HomeIbu Dan anakKehamilan10 Mitos Kehamilan Terkait Makanan
Kehamilan

10 Mitos Kehamilan Terkait Makanan

dr. Jessica Florencia, Sp.PK, 05 Jan 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Banyak sekali mitos-mitos mengenai kehamilan yang beredar di masyarakat. Kali ini, kita akan membahas mitos-mitos seputar kehamilan yang berkaitan dengan asupan makanan Ibu Hamil. Yuk simak selengkapnya bersama dr. Jessica Florencia disini.

10 Mitos Kehamilan Terkait Makanan

Kehamilan adalah keajaiban Tuhan. Sang Pencipta menyapa kita lewat proses kehamilan dan perkembangan janin yang sangat rumit dan mencengangkan.

Berita kehamilan pastinya membawa kemeriahan tersendiri dalam keluarga. Namun, seringkali, seiring antusiasme keluarga dan orang terdekat terhadap kehamilan, berkembanglah mitos-mitos seputar kehamilan.

Banyak sekali mitos-mitos mengenai kehamilan yang beredar di masyarakat. Kali ini, kita akan membahas mitos-mitos seputar kehamilan yang berkaitan dengan asupan makanan Ibu Hamil.

Pasalnya, justru lebih banyak pendapat yang menyesatkan dan mitos salah yang berlawanan dengan fakta kesehatan ibu hamil dan makanannya.

Apa saja mitos makanan selama kehamilan yang sering beredar?

1. Makan yang Banyak Selagi Hamil Karena Untuk 2 Orang

Ini merupakan mitos yang menjebak. Ibu hamil memang perlu memperhatikan asupan makanannya, namun tidak boleh berlebihan.

Asupan makanan dan berat badan Ibu dan janin tetap harus dikontrol agar bayi tidak terlalu kecil atau terlalu besar.

Peningkatan berat badan ibu hamil dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal berkisar antara 12-15 kg, sedangkan bagi mereka dengan IMT lebih atau obesitas disarankan hanya 6-12 kg.

Peningkatan berat badan di trimester pertama umumnya antara 1-2,5 kg atau mungkin saja tidak naik berat badan. Pada trimester kedua, berat badan akan meningkat sebanyak 0,5 kg/minggu.

2. Makan Kacang Saat Hamil Akan Membuat Anak Alergi

Kacang tanah sendiri merupakan sumber protein nabati, lemak dan juga beberapa vitamin dan mineral. Bila dikonsumsi selama kehamilan tidak menyebabkan masalah, asalkan Ibu masih mengkonsumsi makanan lain untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi. Alergi merupakan kondisi kesehatan yang diturunkan dari informasi genetik orangtua, termasuk alergi kacang tanah. Jika tidak ada riwayat alergi dalam keluarga maka kecil kemungkinan anak untuk memiliki alergi. Namun jika terdapat riwayat alergi dalam keluarga, maka untuk menghindari alergi maka sebaiknya konsumsi makanan yang memicu alergi baru diperkenalkan pada usia tertentu pada saat bayi lahir. Pada masa kehamilan sendiri, konsumsi makanan tertentu tidak mempengaruhi kemungkinan terjadinya alergi pada bayi.

3. Banyak Makan Sambal Menyebabkan Bayi Botak

Lebat tidaknya rambut bayi bergantung dari lebat tidaknya rambut orangtua. Informasi genetik orangtua akan bergabung dan menurun pada anak.

Cabai dan rambut bayi tidak berkaitan.

Namun, Ibu hamil memang tidak disarankan untuk makan cabai/sambal terlalu banyak karena dapat menyebabkan iritasi saluran cerna dan menyebabkan terjadinya diare.

Dimana kondisi diare pada masa kehamilan akan membuat kesulitan baru bagi ibu hamil, dimana jika kondisi diare berlanjut akan semakin mudah mencetuskan kondisi ibu hamil mengalami wasir.

4. Makan Jeruk Sebabkan Bayi Kuning

Dua sampai tiga hari lahir jika fungsi hati bayi Anda masih belum sempurna dan produksi bilirubin meningkat, bayi dapat mengalami kuning.

Hal ini wajar terjadi. Hal ini tidak disebabkan karena konsumsi jeruk yang berlebihan.

Jeruk sebagai sumber serat dan vitamin C justru baik dikonsumsi Ibu hamil karena dapat membantu mengurangi keluhan konstipasi pada trimester ketiga.

Ibu perlu waspada jika kuning terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir. Hal ini tidak normal dan memerlukan perhatian medis segera dari dokter.

5. Makan Nanas Sebabkan Keguguran

Nanas dianggap dapat menyebabkan keguguran dalam kehamilan.

Namun, sama seperti buah jeruk, nanas merupakan sumber serat dan vitamin C yang penting untuk menjaga daya tahan tubuh Ibu hamil serta membantu memperlancar buang air besar selama kehamilan.

Jadi kesimpulannya; konsumsi nanas selama kehamilan tidak memicu terjadinya keguguran dalam kehamilan.

6. Minum Susu Bayi Jadi Putih, Minum Kopi Bayi Jadi Hitam

Minum air susu kedelai membuat kulit bayi menjadi putih, minum minuman gelap membuat kulit bayi hitam, hal ini sama sekali tidak benar.

Warna kulit bayi bergantung dari warna kulit orang tuanya. Hal ini bergantung pada informasi genetik dari kedua orangtua. 

Minuman yang berwarna putih atau gelap yang dikonsumsi selama kehamilan tidak akan mempengaruhi warna kulit bayi.

Jadi kesimpulannya hindari menerjemahkan 'Anda adalah apa yang Anda makan' secara harfiah.

7. Minum Es Sebabkan Bayi Besar

Seperti telah dijelaskan di atas, besar kecilnya bayi sangat bergantung dari asupan makanan Ibu.

Minum es tidak secara langsung menyebabkan bayi Anda besar.

Namun, jika Ibu sering mengkonsumsi minuman manis berkalori tinggi dengan es yang mengakibatkan kenaikan berat badan berlebihan selama masa kehamilan maka dapat menyebabkan bayi Ibu besar saat lahir.

Dimana hal ini berpengaruh dari proses pertambahan berat badan ibu hamil dan janin selama kehamilan.

 

8. Minum Kopi Sebabkan Tanda Lahir Pada Bayi

Tanda lahir berwarna kecokklatan pada bayi seringkali dikaitkan dengan konsumsi kopi saat kehamilan. Hal ini sebenarnya tidak ada hubungannya.

Tanda lahir berwarna kecoklatan yang dalam dunia medis sering disebut Cafe Au Lait ini kemunculannya lebih terkait dengan pengaruh genetik ras tertentu.

Jadi, minum kopi tidak ada hubungannya dengan tanda lahir ataupun munculnya tompel pada anak Anda.

9. Minum Air Kelapa Hijau Dapat Membuat Rambut Anak Menjadi Lebat

Lebat tidaknya rambut bayi bergantung dari lebat tidaknya rambut orang tua. Informasi genetik orang tua akan bergabung dan menurun pada anak.

Mengkonsumsi air kelapa sebenarnya baik karena dapat membantu mengatasi kekurangan cairan dan elektrolit yang terjadi ketika ibu mual dan muntah selama trimester pertama. 

Kandungan elektrolit berupa kalium juga dapat membantu mencegah perut kembung yang dapat menyebabkan mual. 

Namun, konsumsi air kelapa hijau tidak berhubungan dengan lebat tidaknya rambut anak.

10. Suka Manis = Anak Perempuan, Suka Asam = Anak Laki-laki

Jenis kelamin seorang anak biasanya baru dapat mulai diketahui lewat pemeriksaan USG (ultrasonografi) pada usia 20 minggu. Kecenderungan Ibu yang ngidam makanan manis atau makanan asam tidak menjadi pertanda jenis kelamin anak.

Perhatikan asupan Ibu agar tetap seimbang gizi dan cukup kalori. Ketimbang mengkhawatirkan mitos-mitos tertentu, Ibu sebaiknya memperhatikan makanan-makanan yang wajib dihindari agar Ibu dan bayi sehat mulai dari kehamilan hingga persalinan.

Masih punya pertanyaan seputar topik ini? Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter secara online melalui layanan Tanya Dokter.

Mitos Makan Kehamilan

Konsultasi Dokter Terkait