HomeInfo SehatReproduksiKontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan
Reproduksi

Kontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan

Tim Redaksi KlikDokter, 22 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan

Kontrasepsi Suntikan Menyebabkan Peningkatan Berat Badan

Kelebihan berat badan merupakan sebuah kondisi yang bisa terjadi pada siapapun, baik itu pria maupun wanita. Penyebab naiknya berat badan sangat beragam termasuk wanita yang menggunakan alat kontrasepsi.

Alat kontrasepsi belakangan ini menjadi tren bagi keluarga untuk menekan jumlah keturunan di dalam keluarga. Adapun penggunaan alat kontrasepsi ini memiliki efek samping yang disinyalir dapat meningkatkan berat badan. Berikut ini penjelasan meningkatnya berat badan yang disebabkan oleh penggunaan alat kontrasepsi.

Penelitian Hubungan Alat Kontrasepsi dan Berat Badan

Wanita yang menggunakan kontrasepsi medroxyprogesterone acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB suntik 3 bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan sebanyak 11 pon atau 5,5 kg dan mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam waktu 3 tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch (UTMB).

Sedangkan bagi mereka yang mengganti kontrasepsi hormonal ke non-hormonal akan mengalami penurunan berat badan dan massa lemak akibat pemakaian kontrasepsi hormonal sebelumnya.

Bagi mereka yang beralih ke kontrasepsi oral atau pil setelah melakukan kontrasepsi suntikan, akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 4 pon atau 2 kg dalam jangka waktu yang sama. Peningkatan berat badan akan tergantung dari lamanya suntikan DMPA digunakan.

Artikel Lainnya: Cara Menghitung Berat Badan Ideal 

DMPA adalah kontrasepsi suntikan yang diberikan setiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi ini banyak digunakan karena memiliki angka kegagalan yang rendah, tidak mahal, dan tidak perlu dikonsumsi setiap hari.

Para perempuan dan para dokter harus memikirkan masalah ini sebelum memutuskan kontrasepsi terbaik yang akan digunakan. Yang perlu diperhatikan juga, DMPA berkaitan dengan peningkatan lemak abdominal (perut), salah satu komponen dari sindroma metabolik yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Penelitian yang dilakukan melibatkan 703 wanita yang dibagi dalam 2 kategori, usia 16 – 24 tahun, dan usia 25 – 33 tahun, menggunakan kontrasepsi DMPA (KB suntik 3 bulan), oral (desogestrel) atau nonhormonal (kondom, abstinensia) selama 3 tahun.

Para peneliti membandingkan berat badan dan konposisinya yang mencakup pengaruh usia, ras, intake atau asupan kalori, dan olahraga atau aktivitas fisik selain dari faktor-faktor lain.

Ketika peneliti membandingkan ketiga grup ini, pengguna DMPA memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pengguna kontrasepsi lainnya untuk mengalami obesitas selama 3 tahun pemakaian.

Meskipun begitu, penelitian lanjutan diperlukan guna memastikan apakah DMPA memang memiliki pengaruh langsung peningkatan berat badan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Mekanisme mengenai bagaimana DMPA menyebabkan peningkatan berat badan dan massa lemak tubuh masih belum diketahui secara pasti. Sementara itu diketahui bahwa tidak ada hubungan antara DMPA yang masuk ke dalam tubuh dengan masukan kalori, konsumsi lemak, atau jumlah aktivitas fisik di dalam perubahan massa tubuh.

Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan untuk lebih memastikan mengenai penyebab kenaikan berat badan pada penggunaan kontrasepsi DMPA.

Kesehatan Wanita

Konsultasi Dokter Terkait