Berita Kesehatan

Life is Full Coincidence

Tim Redaksi KlikDokter, 10 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bertepatan pada Hari Pahlawan 10 November 2008 lalu, pria kelahiran 18 Juli 66 tahun silam ini telah diangkat menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Life is Full Coincidence

Bertepatan pada Hari Pahlawan 10 November 2008 lalu, pria kelahiran 18 Juli 66 tahun silam ini telah diangkat menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada kesempatan berpidato purna bakti Guru Besar FKUI, dirinya menceritakan betapa hidup yang dijalaninya penuh dengan episode ‘gayung bersambut’. Diakui oleh dirinya, kiprah karir beliau di dunia medis yang selama ini ditekuni merupakan serentetan episode hidup yang penuh kebetulan. Rencana awal cita-cita adalah menjadi seorang insinyur, namun ketika kebetulan dihadapi oleh desakan orangtua yang menginginkan dirinya menjadi seorang dokter, maka pilihan menekuni fakultas kedokteran ditempuhnya demi ibadah; menyenangkan hati orangtua. Ketekunannya mendalami ilmu medis ternyata membuahkan kecintaan kepada dunia kedokteran hingga membawa dirinya seperti saat ini. Beliau bercerita, ketika lulus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1966, pria penggemar berbagai macam kegiatan olahraga ini mengakui ‘ketinggalan’ masa pendaftaran studi spesialisasi kedokteran. Namun secara kebetulan pada masa itu dibuka dua pendidikan dokter spesialis baru atas prakarsa Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo yaitu pulmonologi dan kardiologi. Kontan pria yang menikahi Ny. Sri Indah Sari pada tahun 18 Juli 1969 ini langsung tidak menyianyiakan kesempatan tersebut yang diakuinya sebagai ‘kebetulan’ dalam hidupnya. ‘Kebetulan’ berikutnya dirasakan ketika menjalani kerjasama dengan Jepang dalam bidang persiapan bedah paru. Dirasa olehnya, walaupun baru menjalani pelatihan bronkoskopi hanya selama 3 bulan, dirinya yang paling piawai melakukakn bronkoskopi rigid (metal) di Indonesia. Dalam kurun waktu 2 tahun, sedikitnya beliau telah menghasilkan tulisan mengenai 150 kasus bronkoskopi di Indonesia. Namun satu hal penyesalan yang paling dirasa olehnya selama menjalani pelatihan di luar negeri ialah kurangnya menguasai bahasa inggris dengan baik sebagai percakapan bahasa universal. Hal tersebut dirasa sangat merugikan. Keterbatasan komunikasi terpaksa membuatnya untuk mengurungkan niat untuk berdiskusi kepada pembimbing. Secara kebetulan juga pada masa itu dokter spesialis paru masih sedikit jumlahnya, jadi kesempatan untuk menjalani berbagai pelatihan di luar negeri menjadi sebuah rutinitas.

Dengan banyak melihat dan menyaksikan perkembangan dan pengembangan penyakit paru di luar negeri, dirinya merasakan pola pikir lebih terbuka. Seperti memantau perkembangan kasus pulmonologi pada dekade pertama tahun 2000 diantaranya seperti fenomena kasus SARS di Singapura yang sempat membuat panik situasi kesehatan Indonesia; kasus flu burung di Indonesia yang fenomenal; masalah rokok dan polusi udara yang menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam penyakit pernapasan di Indonesia; serta tidak ketinggalan dampak krisis keuangan global yang memberikan gangguan kelancaran proses Program Nasional TB dan HIV lantaran sebagian besar dana yang didukung dari Global Fund; dan lain sebagainya. Hal-hal tersebutlah yang merupakan tantangan dimasa depan yang harus dihadapi dan diatasi. Sepesat apapun perkembangan ilmu kedokteran dimasa depan, penyakit baru akan bermunculan serta penyakit lama pun bermuncul pula dengan masalah baru. Dalam menanggapi hal tersebut, beliau banyak berharap pada generasi penerus di masa mendatang untuk menghadapi dan mengatasi tantangan yang ada untuk lebih peka pada pergerakan teknologi yang mengiringi berlangsungnya proses belajar mengajar. Agar di masa depan, para generasi penerus selanjutnya tidak hanya menjadi orang yang pintar. Namun orang yang terpintar di Indonesia Ketika beliau mengatakan hidupya penuh dengan serentetan ‘kebetulan’, Klikdokter.com lebih melihat apa yang dikatakan oleh Abraham Lincoln, “Life isn’t a coincidence, it’s a reflections of your work.” Begitu juga sudut pandang Klikdokter.com dalam melihat profil tokoh kesehatan yang satu ini, kepiawaiannya dalam bidang medis yang penuh dedikasi dan integritas, telah membentuk karakter yang dapat dijadikan teladan oleh generasi penerus dimasa mendatang.[] (DA)

Prof. Dr. Hadiarto Mangunnegoro, Sp.P (K), FCCP

Prof. Dr. Hadiarto Mangunnegoro, , Sp.P (K), FCCP Tanggal Lahir: Cianjur, 18 Juli 1942 Istri : Ny. Sri Indah Sari Anak: 1. Sharita Miranda, S.Psi 2. Aryo Indarto 3. Arditto RahardjoRIWAYAT PENDIDIKAN Lulus dokter: 1966 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Lulus Spesialis: 1971 Pendidikan Dokter Paru Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaRIWAYAT PEKERJAAN Sebagai Dokter Spesialis Paru dan Pernafasan Konsultan bidang Asma dan Penyakit Paru Obstruktif MenahunRIWAYAT ORGANISASI & PROFESI Anggota IDI Jakarta. 1967 – sekarang Anggota Perhimpunan  Dokter Paru Indonesia, di Jakarta. 1973 – sekarang Anggota Senat FKUI, Jakarta. 1992 – 1998 Anggota American College of Chest Physicians (ACCP), Amerika Serikat. 1980 – sekarang Anggota European Respiratory Society (ERS) di Paris, France. 1980 – sekarang Anggota Executive Member APSR, Tokyo, Jepang. 1987 – sekarang Anggota Kelompok Kerja Pengkajian Pengembangan Fungsi Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru, Jakarta. 1995 – sekarang Anggota Working Group on Asthma Management GOLBAL INITIATIVE OF ASTHMA (GINA) Anggota Komite Nasional Penanggulangan Penyakit TUberkolosis Paru di Indonesia. 1996 – sekarangPRESTASI ILMIAH Daftar Karya Ilmiah Hasil Penelitian yang Dipublikasikan sebagai Penulis Utama berjumlah 13 karya ilmiah. Daftar Karya Ilmiah Hasil Penelitian yang Dipublikasikan sebagai Penulis Pembantu berjumlah 38 karya ilmiah. Daftar Karya Ilmiah bukan Hasil Penelitian yang Dipublikasikan sebagai Penulis Utama berjumlah 17 karya ilmiah. Daftar Karya Ilmiah bukan Hasil Penelitian yang Dipublikasikan sebagai Penulis Pembantu berjumlah 1 karya ilmiah. Daftar Karya Ilmiah Berupa Buku berjumlah 5 karya ilmiah. Peran serta aktif dalam pertemuan ilmiah tingkat nasional / internasional terdapat 39 kali. Tanda Penghargaan, telah dimiliki sebanyak 8 tanda penghargaan. Daftar bimbingan skripsi / tesis sebanyak 28 kali.

Prof. Dr. Hadiarto MangunnegoroSp.P (K)FCCP

Konsultasi Dokter Terkait