Berita Kesehatan

Kita harus banyak membenahi diri untuk membina perkembangan ilmu kedokteran kelautan

Klikdokter, 10 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kecintaan beliau terhadap dunia maritim dan kesehatan diwujudkan dalam pengabdiannya pada ilmu kedokteran kelautan. Terlebih bagi orang yang tinggal di negeri kepulauan sebagaimana Indonesia, gairah mencintai dunia kelautan seakan menjadi sebuah panggilan

Kita harus banyak membenahi diri untuk membina perkembangan ilmu kedokteran kelautan

Demikian ujarnya ketika ditanya mengenai harapan di masa depan berkenaan dengan ilmu kedokteran kelautan.

Kecintaan beliau terhadap dunia maritim dan kesehatan diwujudkan dalam pengabdiannya pada ilmu kedokteran kelautan. Terlebih bagi orang yang tinggal di negeri kepulauan sebagaimana Indonesia, gairah mencintai dunia kelautan seakan menjadi sebuah panggilan jiwa tersendiri.

Beliau memulai sesi wawancara ingkat dengan Klikdokter.com di tempat kerjanya, di RSAL Mintohardjo, Jakarta dengan antusiasme membahas sejarah kedokteran kelautan di Indonesia. Pak Mahdi, demikian beliau biasa disapa, mengajak mengenal lebih dalam lagi serba serbi medikal maritim.

“Indonesia sebagai negeri kepulauan, dimana 65% bagian dari teritri Indonesia adalah kawasan kelautan, ilmu kedokteran kelautan sudah dituntut berkembang harus lebih pesat lagi dari keadaan saat ini.” demikian ujar beliau.

Beliau berpendapat, walau kebanyakan para penduduk Indonesia berdiam di wilayah daratan, namun sudah saatnya kita melihat kepada kawasan laut sebagai sumber energi alternatif, serta juga sebagai sumber alternatif terbesar makanan bagi kebutuhan hidup manusia.

Jika pada saatnya nanti para manusia merambah total ke kawasan laut, maka paparan persoalan kesehatan laut akan banyak mengemuka. Disinilah peran kedokteran kelautan akan mengambil porsi yang sangat penting.

Klikdokter.com diajak berkeliling kepada fasilitas terapi oksigen hiperbarik yang dimiliki RSAL dr. Mintohardjo, baliau pun menjelaskan bagaimana manfaat terapi hiperbarik kepada bidang ilmu spesialis kedokteran lainnya. Dan sesaat kemudian betapa kami mulai menyadari betapa besar kontribusi terapi oksigen hiperbarik pada ilmu medis lainnya. Serta memang sudah saatnya Indonesia memiliki lembaga institusi akademis yang dapat mencetak generasi penerus kedokteran kelautan yang lebih berkualitas.

Sederhananya, pada terapi oksigen hiperbarik sendiri, sebagaimana dijelaskan oleh pria berusia 66 tahun ini telah memerikan solusi kontribusi penyembuhan yang lebih efektif kepada beberapa penyakit dalam, sebut saja impotensi pada penderita diabtesein, percepatan 40% pada penderita patah tulang dan luka bakar, membantu pemulihan pasca operasi, stroke, dan masih banyak lagi.

dr. Harijanto Mahdi Sp.THT, Sp. KL  Laksma TNI (Purn)
didepan salah satu hyper-baric chamber di RSAL dr. Mintohardjo

Membicarakan bidang kedokteran kelautan seolah melihat fenomena gunung es di lautan. Yang terlihat pada saat ini hanyalah permukaan dari manfaat kontribusi bidang kedokteran kelautan pada ilmu medis lainnya. Dibawah permukaan laut, kita dapat berasumsi masih banyak lagi tigaperempat bagian dari kedokteran kelautan yang siap dieksplorasi.

Di Indonesia sendiri, pembinaan kedokteran kelautan dimotori oleh TNI-AL, dimana pada bidang militer matra kelautanlah ilmu kedokteran kelautan sangat dibutuhkan perkembangannya. Kondisi tersebut disebabkan oleh tuntutan dari para prajurit matra kelautan yang wajib-suka tidak suka- harus ‘akrab’ dengan situasi kondisi bertekanan tinggi.

“Seperti halnya pada kesatuan operasional sebuah kapal selam, para operator yang tinggal berhari-hari di kedalaman laut yang bertekanan tinggi sangat rentan terkena paparan masalah kesehatan laut. Belum lagi pada kasus keperluan infiltrasi kedaerah musuh melalui penyelaman kawasan laut, para prajurit TNI-AL dituntut harus lebih tahan banting terhadap kondisi kejamnya tekanan tinggi pada kedalaman tertentu,” jelas beliau. Disinilah peran kedokteran kelautan menyesuaikan kepada kebutuhan medis dari varian persoalan kesehatan laut.

Tak heran jika beliau berpendapat perlunya pembenahan diri secara bertahap demi perkembangan ilmu kedokteran kelautan pada negeri kepulauan sebagaimana Republik Indonesia terwujud..[] (DA)

Dr. Harijanto Mahdi Sp.THT, Sp. KL Laksma TNI (Purn)

dr. Harijanto Mahdi Sp.THT, Sp. KL Laksma TNI (Purn)
Tanggal Lahir:
Surabaya, 11 Oktober 1943

RIWAYAT PENDIDIKAN

Lulus dokter:
1967
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Sekolah Kapal Selam TNI-AL:
1970

Naval School Diving Officer:
1971
United States of America

Submarine Medicine:
1971
United States of America

Underwater Medicine:
1973
Royal Australian Navy

Ecole de Plongge:
1977
Perancis

U Boot Lehr Schulle:
1981
Jerman

Lulus Spesialis:
1984
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga

RIWAYAT PEKERJAAN

Dokter Skwadron Kapal Selam
1970 – 1972

Direktur Sekolah
Juru Selam TNI-AL
1973 – 1976

Perwira Kesehatan
Kodahankam/Kotis
Timor Timur
1978 – 1979

Kepala Lembaga
Kesehatan Kelautan
1987 – 1991

Kepala Rumah Sakit
dr. Ramelan Surabaya
1992 – 1994

Direktur Kesehatan TNI-AL
1994 – 1996

Kepala Pusat Kesehatan
ABRI/TNI
1996 – 2000

Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah Surabaya
1987 – 1995

Tim Jaminan Sosial Nasional
Kantor Wakil Presiden
Republik Indonesia
2001 – 2004

Tim Pembangunan Rumah Sejahtera
bagi anak yatim piatu
Nanggroe Aceh Darusalam
2002 -2205

Konsultan, U.S. NAMRU-2,
2002 – sekarang

Komnas FBPI (Flu-Burung)
Panel ahli
2008 – sekarang

Sekretaris Pengurus
Yayasan Rumah Sakit Jakarta
2002 – sekarang

Kepala Kompartemen
Kesejahteraan Pepabri
2008 – sekarang

Ketua PERDOKLA
2005 – sekarang

 

Dr. Harijanto Mahdi Sp.THTSp. KL Laksma TNI (Purn)

Konsultasi Dokter Terkait