Kesehatan Umum

14 Penyakit Ini Bisa Dicegah dengan Ampuh Lewat Vaksin

Aprinda, 06 Mar 2024

Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri

Selain menerapkan gaya hidup sehat, vaksinasi merupakan salah satu langkah untuk mencegah penularan berbagai penyakit. Lantas, penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan vaksin?

14 Penyakit Ini Bisa Dicegah dengan Ampuh Lewat Vaksin

Vaksinasi tak hanya penting untuk anak-anak, begitu juga orang dewasa. Faktanya, ada beberapa penyakit yang kemunculannya bisa dicegah dengan vaksin untuk orang dewasa, lho!

Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke tubuh manusia untuk mendapatkan efek kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin merupakan bakteri dan virus yang telah dilemahkan.

Ada beberapa vaksin yang ditujukan untuk mencegah satu penyakit, ada juga yang berupa kombinasi untuk beberapa penyakit sekaligus. Nah, berikut ada beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin (PD3I):

1. Influenza

Influenza atau flu adalah penyakit mudah menular yang menyerang sistem pernapasan. Penyebab dari flu musiman adalah infeksi virus Influenza A dan Influenza B.

Ketika terserang flu, Kamu biasanya mengalami gejala demam, batuk, pilek, badan lemas, nyeri otot, hingga nyeri tenggorokan. Meski sering dianggap sebagai penyakit ringan, tapi proses pemulihannya memakan waktu 1-2 minggu.

Penularannya yang sangat mudah serta gejalanya yang cukup mengganggu aktivitas, membuat Kamu dan keluarga di rumah melakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan mendapatkan satu dosis vaksin influenza setiap tahunnya.

Vaksinasi influenza dapat diberikan sejak usia 6 bulan, dan rekomendasikan pada pasien dewasa dengan komorbiditas, ibu hamil, dan lansia.

Selain mendapatkan vaksin, penyakit flu yang mudah menular dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan sekitar, konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

2. Hepatitis A dan Hepatitis B 

Hepatitis adalah infeksi pada organ hati sebagai akibat serangan virus hepatitis. Terdapat empat strain virus hepatitis, yaitu A, B, C, D, E. Jenis hepatitis yang sering terjadi di masyarakat adalah A dan B.

Hepatitis A ditularkan melalui makanan ataupun minuman yang sudah terkontaminasi oleh virus hepatitis A. Virus ini akan masuk ke dalam sel hati dan terjadilah peradangan di sel hati.

Beberapa hari hingga minggu setelah masa inkubasinya, akan muncul gejala, seperti mual, muntah, nyeri perut kanan atas, sklera mata (bagian putih mata) dan seluruh tubuh menguning.

Infeksi hepatitis A cenderung lebih ringan dan dapat sembuh jika dibandingkan dengan hepatitis jenis lainnya. Meskipun lebih ringan, pada beberapa kasus hepatitis A dapat menyebabkan kerusakan hati yang berat.

Hepatitis B ditularkan melalui cairan tubuh (biasanya kontak seksual), seperti darah, cairan sperma, cairan vagina, hingga air liur. Hepatitis B bisa menjadi kronis dan bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sirosis hati (pengerasan hati) dan kanker hati.

Gejala pada hepatitis B mirip dengan gejala pada hepatitis A, yaitu mual, muntah, demam, lemas, badan dan mata menguning, hingga urine berwarna kecokelatan gelap. Untungnya, hepatitis A dan hepatitis B termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin hepatitis A dan vaksin hepatitis B.

Vaksin hepatitis A dapat diberikan pada anak usia di atas 1 tahun sebanyak 2 dosis dengan jarak 6-12 bulan. Sementara vaksin hepatitis B, bisa disuntikkan langsung ke bayi yang baru lahir.

3. Cacar Air

Varicella adalah sebutan lain untuk cacar air, yakni penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella-zoster.

Meski umumnya menyerang anak-anak, tapi tak menutup kemungkinan juga bisa menyerang orang dewasa dengan imunitas yang rendah. Penularan cacar air bisa melalui inhalasi droplet pernapasan penderita.

Gejala cacar air ditandai dengan munculnya ruam merah pada kulit yang berubah menjadi lentingan-lentingan di seluruh tubuh. Kondisi ini juga disertai demam, badan lemas, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, hingga turunnya nafsu makan.

Bagi Kamu yang sudah pernah mengalami cacar air, tubuhmu sudah memiliki imunitas sehingga risiko terinfeksi lagi sangat rendah. Kabar baik, bagi Kamu yang belum pernah kena cacar air, karena jenis penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin varicella.

Pemberian vaksin varicella untuk orang dewasa dilakukan dengan dosis yang sama seperti dosis untuk anak usia di atas 13 tahun, yaitu 2 kali dengan jarak 4–8 minggu.

Sementara untuk anak, dapat diberikan ketika ia menginjak usia 12-18 bulan, sebanyak 2 dosis dengan jarak 6 minggu sampai 3 bulan.

4. Yellow Fever

Gigitan nyamuk tidak hanya menyebabkan demam berdarah dengue, tetapi juga bisa menimbulkan yellow fever atau demam kuning. Disebut demikian, karena infeksi virus ini dapat menyebabkan demam disertai kulit dan bagian putih mata menguning saat bertambah parah.

Pada kasus ringan, gejalanya berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, mual dan muntah, serta kelelahan. Namun bila kondisinya semakin parah, orang terinfeksi dapat mengalami menguningnya warna kulit dan putih mata, perdarahan, hingga gagal fungsi organ yang berujung dengan kematian.

Menghindari gigitan nyamuk tentu jadi langkah pencegahan. Namun, tentu akan lebih efektif jika dibarengi dengan vaksinasi demam kuning.

Vaksin ini dapat diberikan pada bayi usia 9 bulan hingga orang dewasa usia 59 tahun. Vaksinasi wajib didapat terutama jika Kamu bepergian atau menetap di wilayah yang tinggi kasus demam kuning.

5. Japanese Encephalitis

Japanese encephalitis adalah radang otak yang disebabkan oleh virus Japanese encephalitis. Penularannya lewat gigitan nyamuk yang juga menyebabkan yellow fever. Penyakit bisa tidak menimbulkan gejala atau bergejala ringan, seperti demam, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.

Bila sudah parah, gejala yang timbul meliputi demam tinggi, leher kaku, kejang, disorientasi, koma, hingga berujung dengan kematian. Langkah pencegahan terbaik adalah mendapatkan vaksinasi Japanese encephalitis.

Vaksin ini diberikan sebanyak 2 dosis, di usia 9 bulan dan rentang usia 24 bulan hingga 3 tahun. Pada orang dewasa, usia 19 tahun sampai di atas 65 tahun boleh mendapatkan vaksin ini.

6. Campak, Gondongan, dan Campak Jerman

Campak dan gondongan sama-sama disebabkan oleh virus paramyxovirus, tapi memberikan gejala yang berbeda.

Gejala yang muncul pada penderita campak, yakni demam, nyeri tenggorokan, batuk, pilek, diare, peradangan pada konjungtiva mata, bercak putih di rongga mulut, dan bercak merah pada kulit.

Sementara pada gondongan, infeksi virus menyerang kelenjar air liur. Kondisi ini akan menimbulkan gejala bengkak pada sekitar pipi disertai dengan demam, lemas, sakit kepala, dan tak nafsu makan.

Adapun campak Jerman (rubella) disebabkan oleh virus Rubella, yang gejalanya berupa demam, pembesaran kelenjar getah bening, ruam merah muda pada kulit, dan nyeri otot ringan.

Jika Kamu sedang hamil, waspadalah karena infeksi virus Rubella dapat menyebabkan keguguran dan kecacatan pada janin.

Ketiga penyakit ini bisa dicegah dengan mendapatkan vaksin MMR. Vaksin ini dapat dilakukan mulai usia 19 tahun, bagi yang belum pernah mendapatkan vaksinasi di masa anak-anak. Vaksin diberikan 1-2 dosis dengan jeda minimum 28 hari.

7. Kanker Serviks dan Penyakit Kutil Kelamin

Kanker Serviks dan Penyakit Kutil Kelamin

Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV yang menyebabkan perdarahan di luar masa menstruasi ataupun setelah masa menopause. Biasanya, gejalanya disertai dengan keputihan bercampur darah, nyeri di panggul, nyeri saat berhubungan seksual, hingga penurunan berat badan.

Jika Kamu aktif melakukan hubungan seksual, ada baiknya untuk rutin memeriksakan kesehatan organ kewanitaan untuk mendeteksi penyakit kanker ini.

Di samping itu, penyakit kanker serviks yang cukup tinggi kasusnya bisa dicegah dengan vaksin HPV. Tak hanya itu, penyakit kutil kelamin yang menular juga bisa dicegah dengan imunisasi yang sama.

Pada anak usia 9–12 tahun, vaksin HPV diberikan 2 dosis dengan jarak 6–12 bulan. Pada anak usia di atas 15 tahun, vaksin HPV diberikan 3 dosis dengan jarak 6 bulan.

Untuk usia 20-26 tahun, vaksin diberikan sebanyak 3 kali dosis, sedangkan di atas itu, pemberian vaksin perlu dengan konsultasi dokter.

8. Tetanus, Difteri, dan Pertusis

Tetanus adalah infeksi bakteri Clostridium tetani yang ditandai dengan peningkatan kekakuan dan kejang-kejang otot rangka. Sementara difteri merupakan penyakit menular akibat infeksi Corynebacterium diphteriae.

Gejala khasnya menyebabkan lapisan abu-abu pada tenggorokan dan amandel. Bila dibiarkan, penyakit ini bisa menyebabkan gagal jantung. Kemudian, pertusis atau batuk rejan adalah infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan batuk selama 6 minggu atau lebih.

Ketiga penyakit yang bisa menular ini bisa dicegah dengan vaksin Tdap. Bayi usia 6 bulan sudah bisa diberikan vaksin ini, secara bertahap sebanyak 3 dosis. Orang dewasa usia 18-64 tahun dapat diberikan vaksin 10 tahun sekali dengan besar dosis 1 kali.

Artikel lainnya: Kondisi yang Tidak Diperbolehkan Mendapatkan Vaksin Difteri

9. Tipes

Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi bisa menyebabkan demam tifoid (tipes). Penyakit ini menyebabkan gangguan pencernaan, disertai demam, nyeri otot, dan tubuh lemah.

Walaupun bisa disembuhkan dengan minum antibiotik, proses penyembuhan tipes cukup lama. Beberapa orang mungkin perlu menjalani rawat inap agar cepat pulih.

Penyakit yang menular dari cairan tubuh, seperti feses dan urine penderitanya ini, dapat dicegah dengan vaksin tifoid, seperti Vaksin Typhim VI dari Kalventis. Dengan 1 kali pemberian vaksin tifoid, anak dan juga orang dewasa mendapatkan perlindungan dari vaksin selama 3 tahun.

Sementara pada anak, vaksin sudah bisa diberikan pada anak usia 2 tahun. Kamu bisa mendapatkan vaksin ini lebih mudah dan cepat lewat Layanan Vaksin Tipes di aplikasi KlikDokter.

10. Pneumonia dan Meningitis Pneumococcal

Bakteri pneumokokus merupakan salah satu jenis bakteri penyebab pneumonia dan meningitis. Ketika menyebabkan pneumonia, bakteri ini menyerang paru-paru dan mengakibatkan peradangan. Orang yang sakit pneumonia umumnya mengalami batuk, demam, pilek, dan nyeri dada.

Sementara bakteri pneumokokus yang menyerang meningen (selaput otak) dapat menyebabkan meningitis. Penyakit ini menimbulkan sakit kepala, demam, kejang, dan gangguan neurologis lainnya. Kedua penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat dicegah dengan vaksin PCV. 

Pemberian imunisasi PCV diberikan sebanyak 3 kali. Pertama, saat bayi berusia 2 bulan, lalu 3 bulan, dan terakhir 12 bulan. Untuk orang dewasa yang sehat, vaksin diberikan 1 kali dosis seumur hidup. Sementara untuk orang dewasa yang berisiko, vaksin diberikan 1 kali dosis per 5 tahun.

11. Meningococcal Meningitis

Meningococcal meningitis adalah jenis meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis. Gejalanya berupa demam, ruam di kulit, sakit kepala, dan leher kaku.

Bila kondisinya parah, infeksi bakteri pada otak ini bisa menyebabkan syok septik, yakni komplikasi berbahaya yang menyebabkan penurunan tekanan darah dan kerusakan organ.

Kamu dapat mencegah penyakit meningitis ini dengan vaksin meningococcal meningitis polisakarida dan vaksin meningococcal meningitis konjugat. Vaksin ini wajib didapatkan oleh jemaah haji dan umrah.

12. Polio

Polio merupakan penyakit melumpuhkan yang berpotensi mematikan. Virus polio menyebar dari orang ke orang dan dapat menginfeksi sumsum tulang belakang seseorang sehingga menyebabkan kelumpuhan.

Polio belum dapat disembuhkan, namun penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi IPV. Vaksin polio oral atau tetes bisa diberikan pada bayi baru lahir secara bertahap.

Dosis vaksin pertama akan diberikan pada bayi baru lahir dalam bentuk tetes atau oral. Kemudian, vaksin berikutnya akan diberikan secara bertahap ketika anak berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

Orang dewasa yang belum pernah vaksin, akan diberikan sebanyak 3 kali. Jeda dosis pertama dengan dosis kedua, yakni 1-2 bulan, sedangkan jeda dosis kedua dengan dosis ketiga adalah 6 bulan-1 tahun.

13. Cacar Api

Selain ada cacar air, ada juga penyakit yang dikenal dengan sebutan cacar api (herpes zoster). Penyebabnya sama seperti virus cacar air, yakni Varicella zoster.

Jadi, orang yang pernah sakit cacar air, virus Varicella zoster tidak hilang dari dalam tubuh namun tidak aktif. Ketika aktif, virus ini bisa menimbulkan cacar api yang ditandai dengan bintil berair yang terasa nyeri.

Kabar baiknya, penyakit yang menyerang kulit ini bisa dicegah dengan vaksin herpes zoster. Vaksin ini direkomendasikan untuk orang usia 50 tahun ke atas dengan satu kali dosis.

14. Tuberkulosis

Terakhir, penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin adalah tuberkulosis. vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG. Tuberkulosis sendiri merupakan infeksi bakteri pada paru-paru, yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain.

Gejala utama dari TB, yakni batuk menahun yang tidak kunjung sembuh. Vaksin BCG diketahui cukup tinggi efektivitasnya bila diberikan pada bayi sebelum usia 1 bulan. Namun, efektivitasnya ini dapat menurun bila diberikan pada orang dewasa yang berusia di atas 35 tahun.

Artikel lainnya: Ini Pentingnya Vaksin PCV, Rotavirus, dan HPV untuk Anak

Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Oleh karenanya, edukasi diri Kamu dan keluarga di rumah mengenai pencegahan berbagai penyakit lewat vaksinasi.

Kamu bisa kosultasi dengan dokter menggunakan fitur tanya dokter dan buat janji dokter dengan layanan temu dokter untuk konsultasi yang lebih praktis. Kamu bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, dengan cara booking di layanan medis & lab di KlikDokter!

Yuk, #JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store dan gunakan juga KALStore untuk beli suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan Kamu.

VaksinasiHepatitisvaksinInfluenzaVaricellaCampakGondongan

Konsultasi Dokter Terkait