Tanpa sadar, kita sering menghela napas saat sedih, lelah, atau sedang banyak hal yang harus dipikirkan.
Menghela napas merupakan hal yang normal terjadi dan bukan masalah kesehatan yang serius. Pada beberapa kasus, ada orang yang sering menghela napas.
Dokter Dyah Novita Anggraini mengatakan, “Penyebab seseorang menghela napas terlalu sering bisa karena adanya gangguan kecemasan, stres, dan depresi.” Berikut penjelasan mengenai penyebab sering menghela napas.
1. Stres
Stresor atau penyebab stres akan selalu ada di sekitar Anda atau di dalam kehidupan sehari-hari.
Stresor bisa disebabkan oleh tekanan fisik seperti merasakan nyeri atau tekanan psikologis yang dapat dirasakan sebelum ujian atau wawancara kerja.
Saat mengalami stres, jantung dapat berdetak lebih cepat, tubuh mengeluarkan keringat, dan sistem pencernaan jadi terganggu.
Artikel Lainnya: Manfaat Menghela Napas Panjang yang Jarang Diketahui Orang
Hal lain yang dapat terjadi saat sedang stres adalah hiperventilasi. Kondisi ini ditandai dengan merasa sesak napas dan disertai dengan peningkatan napas.
2. Gangguan Kecemasan
Menurut penelitian tahun 2016 dari jurnal Current Biology, terdapat hubungan antara menghela napas berlebihan dan beberapa kondisi, seperti gangguan kecemasan, gangguan panik, gangguan stres pascatrauma, dan fobia.
Namun, belum ditemukan jelas apakah menghela napas merupakan penyebab dari gangguan tersebut atau bagian dari gejalanya.
Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui antara gangguan psikologis dan menghela napas.
3. Depresi
Penelitian tahun 2011 pernah mengamati 13 orang yang mengalami rheumatoid arthritis (RA).
Depresi sering dialami orang dengan rheumatoid arthritis. Jika tidak diobati, depresi dapat menyebabkan perburukan gejala rheumatoid arthritis.
Menurut studi, tarikan napas dapat menjadi tanda depresi dan kambuhnya kondisi nyeri pada pasien rheumatoid arthritis.
Hasil penelitian juga menemukan bahwa peningkatan helaan napas memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat depresi pasien rheumatoid arthritis.
4. Gangguan Pernapasan
Dokter Dyah mengatakan sering menghela napas bisa disebabkan oleh gangguan pernapasan.
“Ciri gangguan pernapasan yang meningkatkan frekuensi helaan napas adalah penyakit asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),” jelasnya.
Artikel Lainnya: Manfaat Melakukan Pernapasan Perut, Salah Satunya Bikin Tubuh Rileks
Secara keseluruhan, menghela napas dapat meningkatkan fungsi paru-paru. Sebab, saat bernapas normal, kantung udara kecil di paru-paru (alveoli) terkadang bisa kolaps secara spontan.
Hal ini dapat mengurangi kerja fungsi paru-paru dan mengurangi pertukaran gas yang terjadi di dalamnya. Nah, menghela napas dapat membantu mencegah efek kolapsnya alveoli.
Menghela napas dapat menarik udara ke dalam paru-paru dalam jumlah lebih banyak dan membantu membuka semua kantung udara atau alveoli.
Anda tidak perlu khawatir apabila tarikan napas tidak disertai dengan sesak napas, nyeri dada, atau batuk.
Bila menghela napas disertai beberapa gejala lain, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk menemukan penyebab dan perawatan yang tepat.
Chat langsung dengan dokter paru-paru seputar masalah kesehatan pernapasan lainnya melalui fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)
Referensi:
- Wawancara dr. Dyah Novita Anggraini.
- Healthline. Diakses 2022. Why Am I Sighing So Much and What Does It Mean?
- Current Biology Journal. Diakses Januari 2022. Sighing. 2016.
- PubMed. Diakses Januari 2022. Sigh syndrome: is it a sign of trouble? 2008.
- NCBI. Diakses 2022. Naturalistically Observed Sighing and Depression in Rheumatoid Arthritis Patients: A Preliminary Study. 2011.
- PubMed. Diakses 2022. Why do you sigh? Sigh rate during induced stress and relief. 2009.
:format(webp)/article/YGE_sV_BcG_pL5htXm3g9/original/035559100_1643796374-Penyebab_Sering_Menghela_Napas_atau_Sighing.jpg?w=256&q=100)