Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatKesehatan UmumSeorang Perokok Pasif (Kembali) Menjadi Korban
Kesehatan Umum

Seorang Perokok Pasif (Kembali) Menjadi Korban

Tim Redaksi KlikDokter, 31 Des 2010

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Noor Atika Hasanah (28) di akhir hayat hidupnya berpesan melalui media sosial akun Facebooknya: 'Bagi para ortu perokok, aku mohon banget supaya ngerokok sejauuuh mungkin...

Seorang Perokok Pasif (Kembali) Menjadi Korban

Noor Atika Hasanah (28) di akhir hayat hidupnya berpesan melalui media sosial akun Facebooknya: 'Bagi para ortu perokok, aku mohon banget supaya ngerokok sejauuuh mungkin dari anaknya walau sampai anak dewasa supaya jauh dari kemungkinan terkena flek paru'.

Keadaan Bronchopneumonia Duplex yang dideritanya membuat kondisi fisiknya mengalami penurunan berat badan hingga 35kg. Disamping sesak napas, batuk keras dan pilek, keadaan semakin diperparah dengan faktor risiko berada lingkungan perokok.

Pada skala internasional, pendataan dari penelitian Swedish National Board of Health and Welfare dan Bloomberg Philanthropies menganalisis data tentang perokok pasif di 192 negara sejak tahun 2004. Mereka menemukan 40 persen anak-anak serta lebih dari 30 persen pria dan wanita menjadi perokok pasif.

Perokok pasif menghirup asap dari pembakaran rokok para perokok aktif. Tika ialah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Melalui media-media akun sosial internetnya dirinya menegaskan bukanlah perokok melainkan diposisi korban dari asap perokok aktif.

Kasus ini merupakan fenomena gunung es dari pada kasus-kasus serupa di Indonesia pada khususnya. Sedikitnya 65,6 juta wanita dan diikuti 43 juta anak-anak di Indonesia terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif. Keadaan paparan asap rokok tersebutlah yang menjadi rentan penyakit, seperti bronkitis, pneumonia, infeksi sekunder lainnya, psoriasis, paru-paru, kanker usus, kanker hati, stroke, jantung koroner dan berbagai penyakit akibat asap rokok.

Dalam status-statusnya Tika menegaskan dia tidak merokok tapi dia adalah korban dari asap si perokok. Peluang terkena kanker paru-paru dari menjadi perokok pasif adalah 20 hingga 30% dan angka risiko peluang lebih tinggi lagi jika sang perokok pasif tinggal di lingkungan yang memungkinkan adanya paparan asap rokok setiap waktunya. Akibatnya zat racun kimiawi berbahaya menumpuk dan meningkatkan potensi fatalisme. Mereka yang tidak merokok digolongkan perokok pasif berat jika setidak-tidaknya telah 10 tahun hidup bersama seorang perokok. Kebanyakan dari mereka mengalami hal tersebut saat kanak-kanak.

Kesimpulan menjadi perokok aktif lebih baik dari pada menjadi perokok pasif adalah pemahaman egosentris yang sangat tidak bermoral dan jauh dari etika moral dalam kehidupan bermasyarakat.[](DA)

RokokBronchopneumonia

Konsultasi Dokter Terkait