Kesehatan Umum

Dampak Positif dan Negatif Donor Darah bagi Kesehatan

Donor darah mempunyai dampak bagi kesehatan pendonornya, baik positif maupun negatif. Apa sajakah itu?

Dampak Positif dan Negatif Donor Darah bagi Kesehatan

Transfusi darah telah menyelamatkan banyak nyawa, namun pada tahun 1970-an dan 1980-an, prosedur ini membawa risiko tak terduga yang memengaruhi ribuan orang di seluruh dunia.

Di Inggris, kasus transfusi darah yang tercemar menjadi sorotan utama, di mana ribuan pasien yang memerlukan transfusi darah, seperti setelah melahirkan atau operasi, terpapar darah yang terkontaminasi oleh hepatitis, termasuk jenis baru infeksi hati yang kemudian dikenal sebagai hepatitis C, serta HIV.

Selain itu, penderita hemofilia, yang memiliki gangguan pembekuan darah, terpapar pada terapi inovatif yang menggunakan plasma darah. Skandal ini menjadi salah satu krisis kesehatan terbesar di Inggris, mengakibatkan dampak jangka panjang bagi ribuan individu dan keluarga yang terdampak.

Akibat issue tersebut warga Indonesia menjadi was was untuk mendonorkan darah atau menerima donor darah. Namun Kamu tidak perlu khawatir karena artikel ini akan membahas tentang apa saja dampak kesehatan yang dapat terjadi pada Kamu, baik itu positif atau negatif.

Artikel lainnya: Sejuta Manfaat Sehat Rutin Donor Darah

Dampak Positif Donor Darah

Lantas apa saja dampak positif dari rutin melakukan donor darah? Berikut adalah manfaat yang bisa Kamu dapatkan:

1. Meningkatkan sel darah merah

Bagaimana bisa menyumbangkan kurang lebih 500 cc darah dari tubuh, tetapi malah meningkatkan sel darah merah?

Secara alami, sel darah merah dalam tubuh Kamu berusia 120 hari. Artinya, dalam waktu tersebut, setiap harinya akan ada regenerasi sel darah merah, ada yang hancur dan diproduksi baru.

Ketika Kamu melakukan donor darah, sel darah merah Kamu akan berkurang. Akibatnya, tubuh akan melakukan regenerasi lebih cepat untuk menghasilkan sel darah merah yang baru dan lebih muda untuk mencukupi kebutuhan.

2. Menurunkan zat besi berlebih

Zat besi pada jumlah normal memang dibutuhkan karena merupakan penyusun sel darah merah. Namun dalam jumlah yang berlebih, zat besi akan menumpuk di organ seperti liver, pembuluh darah, dan jantung.

Donor darah akan menurunkan kandungan zat besi berlebih, sehingga dapat mencegah penyakit dari organ tersebut. Menurut penelitian dari Journal of the National Cancer Institute, hal tersebut juga dapat mencegah kanker.

3. Membakar kalori

Donor darah membakar sekitar 650 kalori dari tubuh atau setara dengan bersepeda dalam kecepatan 22 km per jam selama satu jam. Bagi Kamu yang ingin menurunkan berat badan, donor darah dapat menjadi alternatif lain, meski tetap harus ditunjang dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.

4. Periksa kesehatan gratis

Untuk mencegah terjadinya efek negatif terhadap pendonor maupun resipien (penerima donor), petugas kesehatan akan melakukan skrining dan pemeriksaan terhadap orang yang mau menyumbangkan darahnya.

Pemeriksaan yang dilakukan di antaranya adalah berat badan, tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, jumlah hemoglobin (Hb), dan penyakit seperti HIV, hepatitis B dan C, sifilis, dan lainnya.

Selain bisa mengetahui kondisi terkini kesehatan Kamu, keuntungan lainnya adalah semua pemeriksaan tersebut dilakukan secara gratis.

5. Kesehatan psikologis

Selain manfaat positif bagi pendonor dari sisi medis, ada juga manfaat yang lebih luas jika Kamu melakukan donor darah, yaitu membantu orang yang membutuhkan tambahan darah.

Dengan mengetahui bahwa Kamu dapat bermanfaat dan membantu orang lain, maka akan muncul perasaan senang dan mendapat kepuasan secara psikologis.

Artikel lainnya: Donor Darah Saat Puasa, Bolehkah?

Dampak Negatif Donor Darah

Selain dampak-dampak positif bagi kesehatan yang telah disebutkan di atas, donor darah ternyata juga bisa memberikan dampak negatif, jika proses pengambilan darahnya tidak dilakukan sesuai prosedur yang tepat. Beberapa di antaranya adalah:

1. Infeksi

Jika proses pengambilan darah tidak dilakukan secara steril misalnya jarum tidak baru dan tidak steril atau tempat penyuntikan tidak dibersihkan terlebih dahulu maka pendonor akan berisiko terkena infeksi berbagai penyakit. Oleh karena itu patuhi aturan dan petunjuk yang diberikan sebelum mulai donor darah.

2. Nyeri dan memar

Tempat penyuntikan pastinya akan terasa nyeri. Namun, jika proses penyuntikannya tidak dilakukan dengan benar atau kesulitan mendapat akses terhadap pembuluh darah, maka kondisi memar pun bisa muncul.

3. Reaksi donor

Gejala-gejala yang muncul akibat donor darah sering disebut reaksi donor. Ketika tubuh secara mendadak kehilangan sejumlah darah, pastinya akan menyebabkan ketidakseimbangan sistem di dalam tubuh.

Gejala yang paling sering dirasakan adalah mual, muntah, pusing, lemas, nafas cepat, berkeringat, hingga pingsan.

Artikel lainnya: Buah Naga Baik untuk Atasi Tekanan Darah Rendah, Benarkah?

4. Perdarahan tidak berhenti

Jika pendonor memiliki riwayat penyakit seperti hemofilia namun tidak terdeteksi sebelum melakukan donor darah, ini berbahaya. Kondisi ini bisa saja menyebabkan perdarahan tidak berhenti di tempat penyuntikan.

Dari penjelasan diatas, tentunya bisa disimpulkan bahwa donor darah memiliki lebih banyak dampak positif karena pada dasarnya, dampak negatif yang mungkin terjadi sangat bisa dicegah dengan melakukan standar dan persyaratan donor darah secara benar.

Jadi, dalam rangka Hari Donor Darah Sedunia, mulai sekarang Kamu tidak perlu khawatir lagi jika mau mendonorkan darah. Lagi pula, selain bermanfaat bagi Kamu dan donor darah juga bermanfaat bagi orang lain.

Jika Kamu ada pertanyaan seputar darah Kamu bisa gunakan layanan Tanya Dokter dan buatlah janji secara offline dengan Temu Dokter.

Temukan layanan kesehatan lainnya di KlikDokter jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu ya. Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore.

Gaya Hidup Sehat
Donor Darah
PMI
darah
Palang Merah Indonesia
Sel darah merah
Hari Donor Darah Sedunia
Anemia