Berita Kesehatan

Tanggap. Mahir. Cermat.

Klikdokter, 10 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Masih segar dalam ingatan kita oleh insiden penyergapan teroris di Temanggung merespon aksi jaringan teroris peledakan bom JW. Marriot Juli lalu, dimana Kepolisian Republik Indonesia mendapatkan perhatian dunia ketika berhasil menelusuri dan mengungkapkan

Tanggap. Mahir. Cermat.

Masih segar dalam ingatan kita oleh insiden penyergapan teroris di Temanggung merespon aksi jaringan teroris peledakan bom JW. Marriot Juli lalu, dimana Kepolisian Republik Indonesia mendapatkan perhatian dunia ketika berhasil menelusuri dan mengungkapkan jaringan teroris yang berakar di Indonesia beberapa waktu lalu.

Satuan Kepolisian RI Anti Teror Detasemen 88 telah melakukan tugasnya dengan baik. Disinilah peran kekompakkan kesatuan Polri teruji, prestasi yang ada tidak akan terwujud jika tidak didukung oleh kinerja tim yang berkesinambungan antar kesatuan.

Diantara kerjasama kesatuan yang berperan penting dalam pengungkapan pelaku teror peledakan bom beberapa waktu lalu di bilangan Mega Kuningan adalah kerjasama antara pasukan Anti Teror Detasemen 88 dengan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia (Pusdokkes) tanpa melupakan kerjasama kesatuan kepolisian lainnya.

Apa itu Pusdokkes?

 

Yurisdiksi wilayah kedokteran kepolisian sangatlah unik. Pada dasarnya ikmu kedokteran kepolisian memiliki terapan ilmu kedokteran dalam mendukung kelancaran kelangsungan tugas operasional kepolisian.

Tiga ruang lingkup area Pusdokkes Polri meliputi Kesehatan Keamanan & Ketertiban Masyarakat (Keskamtibmas), Intel Mobile, dan Kedokteran Forensik.

Masing-masing memiliki peranan tersendiri. Seperti halnya ruang lingkup Intel Mobile, dimana area ini memiliki peran dalam kelangsungan tugas kepolisian, seperti halnya geo-medicine, area ini memastikan keterlibatannya pada operasional kepolisian tertutup akan situasi ancaman kesehatan, situasi lingkungan, terhadap kesehatan pasukan.

Lain halnya dengan Kedokteran Forensik, area inilah yang mengambil peran krusiil dalam pengungkapan beberapa kasus khusus yang rumit. Dengan menelusuri jejak pada tubuh korban, area ini banyak membantu dalam perihal pengungkapan misteri kasus dan pengungkapan identitas korban.

Kedokteran Kepolisian Forensik Republik Indonesia

Serta merta wilayah inilah yang memberikan kontribusi dalam suskesi pengungkapan kasus pelaku peledakan bom JW Marriot dan ritz Carlton beberapa bulan yang lalu. Penelusuran pemeriksaan DNA pada bagian tubuh korban yang ada di tempat kejadian perkara membuat perkara lebih mudah untuk diselidiki.

Dalam area yang sama, pada akhir 2008 lalu, Kedokteran Kepolisian Forensik Republik Indonesia membentuk sebuah lembaga internasional bernama Disaster Victim Identification (DVI) dalam rangka membantu penelusuran identifikasi korban bencana kebakaran hutan di Australia. Dan kinerja divisi tersebut membuahkan hasil yang manis setelah mendapatkan pengakuan pujian kinerja dari pihak Internasional atas kontribusinya dalam membantu mengungkap identitas korban bencana.

Tim dituntut bekerja untuk cepat tanggap terhadap situasi yang mudah berubah , mahir dalam keahlian dari pengalaman, serta cermat teliti dalam menyikapi tahapan demi tahapan.

Tentunya prestasi kinerja tersebut selain harus didukung dengan tenaga ahli yang berpengalaman dan berkompetensi dalam bidangnya, diperlukan dukungan sarana dan prasarana yang canggih pula. Seperti halnya sarana laboratorium DNA.

“Laboratorium DNA Polri memiliki kualitas terdepan dalam kecanggihannya yang dapat di adu dengan negara tetangga, ” kemuka Kapusdokkes Polri, Brigjend. dr. Eddy Saparwoko, Sp.JP, MM, DFM, FIHA.

Kini prestasi dan nama harum bangsa telah diraih berkat kerja keras. Disaat yang sama, beliau menyampaikan kendala yang ada terhadap kelangsungan regenerasi. Masih dibutuhkan generasi muda untuk meneruskan prestasi bangsa yang sudah didapat. Beliau juga mengajak generasi saat ini, khususnya yang berkecimpung dalam dunia medis, untuk mempertahankan orientasi pengabdian kepada masyarakat ketimbang mengejar kemapanan materi..[](DA)

 

 

Brigadir Jenderal Polisi dr. Eddy Saparwoko, Sp.JP. MM, DFM, FIHA

RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
Nama:
dr. Eddy Saparwoko, Sp.JP, MM, DFM, FIHA

Pangkat:
Brigadir Jenderal Polisi

Tanggal Lahir:
Sragen, 27 November1951

Jabatan:
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polisi Republik Indonesia

Kesatuan :
Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polisi Republik Indonesia


RIWAYAT PENDIDIKAN
Lulus Pendidikan Dokter:
1975
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Lulus Pendidikan Spesialis:
1986
Pendidikan Spesialis Jantung

Lulus Pendidikan Strata-2:
2000
Finance Management

Diploma in Forensic Medicine:
2002
Forensic Medicine-Groningen
Universitas Belanda

RIWAYAT PENDIDIKAN POLRI
Sekolah Pendidikan Perwira Militer Wajib
Kepolisian Republik Indonesia
1976

Sekolah Perwira Pertama
Kepolisian Republik Indonesia
1979

Sekolah Lanjutan Perwira
Kepolisian Republik Indonesia
1991

Sekolah Staf dan Pimpinan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
1993

Sekolah Staf Perwira Tinggi
Kepolisian Negara Republik Indonesia
2000


RIWAYAT JABATAN POLRI
Dokter BRIMOB
Kepolisian Daerah Jawa Timur
1976

KASIKES Koordinator Wilayah Besuki
Kepolisian Daerah Jawa Timur
1979

Kepala Unit KESMAPTA DISDOKKES
Kepolisian Daerah Jawa Timur
1987

SES RUMKIT
Kepolisian Daerah Jawa Timur
1988

Kepala Kesatuan Kesehatan
Detasemen  Markas
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia 1992

KALAKESMAPTA POL DISDOKKES
Kepolisian Republik Indonesia
1996

KADISDOKKES POLDA METRO JAYA
1997

WADIRDOKKES
Kepolisian Republik Indonesia
2001

KAPUS LITBANG & INFORMATIKA BNN 2003

KAPUS DUKUNGAN PENCEGAHAN BNN
2005

KAPUSDOKKES POLRI
2006 - 2010

Brigadir Jenderal Polisi Dr. Eddy SaparwokoSp.JP. MMDFMFIHA

Konsultasi Dokter Terkait