Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeInfo SehatOtot dan SendiBeragam Kondisi Medis Penyebab Betis Mengecil
Otot dan Sendi

Beragam Kondisi Medis Penyebab Betis Mengecil

dr. Adeline Jaclyn, 12 Sep 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kaki mengecil di bagian betis bikin heran dan waswas. Apa penyebab kaki mengecil? Apakah berbahaya? Yuk, cari tahu di sini.

Beragam Kondisi Medis Penyebab Betis Mengecil

Kaki yang jenjang dan ramping biasanya menjadi idaman banyak orang. Namun, saat kondisi kaki mengecil dengan sendirinya terutama di bagian betis, apa yang terjadi?

Hati-hati, betis yang mengecil dapat membuat hilang keseimbangan. Berdiri pun tak bisa lama-lama karena kaki terasa kurang kuat menopang.

Secara medis, penyakit penyebab kaki mengecil khususnya di bagian betis memang ada. Tak cuma satu, ada beberapa kondisi atau penyakit yang bisa mencetuskan kondisi tersebut.

Agar bisa mendapatkan tindakan yang tepat, ketahui dulu sejumlah kemungkinan penyebab kaki mengecil berikut ini:

1. Cedera

Orang yang aktif olahraga atau aktivitas fisik lainnya rentan mengalami cedera, salah satunya trauma putus tendon. Cara mengatasi cedera tersebut adalah operasi.

Proses penyembuhannya pun terbilang lama. Hal ini bisa memakan waktu tiga bulan untuk membuat tendon menyatu lagi.

Artikel lainnya: Otot Kaku Saat Bangun Tidur? Ini Solusinya

Berbulan-bulan kaki tidak digerakkan secara optimal karena cedera akhirnya menyebabkan disuse atrofi (penyusutan otot). Jika otot menyusut, maka otomatis kaki mengecil.

2. Operasi yang Terlambat

Cedera yang parah harus segera diatasi dengan operasi. Apabila pasien terus-menerus menunda operasi tersebut, bisa timbul komplikasi yang lebih parah.

Kaki pun akan semakin jarang digunakan. Kalau sudah begitu, risiko nyeri dan betis mengecil akan semakin tinggi.

3. Gangguan Saraf Tulang Belakang

Gangguan ini terbagi menjadi dua, yaitu traumatis dan non-traumatis. Gangguan saraf tulang belakang traumatis contohnya kecelakaan dan kekerasan fisik.

Sedangkan, faktor risiko non-traumatis adalah jenis kelamin (pria), usia (produktif dan lansia), serta punya kondisi medis yang berkaitan dengan sendi dan tulang.

Jika keseimbangan saat berdiri sudah mulai hilang dan terasa sakit, maka gangguan ini sudah memicu paraplegia.

Paraplegia adalah kelumpuhan di kedua tungkai. Nyeri akan sangat sering dirasakan penderitanya dan membuat kaki jarang bergerak. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab betis mengecil.

4. Gangguan Saraf Terjepit

Penyakit yang punya nama medis hernia nukleus pulposus ini juga bisa menjadi penyebab kaki mengecil. Gejala yang paling menonjol dari saraf terjepit adalah nyeri di area punggung atas, pinggang, leher, lutut, atau lokasi lainnya.

Jika tidak segera diatasi, maka nyeri bisa menjalar sampai paha dan betis. Bahkan, rasa seperti tertusuk-tusuk bisa terjadi di area bokong dan salah satu tungkai.

Saraf terjepit yang terjadi di lutut juga berpotensi lebih besar untuk menyebabkan susah berdiri dan berjalan. Penderitanya akan merasa lemah dan mati rasa.

Artikel lainnya: Pilihan Olahraga yang Efektif Mengecilkan Betis

Karena kondisi tersebut, penderita saraf terjepit jarang bergerak dengan kakinya. Alhasil, otot betis yang jarang digunakan akan mengecil seiring berjalannya waktu.

Gangguan saraf terjepit umumnya disebabkan oleh cedera dan benturan. Namun, bagi orang dengan obesitas, sering mengangkat beban berlebih, atau punya riwayat masalah ini di keluarga, maka risikonya lebih tinggi.

5. Rheumatoid Arthritis (RA)

Cara Mengatasi Pegal Betis

Komplikasi penyakit ini bisa menyerang sendi lutut, sehingga menyebabkan otot di bawahnya yakni betis ikut mengecil.

Kalau kamu punya berat badan ideal dan usianya terbilang muda, kecil kemungkinan penyakit ini menjadi penyebab kaki mengecil. Penyakit rheumatoid arthritis sendiri termasuk penyakit autoimun yang risikonya semakin tinggi bila ada riwayat anggota keluarga yang mengalaminya.

6. Penyakit Arteri Perifer

Kondisi ini juga bisa menjadi penyebab betis mengecil karena aliran darah ke tungkai tidak lancar. Jika tak segera ditangani, maka jaringan akan mati dan menimbulkan sejumlah gejala seperti bulu kaki rontok dan otot kaki mengecil. 

Pada pria, penyakit arteri perifer bahkan bisa menyebabkan disfungsi ereksi.

Artikel lainnya: Apakah Gowes Sepeda Membuat Betis Besar? Ini Kata Dokter

7. Jarang Olahraga Kaki

Ukuran betis mengecil bisa jadi karena kamu jarang memberikan tekanan dan tumpuan pada kaki. Lalu, kurang mengonsumsi protein ditambah tak suka olahraga pun bisa menyebabkan pengecilan otot.

Bila sedang menguatkan dan memperbesar otot dada atau tangan, jangan lupa juga melatih bagian kaki.

Jika hanya bagian tubuh atas yang besar sedangkan kaki kecil, maka badan akan terlihat kurang ideal atau proporsional. Kekuatan tubuh pun tidak merata.

8. Miyoshi Myopathy 

Miyoshi myopathy adalah gangguan pada otot yang biasanya terjadi pada kaki. Hal ini terjadi pada usia menjelang dewasa dan disebabkan karena mutasi pada gen DYSF dan ANO5. 

Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat ditekan menggunakan obat-obatan. 

9. Polio 

Pilihan Olahraga yang Efektif Mengecilkan Betis

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah menggunakan vaksin. Polio biasanya ditularkan lewat air, makanan, atau kontak dengan pasien. 

Pengobatannya biasanya meliputi istirahat, obat antinyeri, sampai ventilator. Gejala utama yang terlihat adalah kelemahan pada tungkai kaki. 

10. Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi tulang yang sangat serius. Awalnya infeksi terjadi pada bagian tubuh saja lalu menyebar lewat seluruh tubuh sampai akhirnya ke tulang. 

Penyakit ini juga dapat menyebabkan kaki mengecil dan harus diwaspadai.

11. Tumor Tulang 

Tumor pada tulang biasanya jarang bersifat ganas. Tumor pada tulang disebabkan karena penyembuhan abnormal, genetik, atau terapi radiasi. Pada umumnya tumor muncul pada tulang panggul, tungkai, dan lengan. 

Solusi untuk mengatasi kaki mengecil tentu bergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya cedera, maka pasien harus mengikuti fisioterapi secara bertahap untuk melatih kemampuan tendon dan melancarkan gerakan. Jadi, kaki bisa dipergunakan kembali.

Bila dokter sudah merekomendasikan tindakan operasi secepatnya, sebaiknya jangan ditunda demi mencegah beragam komplikasi.

Untuk gangguan saraf tulang belakang dan saraf terjepit, pasien memang harus mendapatkan treatment terlebih dulu. Beberapa contohnya misalkan pemberian obat nyeri, operasi, suntikan kortikosteroid, kompres hangat, dan penggunaan orthotic boot.

Kalau keadaan sudah agak membaik, fisioterapi harus dilakukan untuk membuat otot bergerak dan membuat kondisi kaki pulih kembali.

Bagaimana dengan penyakit arteri perifer? Demi meringankan gejalanya, beberapa jenis obat seperti pengencer darah dan pelebar pembuluh darah akan diberikan.

Jika obat tidak efektif, maka penderita harus mendapatkan tindakan operasi. Setelah keadaan membaik usai pengobatan, barulah olahraga perlu dilakukan rutin yakni tiga puluh menit setiap hari.

Pemilihan latihan atau jenis olahraga yang cocok juga bisa dikonsultasikan dulu kepada dokter.

Bila ada pertanyaan seputar kesehatan otot, tulang, dan persendian, tanya dokter di aplikasi KlikDokter. #JagaSehatmu!

(FR/JKT)

Referensi:

  • Muscle, Ligaments and Tendons Journal. Diakses 2022. Strength and muscle mass loss with aging process. Age and strength loss.
  • BMC Endocrine Disorders. Diakses 2022. Association of calf circumference with insulin resistance and non-alcohol fatty liver disease: the REACTION study.
kesehatan kaki

Konsultasi Dokter Terkait