Berita Kesehatan

Your Weight is Your Health

Tim Redaksi KlikDokter, 10 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Berawal pada perjumpaan pertama Klikdokter.com dengan Profesor Sidartawan Soegondo, MD, PhD, FACE di acara “Seminar Awam Kolesterol atau Lawan” yang diselenggarakan leh RSPP pada awal Maret lalu, terwujudlah sesi wawancara eksklusif dengan beliau di Klikd

Your Weight is Your Health

Berawal pada perjumpaan pertama Klikdokter.com dengan Profesor Sidartawan Soegondo, MD, PhD, FACE di acara “Seminar Awam Kolesterol atau Lawan” yang diselenggarakan leh RSPP pada awal Maret lalu, terwujudlah sesi wawancara eksklusif dengan beliau di Klikdokter.com.

Pada acara tersebut beliau terlihat piawai dalam menyampaikan materi pada peserta seminar. Sesekali beliau melempar humor selingan edukatif yang menyegarkan suasana. Untuk pria kelahiran tahun 1944 silam, beliau terlihat lebih muda dari usianya. Ditambah lagi kepiawaiannya dalam menggunakan alat-alat tercanggih (high-end electronic gadgets) untuk pendukung edukasi miliknya, semakin menjauhkan dirinya dari aksioma kuno masyarakat : “manusia diatas 60 tahun selalu kuno dan konservatif”.

Pada kesempatan wawancara eksklusif dengan beliau belum lama ini, dirinya mengemukakan keprihatinan akan gejala masyarakat akan masih rendahnya kesadaran pentingnya hubungan gaya hidup dengan ancaman penyakit degeneratif yang merajalela dewasa ini.

Penyakit yang sedikit banyak bermuara pada faktor penyebab yang paling krusiil, yakni pola gaya hidup dan makan manusia. Beliau berpendapat, pada hakikatnya manusia itu memiliki kebebasan dalam memilih apa-apa untuk dimakan dan minum. Namun esensi kesadaran dalam kompensasi akibat yang ditimbulkan oleh segala sesuatu yang dikonsumsi, masih dalam memprihatinkan

Terpantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di dunia memiliki data penderita diabetes sejumlah 194 juta diabetesein. Diprediksi, dengan kalkulasi prosentase laju angka yang ada pada saat ini, maka pada tahun 2025 penderita diabetes akan melonjak hingga 500 juta diabtesein. Dengan data penderita diabetes di Indonesia sendiri, angka 8,4 juta akan meningkat pada 2030 menjadi sebanyak 21,3 juta diabtesein. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat keempat penderita diabetes terbesar setelah Shina, India, dan Amerika.

Gangguan diabetes sendiri merupakan suatu gangguan yang tidak bisa diobati secara permanen dan instan pada penderitanya, namun bukan berarti tidak bisa dikendalikan. Karena bagaimana pun, diabetes sendiri bukanlah sebuah momok untuk ditabukan. Inti luhur menjalani hidup adalah menghadapi semua persoalan yang ada, bukan dihindari hingga menghantui mengendap menjadi sebuah bom waktu yang mematikan.

Pun, sebagaimana diketahui, agar siap menghadapai persoalan, seseorang haruslah memiliki ilmu untuk mengatasi persoalan tersebut dengan akal pikiran yang sehat dan jernih.  Dan, Prof. Sidartawan Soegondo, MD, PhD, FACE membagi ilmunya dalam membantu solusi diabetes.

“Silahkan makan apa saja yang Anda sukai, asal “dilunasi” dengan keseimbangan latih gerak tubuh. Kuncinya, ” tukasnya.

Jelas, Sesehat apapun itu bentuk kandungan gizi suatu makanan. Jika makanan yang terkkonsumsi tersebut tidaklah mengalami proses konversi menjadi energi dengan aktifitas gerak tubuh. Maka yang ada hanya menjadi timbunan cadangan komoditi energi yang sulit dibakar (baca: cerna).

“Penting diingat, kondisi kesehatan manusia tercitra dari lebar lingkar pinggangnya, jika ditemukan lingkar pinggang seseorang masih dibawah ukuran 90cm, maka orang tersebut masih masuk dalam kategori aman dalam potensi serangan diabetes. Masalah semakin kompleks jika lingkar pinggang kita diatas ukuran 90 cm, kondisi kegemukan yang ada akan memberikan kontribusi kepada potensi paparan diabetes,” jelas lebih lanjut beliau.

Beliau sendiri sudah belasan tahun terakhir menceburkan dirinya ke salah satu bidang bidang penyakit dalam yang fenomenal ini. Beliau menlancongkan diri dalam bidang penelitian khusus pada perihal diabetes hingga ke berbagai daerah. Sebagai seorang penyuka aktifitas travelling ini, beliau pernah mendatangi pelosok pedalaman pulau Kalimantan demi mendapatkan data komprehensif para diabetesein yang tersebar di seluruh Indonesia. Tidak hanya pedalaman belantara pulau Kalimantan, bentang alam lautan maha luas pernah pula beliau lintasi demi meraih informasi menyeluruh di setiap pulau terpencil di Indonesia bagian timur dan tengah. Di usia 65 tahun ini beliau selalu bersemangat ketika diajak bicara mengenai komplektisitas penyakit dalam. Dengan diabetes yang menjadi fokus khususnya, beliau selalu menjawab dengan antusias setiap pertanyaan yang kita lontarkan. Memberikan impresi kuat; seakan ilmu yang telah digali dan direguknya tidak pernah memuaskan elan dahaga kebutuhan ilmu yang lebih besar dimiliki oleh dirinya. Sebuah prinsip keteladanan sempurna dari seorang Prof. Sidartawan Soegondo, MD, PhD, FACE.[](DA)

Prof. Sidartawan Soegondo, MD, PhD, FACE

Prof. Sidartawan Soegondo, MD, PhD, FACE Tanggal Lahir: Amsterdam, 14 - 8 – 1944

RIWAYAT PENDIDIKAN

Lulus Pendidikan Dokter: 1971 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Lulus Pendidikan Penyakit Tropis: 1981 Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok, Thailand

Lulus Pendidikan Klinik Endokrin: 1984 Clinical Endocrinology, Academy of Medicine, Singapore

Lulus Pendidikan Spesialis Kedokteran: 1985 Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Diabetes Educators Course: 1992 University of Düsseldorf, Germany

Practical Diabetes Course: 1993 Steno Diabetes Center, Copenhagen, Denmark

Doctor of Philosophy: 2004 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

AKTIVITAS ORGANISASI

Nasional: President, Indonesian Diabetes Association, 2005 - 2008 President Elect, Indonesian Diabetes Association, 2011- 2 013 President, Indonesian Society of Endocrinology, 2001 – 2003 and 2003 - 2005 Vice Chairman, Indonesian Society for The Study of Obesity, 2003 - 2006 Secretary General, Indonesian Association of Internal Medicine, 2003 – 2006 Chairman, Metabolic Syndrome Institute of Indonesia, 2005 Founder, Indonesian Diabetes Educators Association

International: Member, International Diabetes Federation (IDF) Member, International Society of Endocrinology (ISE) Member, American Diabetes Association (ADA) Member, European Association for the Study of Diabetes (EASD) Member, Asia-Oceania Association for the Study of Thyroid (AOTA) Member, American Association of Diabetes Educators (AADE) Member, American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) Member, North American Association for the Study of Obesity (NAASO) Member, AOASO (Asia Oceania Association for the Study of Obesity) Member, Asian Association for the Study of Diabetes (AASD) Fellow, American College of Endocrinology (FACE) Honorary member, Diabetes India President, ASEAN Diabetes Educators Association, 2000-2001 Scientific committee member, Molecular Diabetology in Asia, 2000 - present Scientific committee member, Type 2 diabetes in Asia Study Group, 2002- present Temporary Advisor, WHO Head Quarters, Geneva, on Diabetes Education, 2007 Scientific committee member, Controversies Pre-diabetes, Diabetes and Hypertension, Congress, Asia Pasific, 2010, Shanghai, President, ASEAN Federation of Endocrine Societies (AFES), 2000 - 2001 Editorial Board, Medical Progress, 2000 - present Executive Committee Member, IASO (International Association for the Study of Obesity) 2003 – present Executive Committee Member, Diabetes in Asia Study Group (DASG) 2008-2011 Executive Committee Member, International Diabetes Federation (IDF) Western Pacific Region, 2009-2012

AWARDS

Djuned Pusponegoro Award (3rd), Review paper, MKI, 2005. Great performers on National Scale, 100 Top Medical doctors in Indonesia. CAMPUS Asia, January 2009.

Berat Badan

Konsultasi Dokter Terkait