Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatOtot dan SendiCryotherapy, Efektifkah untuk Nyeri Otot Setelah Berolahraga?
Otot dan Sendi

Cryotherapy, Efektifkah untuk Nyeri Otot Setelah Berolahraga?

dr. Nabila Viera Yovita, 15 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pernah dengar whole body cryotherapy untuk atasi nyeri otot setelah berolahraga? Berikut ini tingkat efektivitas metode tersebut.

Cryotherapy, Efektifkah untuk Nyeri Otot Setelah Berolahraga?

Berolahraga setelah “libur” panjang atau setelah mencoba olahraga baru yang belum biasa Anda lakukan, nyeri otot tentu bisa terjadi keesokan harinya. Kondisi ini dinamakan delayed onset muscle soreness (DOMS), yakni nyeri otot yang dirasakan setelah 24-48 jam berolahraga. Ini merupakan kondisi normal akibat penggunaan otot yang lebih dari biasanya. Kondisi ini menyebabkan robekan mikroskopis pada serat otot. Karena ada peradangan, maka nyeri tercipta. Nah, katanya whole body cryotherapy bisa bantu atasi kondisi ini. Seberapa efektifkah?

Terdapat berbagai cara untuk menyiasati nyeri atau pegal akibat DOMS. Mulai dari istirahat, kompres es, penggunaan obat antinyeri, juga teknik pijat yang tepat. Bersumber dari penggunaan kompres es sebagai cryotherapy (terapi suhu dingin) dan berendam air dingin (cold water immersion) maupun es (ice bath), berkembanglah jenis cryotherapy lain untuk meredakan gejala DOMS, yaitu whole body cryotherapy.

Cara kerja whole body cryotherapy adalah, Anda masuk ke dalam ruangan selama 2-4 menit dengan pakaian minum, dengan suhu antara −100° C hingga −140° Celcius. Keuntungan yang bisa didapat dari whole body cryotherapy, antara lain:

  • Pemulihan dari cedera olahraga.
  • Kondisi nyeri kronis seperti rematik atau radang sendi.
  • Atlet yang ingin meningkatkan performa.
  • Menurunkan berat badan.
  • Meningkatkan mood dan menurunkan rasa cemas.

Namun, sayangnya Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) belum menyetujui teknik ini untuk pengobatan kesehatan kondisi medis tertentu. Ini pun diinformasikan kepada mereka yang ingin mencoba whole body cryotherapy. Tak hanya itu, ruang untuk teknik ini masih sangat terbatas dengan biaya yang tergolong tinggi, sehingga belum terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.

Manfaat whole body cryotherapy

Penelitian mengenai whole body cryotherapy menemukan bahwa metode ini dapat:

  • Menurunkan suhu kulit dan otot menjadi lebih dingin dibandingkan bentuk cryotherapy lainnya seperti kompres es.
  • Dapat menurunkan nyeri secara jangka pendek dan mempercepat persepsi pemulihan setelah aktivitas tertentu, walaupun hal ini tidak secara konsisten memicu peningkatan fungsi maupun performa.
  • Berguna untuk frozen shoulder, suatu kondisi yang ditandai dengan kurangnya lingkup gerak bahu yang dapat memicu komplikasi cedera tertentu. Meski demikian, belum ada riset jangka panjang WBC untuk masalah ini.
  • Tidak mengubah jumlah kerusakan otot (yang dapat dibuktikan dari tes darah) setelah olahraga yang intens.

Dampak negatif whole body cryotherapy

Walaupun whole body cryotherapy dianggap aman dan pada umumnya tidak menimbulkan efek samping, sebagian individu tidak dianjurkan untuk melakukannya karena dapat memperburuk beberapa kondisi, seperti:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan obat-obatan.
  • Penyakit jantung maupun paru yang serius.
  • Peredaran darah yang buruk (terutama yang lebih parah ketika terpapar suhu dingin).
  • Gejala alergi.
  • Iritasi lokal, termasuk luka bakar akibat suhu dingin dapat terjadi. Walau begitu, ini bisa dihindari dengan persiapan yang baik.

Efektifkah whole body cryotherapy untuk nyeri otot setelah berolahraga?

Terdapat empat studi kecil yang melibatkan total 64 individu dewasa muda yang aktif secara fisik, empat partisipan adalah pria. Terdapat variasi dalam tipe, suhu, durasi serta frekuensi whole body cryotherapy, juga olahraga yang menyebabkan kondisi DOMS pada partisipan. Terdapat dua perbandingan: whole body cryotherapy dibandingkan dengan intervensi kontrol, dan whole body cryotherapy dibandingkan dengan terapi gelombang inframerah jarak jauh.

Keempat studi tersebut membandingkan whole body cryotherapy dengan istirahat secara pasif atau tanpa terapi apa pun. Dari situ didapat studi bahwa metode tersebut dapat mengurangi gejala DOMS (saat beristirahat) pada 1, 24, 48, dan 72 jam setelah berolahraga. Namun, terdapat pula bukti bahwa ada kemungkinan whole body cryotherapy tidak memberi perubahan apa pun, bahkan membuat nyeri semakin parah. Studi yang membandingkan whole body cryotherapy dengan terapi gelombang inframerah jarak jauh menemukan, gejala DOMS bisa mereda satu jam setelah menjalani metode tersebut.

Karena partisipan sangat sedikit, para peneliti masih belum yakin dan merasa butuh lebih banyak bukti, sehingga dapat mengubah kesimpuan bahwa whole body cryotherapy dapat digunakan untuk mencegah serta meringankan gejala DOMS pada orang dewasa. Keamanan whole body cryotherapy juga masih belum diketahui sepenuhnya.

Meskipun dibutuhkan penelitian lebih banyak mengenai efektivitas whole body cryotherapy terhadap nyeri otot setelah berolahraga, tetapi teknik ini tergolong aman. Aman yang dimaksud adalah dengan catatan Anda tidak memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti yang disebut sebelumnya, serta aktif secara fisik dan sering berolahraga.

(RN/ RVS)

OlahragaPegalOtotnyeriCryotherapy Kompres DinginNyeri Otot

Konsultasi Dokter Terkait