Pencernaan

Penderita GERD Punya Gejala COVID-19 Lebih Parah?

dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, CHt, FINASIM, Dosen Staf Pengajar FK Universitas Trisakti, 29 Agt 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penderita GERD lebih tinggi terkena infeksi COVID-19. Apa penyebabnya? Simak ulasan berikut.

Penderita GERD Punya Gejala COVID-19 Lebih Parah?

Penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) atau dikenal juga dengan sebutan penyakit refluk gastroesofageal (PRGE) terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga area ini teriritasi. 

GERD dipicu oleh lemahnya otot pembatas di kerongkongan bawah. Otot tersebut tak mampu menahan perpindahan asam lambung. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri dan panas terbakar di ulu hati (heartburn). 

Lama-kelamaan, penderita GERD akan memiliki jaringan parut di esofagusnya dan membuat ia kesulitan menelan. Nah, pasien GERD perlu lebih berhati-hati di masa pandemi ini. 

Penelitian menunjukkan, penyakit COVID-19 ternyata dapat menimbulkan kondisi yang lebih parah pada pengidap PRGE.

Lantas, apa bahaya COVID-19 pada pasien GERD? Mari cari tahu hubungan keduanya, komplikasi yang mungkin terjadi, serta tindakan pencegahannya!

Hubungan GERD dengan COVID-19

GERD dan COVID-19 bagaikan ayam dengan telur. Berdasarkan beberapa penelitian, keduanya sulit ditentukan mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat.

Studi yang dilakukan Almario menunjukkan, pasien GERD yang menggunakan obat golongan PPI (Proton Pump Inhibitor) 2 kali sehari mengalami peningkatan risiko terinfeksi COVID-19 ketimbang pasien yang menggunakan obat PPI 1 kali sehari dan tidak menggunakan obat ini sama sekali.

Berdasarkan penelitian tersebut, peningkatan risiko COVID-19 pada pasien GERD dapat dijelaskan dengan beberapa hipotesis berikut.

  • Penggunaan obat PPI mengurangi keberagaman mikroba usus yang menyebabkan virus SARS-CoV2 lebih mudah menginfeksi
  • Pemakaian obat PPI menimbulkan hipokloridia (rendahnya kadar asam lambung) yang dapat mengurangi pertahanan mukosa lambung terhadap infeksi, salah satunya virus SARS-CoV2
  • Obat PPI menyebabkan gangguan kadar PH sehingga memudahkan penyakit COVID-29 menginfeksi tubuh

Sementara itu, penelitian juga menyebutkan COVID-19 dapat meningkatkan risiko GERD akibat adanya gangguan interaksi usus dengan otak (disorders of gut-brain interaction/DGBI). Pandemi dapat meningkatkan stres, kecemasan, atau depresi yang dihadapi pasien COVID-19 sehingga bisa menyebabkan DGBI berupa reflux hypersensitivity.

Bahaya COVID-19 pada Pasien GERD

Seorang ahli sistem biologi dari University of Sao Paulo, Brasil, bernama Helder Nakaya menjelaskan risiko dan kondisi penderita GERD yang terjangkit COVID-19. Dilansir dari The Scientist, refluks asam lambung menjadi faktor yang sering diabaikan dalam penanganan infeksi virus SARS-CoV-2. 

Dalam analisisnya yang dipublikasikan di medRxiv, 1.300 pasien COVID-19 dan GERD yang dirawat di rumah sakit punya risiko kematian 2-3 kali lebih tinggi dibanding mereka yang esofagusnya normal. 

Meningkatnya risiko bahaya kematian pasien dengan masalah asam lambung dan terinfeksi COVID, kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa komplikasi berikut:

  • Esofagitis (peradangan pada jaringan kerongkongan)
  • Striktur esofagus (penyempitan lumen esofagus yang menimbulkan keluhan susah menelan)
  • Barret’s Esophagus (kerusakan pada sel-sel kerongkongan yang nantinya dapat berkembang menjadi kanker esofagus)

Artikel Lainnya: Sering Dikira Sama, Apa Beda GERD dengan Sakit Maag?

Penanganan COVID-19 pada Pasien GERD


Penanganan COVID-19 pada Pasien GERD

Ilmuwan telah melakukan pengamatan lebih lanjut seputar hubungan GERD dan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengobatan yang tepat dan aman untuk pasien yang mengalami dua penyakit tersebut.

Kepala Divisi Penyakit Dalam Umum di Departemen Kedokteran Northwell Health, Amerika Serikat, Joseph Conigliaro, berpendapat pemberian obat famotidine (obat asam lambung) secara intravena kepada pasien mampu meningkatkan kondisi kesehatan pasien. 

Umumnya, pemberian obat disesuaikan dengan gejala dan tingkat keparahan penyakit yang dialami pasien. Secara umum, pasien COVID-19 dengan GERD yang dirawat di rumah sakit akan diberikan obat-obatan, seperti:

  • Antivirus
  • Antibiotik bila ada koinfeksi
  • Vitamin C dan vitamin D
  • Obat pereda gejala (tergantung gejala yang dirasakan)
  • Obat pereda masalah asam lambung (bila ada gejala yang dirasakan)

Terdapat asumsi, “obat” agar pasien cepat sembuh adalah makan banyak. Anggapan ini merupakan hal yang keliru pada pasien COVID-19 dengan GERD. Langsung makan dalam porsi banyak justru akan membuat pencernaan pasien tidak nyaman. Lebih baik makan makanan bergizi dalam porsi kecil tetapi sering. 

Setelah makan, hindari langsung berbaring agar asam lambung dan makanan yang sedang dicerna tak naik ke kerongkongan. 

Artikel Lainnya: Benarkah Bahan Makanan Bisa Menularkan Virus Corona ke Manusia?

Pencegahan COVID-19 pada Pasien GERD

Pencegahan COVID-19 pada pasien GERD membutuhkan usaha yang lebih ekstra. Pasalnya, kondisi GERD dapat meningkatkan risiko infeksi COVID-19 melalui berbagai mekanisme yang telah disebutkan di atas.

Pasien GERD harus menerapkan protokol kesehatan 5M untuk mencegah penularan COVID-19, yakni:

  • Memakai masker
  • Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
  • Menjaga jarak
  • Menghindari kerumunan
  • Membatasi mobilitas

Lakukan konsultasi kepada dokter bila mengalami gejala-gejala terinfeksi COVID-19. Jangan lupa untuk mendapatkan vaksinasi hingga dosis ketiga. #JagaSehatmu juga dengan menghindari hal-hal yang memicu kambuhnya gejala GERD.

Artikel lainnya: Cara Penggunaan Telemedicine bagi Pasien Omicron yang Isoman

Bahaya COVID-19 bisa dialami siapa saja, tidak cuma pasien GERD saja. Oleh karena itu, penting bagi kamu dan keluarga di rumah untuk meningkatkan sistem imun dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. 

Bila masih ada pertanyaan seputar kedua penyakit COVID-19 atau GERD, kamu bisa melakukan konsultasi lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(APR/JKT)

Referensi:

  • The Scientist. Diakses 2022. Stomach Acid & Heartburn Drugs Linked with COVID-19 Outcomes.
  • Gut 2020. Diakses 2022. Famotidine use and quantitative symptom tracking for COVID-19 in non-hospitalised patients: a case series.
  • Harvard Health Publishing. Diakses 2022. Recognizing and treating disorders of gut-brain interaction.
  • Mayo Clinic. Diakses 2022. GERD.
  • Journal of Voice. Diakses 2022. Role of famotidine and other acid reflux medications for SARS-COV-2: A pilot study.
  • Journal of Thoracic Disease. Diakses 2022. The role of diet in the development and management of gastroesophageal reflux disease: why we feel the burn. 
  • Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia(PGI) dan PIP interna. Diakses 2022. Konsensus nasional penatalaksanaan Penyakit reflukx Gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD) di Indonesia (revisi 2019).
  • American Journal Gastroenterol. Diakses 2022. Increased Risk of COVID-19 Among Users of Proton Pump Inhibitors.
GERDCovid-19

Konsultasi Dokter Terkait