terjadi, sehingga memberikan manfaat yang optimal untuk pasien.

Demikian beberapa alasan LASIK mata saat hamil sebaiknya ditunda. Jika Anda sedang hamil dan ingin menjalani prosedur LASIK, konsultasikan kepada dokter spesialis mata dan dokter spesialis kandungan untuk pilihan terbaik sehubungan dengan kondisi Anda.

Sampaikan kondisi dan harapan serta kekhawatiran Anda agar dokter dapat memberikan penjelasan yang menyeluruh. Konsultasi dengan dokter dapat dilakukan melalui layanan Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

[WA]