Berita Kesehatan

Hargailah jaringan meskipun hanya 1 cm

Tim Redaksi KlikDokter, 10 Nov 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dokter lulusan FKUI tahun 1987 ini merupakan sosok yang terbuka, humoris, dan rendah hati. Jabatan Kepala dari Unit Luka Bakar Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) yang disandangnya pun tidak membuatnya besar kepala. Sebagai salah satu dokter bedah plastik

Hargailah jaringan meskipun hanya 1 cm

Dokter lulusan FKUI tahun 1987 ini merupakan sosok yang terbuka, humoris, dan rendah hati. Jabatan Kepala dari Unit Luka Bakar Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) yang disandangnya pun tidak membuatnya besar kepala. Sebagai salah satu dokter bedah plastik di RSPP, beliau banyak mengerjakan berbagai kasus bedah plastik baik dari bidang rekonstruksi maupun estetik..

Berawal dari PTT (Pegawai Tidak Tetap) di RS.Pariaman, Sumatra Barat, selama 3 tahun, dokter yang bernama lengkap Poengki Dwipoerwantoro ini melanjutkan jenjang karirnya sebagai asisten Kardiologi RSPP dengan melepas statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).  Tidak menyangka, dari situlah niatan mendalami bedah plastik didapatnya. “Dulu saya ingin menjadi dokter jantung, tapi ketika saya follow up pasien pasca operasi bedah jantung, ternyata banyak bekas operasinya yang menjadi keloid.” Penggunaan benang emas untuk menjahit dada itulah yang membuat terjadinya keloid. Empat tahun bekerja sebagai asisten kardiologi, suami dari Pramita Gayatri Poerwantoro ini melanjutkan pendidikan spesialis bedah plastik di Universitas Indonesia. Selepas pendidikan, beliau melanjutkan magang selama 2 bulan di Taipei, Taiwan, mengenai Surgical Techniques in Cleft lip and Palate. Kemudian diteruskan dengan magang selama 3 bulan di Australia. Beliau bekerja di Royal Children Hospital dan banyak menangani kasus operasi bibir sumbing.

Berbagai pelatihan di dalam maupun di luar negeri tidak pernah luput dihadiri guna menambah khasanah keilmuan yang dimilikinya. Tidak hanya dalam bidang bedah plastik saja, namun pelatihan lain seperti Pengendalian Infeksi Nosokomial sampai pendalaman mengenai nutrisi pun diambil oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat RSPP ini. Enam tahun berselang semenjak beliau diangkat menjadi Kepala Unit Luka Bakar di RSPP, kemajuan hasil perawatan dari penderita luka bakar yang dirawatnya cukup signifikan. “Angka kematian penderita luka bakar masih tinggi, sekitar 40%, terutama luka bakar derajat berat,” lanjutnya, “Tahun ini belum ada angkanya, namun tahun lalu angka kematian penderita luka bakar hanya 2 orang dari 10 orang, yang berarti hanya 20%.” Hal tersebut merupakan suatu kemajuan yang sangat besar semenjak beliau menduduki jabatan tersebut. “Semua luka bakar saya tangani disini, termasuk nutrisi mereka. Nutrisi merupakan salah satu elemen penting di dalam penanganan luka bakar.” dikatakan oleh ayah 3 putri ini. Minatnya yang terutama di perawatan luka bakar dilatarbelakangi karena angka kematian penderita luka bakar yang masih tinggi.

Meskipun pendalaman minatnya terutama di bidang luka bakar, dokter yang baru-baru ini menjadi pembicara dalam National Dietician Scientific Meeting di Jakarta ini tidak menghalanginya untuk tetap mengerjakan bidang bedah plastik lainnya. Dari palatoplasty sampai vaginoplasty pun dikerjakan. “Kepuasan pasien akan hasil dari bedah estetik tergantung dari kepribadian orang masing-masing, tergantung dari apa arti kata ‘sempurna’ bagi masing-masing individu.” Dokter kelahiran 17 September 1962 ini melanjutkan, “Bedah rekonstruksi lebih mudah dikerjakan, karena hasilnya pasti lebih bagus dari sebelumnya,” jawabnya ketika ditanya mengenai animo masyarakat yang sangat tinggi mengenai bedah estetik. “Saya lebih suka mengerjakan vaginoplasty, pembentukan kembali otot dasar panggul, yang dengan sendirinya akan mengecilkan vagina. Operasi ini diindikasikan bagi mereka yang sudah melahirkan lebih dari 3 kali.” “Hasilnya sangat memuaskan, namun jangan tanya kepada empunya, tanya kepada yang memakainya,” lanjutnya sambil tertawa.

Waktu kerja yang diatur sedemikian rupa membuatnya memiliki banyak waktu untuk keluarga. Hobi nonton bioskop atau yang disebutnya sebagai ‘maniak’ menonton ini selalu dijalani bila waktu mengijinkan. “Saya selalu menyempatkan diri untuk menonton bioskop bersama nyonya setiap kali ada film baru keluar, kalau sempat tentunya” jawabnya ketika ditanyakan mengenai hobi yang dimiliki. Selain itu olahraga seperti golf maupun berenang pun terkadang dilakukannya. Tidak lupa juga jalan-jalan bersama keluarga baik di dalam maupun di luar kota. Meskipun kesibukan selalu mengikatnya bukan alasan baginya untuk melupakan waktu berharga yang dimilikinya dan keluarganya. (TRH)

Dr. Poengki Dwipoerwantoro, SpBP

Nama : Dr. Poengki Dwipoerwantoro, SpBP Tempat &Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 1962 Alamat: Apartemen Taman Rasuna Said, Kuningan Jakarta Agama : Islam Status Perkawlnan : Menikah Isteri : Dr. Pramita Gayatri Dwi Poerwantoro, SpA sub Gastroenterologi Anak : Danya Philanodia Dwipurwantoro Nadya Vanissa Dwipurwantoro Nathania Kalyca DwipurwantoroRIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL SD: 1969 – 1974 SMP: 1975 - 1977  SMA: 1978 - 1981 Pendidikan Kedokteran: FKUI, tamat 1987 Spesialis Ilmu Bedah Plastik : FKUI, tamat 2001KURSUS DAN PELATIHAN 1988: National Managerial Course for government employee Padang, Indonesia. 1993: Pertamina’s Middle Manager Management Course, Jakarta, Indonesia 1994: WHO-COPCORD Post Graduate course, Jakarta, Indonesia. 1995: Mediterranean Association of Cardiology and Cardiac Surgery Workshop, Limassol, Cyprus. 1996: Research Methodological course, Jakarta, Indonesia. 1990: Nosocomial  Infection Course, Padang, Indonesia. 1998: Royal College of Surgeons of England, Basic Surgical Skills Workshop, Jakarta, Indonesia. 1999: Singapore General Hospital Basic Microsurgery International Course, Singapore. 2000: 1. International Workshop, Surgical Techniques in Cleft lip and Palate, Taipei, Taiwan   2. International Conference on Tissue Banking, Bali, Indonesia 2001: Current Approach in Management of Critical ill Patients, Using Plasma Based Therapies, Jakarta, Indonesia. 2005: 1. Chronic Wound Management, Jakarta, Indonesia.            2. UJF-FKUI International Course on Metabolism & Clinical Nutrition, Jakarta, Indonesia. 2006 : 1. Asia-Pacific Advance Nutrition Course, Manila, Philippines.   2. 13th International Symposium on Critical Care, Bali, Indonesia 2007: 1. UJF-FKUI International Course on Metabolism & Clinical nutrition, Jakarta, Indonesia.2. Asia Advance Nutrition Course, Jakarta, Indonesia.3. 14th International Symposium on Critical Care, Bali, Indonesia. 2008: 1. Rational Parenteral Nutrition, Jakarta, Indonesia.2. A Novel approach for excellent wound care, Bandung, Indonesia.3. Management of Multi Casualty Incidents, Israel.4. World Congress OESO, Monaco

RIWAYAT PEKERJAAN April, 1th 1988 – April, 1th 1991:Medical Staff of Pariaman Hospital, West Sumatera, Indonesia. June 1991 – June 1996:Working as General Practitioner at Pertamina Central Hospital June 1996 – June 2001:Plastic Surgery Residency in Department of Surgery, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital,Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta - Indonesia June, 2001 – Now, 18th 1998:Working at Pertamina Central Hospital as Plastic Surgeon. 2002 till now: Appointed asHead of Burn Unit Pertamina Central Hospital.  2007: Appointed asHead of Emergency Department

Hargailah Jaringan Meskipun Hanya 1 Cm

Konsultasi Dokter Terkait