Kulit

5 Penyakit Kulit Ini Dipicu Sinar Matahari di Musim Kemarau

dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, 08 Jun 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tahukah Anda bahwa paparan sinar matahari saat musim kemarau dapat mengakibatkan timbulnya penyakit kulit? Ini fata medisnya.

5 Penyakit Kulit Ini Dipicu Sinar Matahari di Musim Kemarau

Meski terasa terik, musim kemarau adalah saat yang dinanti banyak orang. Hari yang cerah mendukung untuk traveling dan berbagai kegiatan luar ruangan. Meski demikian, paparan sinar matahari yang panas dan terik saat musim kemarau dapat memicu beberapa keluhan kesehatan termasuk penyakit kulit jika Anda tidak melindungi diri dengan baik dari paparan sinar ultraviolet (UV).

Ini dia lima penyakit kulit yang bisa dipicu oleh paparan sinar matahari saat musim kemarau:

1. Sunburnt

Sunburnt atau luka bakar akibat terekspos radiasi UV dari sinar matahari merupakan salah satu kondisi yang sering terjadi jika Anda terpapar sinar matahari terlalu lama. Umumnya, keluhan yang timbul adalah kemerahan pada kulit yang terkadang dapat disertai kulit yang gatal dan mengelupas.

Pada kondisi yang berat, juga dapat terjadi luka pada kulit akibat sunburnt. Oleh sebab itu, Anda sangat dianjurkan untuk menggunakan tabir surya dengan sun protection factor (SPF) setidaknya 30, dan digunakan minimal 20 menit sebelum melakukan aktivitas di bawah sinar matahari.

2. Solar elastosis

Solar elastosis merupakan salah satu kondisi adanya kerutan pada kulit yang diduga terjadi akibat kerusakan jaringan elastis pada kulit akibat paparan sinar matahari. Biasanya, tanda dan gejala solar elastosis adalah adanya kerutan serta kelonggaran pada kulit.

3. Kanker kulit

Kanker kulit juga merupakan salah satu kondisi yang juga dapat timbul akibat paparan sinar matahari terhadap kulit yang tidak terlindungi dengan baik dalam jangka waktu lama. Ada beberapa jenis kanker kulit yang bisa terjadi. Tiga jenis yang tersering adalah melanoma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa.

Umumnya, kondisi tersebut dapat ditandai dengan adanya tahi lalat pada kulit yang mengalami perubahan warna, elevasi, bentuk, ukuran, dan lain-lain. Selain itu, adanya tahi lalat yang berdarah juga perlu diwaspadai.

4. Polymorphous light eruption (PMLE)

Penyakit kulit jenis ini umumnya terjadi pada wanita kelompok usia 20-40 tahun dan juga sering terjadi pada individu yang memiliki sensitivitas terhadap sinar matahari. Tanda dan gejala dari PMLE dapat berupa ruam dengan bintik-bintik merah atau merah muda, rasa gatal, ruam yang meninggi, serta didapati kekeringan dan sensasi terbakar pada kulit.

5. Age spots

Age spots diduga terjadi akibat paparan sinar matahari yang berlebih. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintik gelap kecokelatan, abu-abu, atau hitam pada bagian tubuh tertentu seperti wajah, lengan, tangan, serta beberapa bagian tubuh lainnya yang sering terekspos sinar matahari. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan alami kulit untuk menghalau radiasi UV dari matahari semakin melemah, sehingga kemungkinan age spots untuk timbul pun semakin tinggi.

Ekspos yang berlebih terhadap sinar matahari saat musim kemarau dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena beberapa jenis kelainan pada kulit. Oleh karena itu, sebelum melakukan aktivitas outdoor yang melibatkan paparan sinar matahari selama durasi yang cukup panjang, jangan lupa untuk menggunakan tabir surya yang sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.

Selain itu, apabila Anda mendapati keluhan atau penyakit pada kulit yang diduga timbul setelah terpapar sinar matahari saat musim kemarau, sangat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan wawancara medis  dan pemeriksaan fisis secara langsung guna menentukan penyebab dan penanganan yang paling tepat.

[RN/ RVS]

musim kemarauSinar Mataharipenyakit kulitKanker Kulit

Konsultasi Dokter Terkait