Berita Kesehatan

Sekedar Mengerti Saja Tidak Cukup, Tapi Harus Dijiwai

Klikdokter, 10 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Drg. Hendra Hidayat, Sp.BM

Sekedar Mengerti Saja Tidak Cukup, Tapi Harus Dijiwai

Oleh : drg. Martha Mozartha

Di tengah kesibukannya dalam mengurus kepindahan kliniknya ke tempat yang baru,  dokter gigi dengan jam terbang lebih dari 40 tahun ini bersedia menyempatkan diri untuk berbincang sejenak dengan Klikdokter.com. Namanya sudah tak asing di kalangan rekan seprofesinya, namun tidak sedikitpun tersirat keangkuhan pada dirinya. Obrolan ringan pun mengalir lancar di malam itu, di klinik Implant Center miliknya yang berlokasi di suatu mal di bilangan Semanggi.

 Untuk menguraikan perjalanan kariernya dari awal mula beliau lulus pendidikan dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga tahun 1963 hingga kini, mungkin tidak cukup dalam satu kali perjumpaan. Namun dalam pertemuan yang cukup singkat ini disinggung sedikit tentang pengalaman dan falsafah hidupnya.

Bermula dari tidak kenal siapa-siapa saat menginjakkan kaki di Surabaya, keseriusan dalam belajar sudah tampak dalam diri pria yang kemudian memperdalam ilmunya mengenai bedah mulut di University of London pada awal 70an, dilanjutkan dengan studi di Swiss dan Jerman. “Mempelajari sesuatu itu tidak cukup dengan hanya dimengerti apalagi hanya dihapal. Dengan menjiwai ilmu yang kita pelajari, ilmu itu akan terpancar dengan sendirinya dari dalam diri kita, “ demikian paparnya menjawab pertanyaan bagaimana beliau seolah tidak pernah lelah memperdalam ilmu dan mengembangkan keahliannya.

Di Indonesia, boleh dikatakan beliau adalah dokter gigi yang pertama kali memasang dental implant (implan gigi). Selalu terbuka untuk hal-hal baru membuatnya penasaran untuk mempelajari implan gigi, meski saat itu banyak tentangan dari sana-sini yang mempertanyakan keberhasilan dan keamanan dari perawatan implan tersebut. Belum ada orang yang mahir dalam bidang implan gigi  di dalam negeri saat itu, maka beliau mengikuti kursus dental implant di Singapura sekitar tahun 1985. Karena pencapaiannya ini, Museum Rekor Indonesia menganugerahinya gelar sebagai dokter gigi yang pertama kali memasang dental implant pada pasien di Indonesia pada tahun 2002.
 
Menurut dokter gigi yang juga  berpraktek di sejumlah rumah sakit di Jakarta ini, seharusnya implan gigi bukanlah bidang yang harus diekslusifkan bagi satu spesialisasi tertentu dalam dunia kedokteran gigi, karena perawatan tersebut merupakan suatu kompleksitas tersendiri dan sangat unik. Bahkan seorang general practitioner (dokter gigi umum) pun  boleh mempelajari implan, dan setelah dipelajari tentunya harus diperdalam lagi karena ilmu dan material implan terus menerus berkembang. Ada satu hal menarik yang disampaikannya, yaitu seorang praktisi tidak boleh pelit dalam membagi ilmu dan keahliannya. Mungkin itu juga yang melatarbelakanginya sering menjadi penceramah baik di forum di dalam maupun di luar negeri khususnya mengenai dental implant. Beliau juga menjadi pendiri dan Ketua ITI Indonesian Implant Study Club.

Saat ditanya apa tips untuk meraih tingkatan yang telah diraihnya saat ini, beliau menjawab santai sambil tertawa kecil, “Jalani saja, dan merenung.” Meski terdengar sederhana, namun karakteristik yang terpancar kuat dari diri bapak dengan 3 orang anak ini menunjukkan bahwa ia adalah seorang pekerja keras dan tidak mudah puas akan apa yang telah dicapai. Dalam mengelola tempat prakteknya, ada satu prinsip yang terus dipegangnya yaitu kepuasan pasien adalah nomor satu. “Bila saat pasien masuk tempat praktek dalam keadaan sakit, maka pada saat ia keluar harus sudah lebih baik,” demikian ungkapnya.  Menurutnya, seorang dokter gigi harus fit karena harus berhadapan dan mengerjakan pasien setiap harinya. Karena itu, pengarang buku yang berjudul “Getting Started in Dental Implants: A Guide from Drg. Hendra Hidayat” ini tak segan meluangkan waktu untuk mengikuti latihan Bangau Putih minimal seminggu sekali meski tempat latihan berlokasi di Bogor.[](MM)

Drg. Hendra Hidayat, Sp.BM

Drg. Hendra Hidayat, Sp.BM

 

RIWAYAT PENDIDIKAN
Lulus Pendidikan Dokter Gigi:
1963
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.
Pendidikan Pasca Sarjana:
1971
Spesialisasi Bedah Mulut,
Eastman Dental Hospital, University of London
(Colombo plan Scholarship)
Spesialisasi Koreksi Rahang :
1976
Pengawasan
Prof. Dr. Obwegeser,
University of Zürich, Switzerland (Kieferchirurgische Klinik der Universität  Zürich)
Spesialisasi Bedah Maxillofacial:
1978
University of Erlangen, Germany  (Kieferchirurgische Klinik der Universitat Erlangen, Deutschland) under supervision of Prof Dr. Steinhauser
Master’s Course in GBR & Sinus Grafting Procedures  : University of Berne, Switzerland
 
RIWAYAT PEKERJAAN
1964 - 1966
Dokter Bedah Gigi Pertama di RS. Praya, Lombok,
Nusa Tenggara Barat, Indonesia
1966 – 1972
Dosen Pengajar
Stomatology
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta
1967 - 2000
Spesialis Dokter Gigi &
Bedah Mulut
di RS. St. Carolus, Jakarta.
1997 - Sekarang
Perwakilan Straumann Institute Waldenburg Swiss untuk mengajar implantologi di Indonesia, Singapura, Malaysia
1972 - 1976
Dosen Pengajar
Ilmu Bedah Mulut,
Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Trisakti, Jakarta
1977 - 1990
Spesialis Dokter Gigi &
Bedah Mulut
Metropolitan Medical Center, Jakarta.
1990 – sekarang
Mengelola Klinik Pribadi
(“ PBDG Dr Hendra Hidayat – Dental Arts Center “)
2002 – sekarang
Dosen Pengajar Implantology (FKG Univ. Moestopo) Beragama

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Founder and Member of Indonesian Oral Surgeon Organization
2. Chairman of the Indonesian Society of Implant Dentistry

Sekedar Mengerti Saja Tidak CukupTapi Harus Dijiwai

Konsultasi Dokter Terkait