HomeInfo SehatKesehatan Lansia5 Hal yang Perlu Dilakukan Keluarga Saat Merawat Pasien Lansia
Kesehatan Lansia

5 Hal yang Perlu Dilakukan Keluarga Saat Merawat Pasien Lansia

Ayu Maharani, 19 Agu 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Merawat pasien lansia butuh “keahlian” khusus. Bukan keahlian medis, melainkan beberapa hal seperti yang dijelaskan di artikel ini.

5 Hal yang Perlu Dilakukan Keluarga Saat Merawat Pasien Lansia

Bisa dibilang, merawat pasien lansia itu cukup tricky. Pasalnya, sebagian dari mereka tak mau dianggap sebagai anak kecil, meski kondisi tubuhnya sedang lemah dan tak banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Namun, jika Anda membiarkannya sendiri layaknya orang dewasa yang masih produktif, tentu bisa lebih berbahaya.

Tak cuma dari sisi pasien lansia, anggota keluarga yang merawatnya pun berpotensi menimbulkan masalah. Terutama jika mereka yang merawatnya masih remaja atau dewasa muda.

Sebab, jika mereka belum memiliki kedewasaan yang cukup, cadangan rasa sabar mereka bisa cenderung lebih sedikit. Alhasil, beberapa kebutuhan pasien lansia pun bisa tak terpenuhi akibat ketidaksabaran itu.

Kabar baiknya, dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter punya beberapa cara dalam merawat pasien lansia. Agar anggota keluarga bisa menangani nenek, kakek, atau orang tua yang sedang sakit dengan baik, berikut ini adalah beberapa tips mudah yang bisa diterapkan:

  • Harus ekstra sabar

Perasaan sabar sudah sempat disinggung di atas. Ketika merawat pasien lansia yang sedang sakit, Anda harus ekstra sabar karena gerak tubuh mereka sudah lambat dan terbatas. Umumnya, mereka juga tak bisa langsung mendengar apa yang Anda ucapkan, sehingga Anda mesti mengulang-ulang kalimat.

Jika tak sabar dan menampilkan wajah kesal atau melontarkan bentakan, pasien lansia akan merasa tertekan. Perasaan dan pikiran akan sangat memengaruhi fisik orang yang sakit, maka hal itu malah bisa membuat kondisinya memburuk.

Setiap kali rasa kesal muncul, coba posisikan diri Anda sebagai mereka. Biasanya cara itu bisa menahan emosi negatif Anda.

Begitu pula bila yang dihadapi adalah pasien lansia penggerutu. Beberapa lansia memang cenderung menjadi pribadi yang sensitif ketika jatuh sakit.

Bisa jadi, mereka sebenarnya hanya merasa sedih dan marah akibat kehilangan kemampuan yang dulu dimiliki. Oleh sebab itu, jangan pernah ambil hati dengan apa yang dikatakan si pasien.

Selanjutnya

  • Perhatikan kecukupan nutrisinya

Perlu diketahui bahwa kebutuhan nutrisi antara anak, orang dewasa, dan orang lansia itu berbeda-beda. Maka dari itu, Anda harus mengatur dan memastikan kebutuhan kalori serta nutrisi lain bagi lansia yang sedang dirawat bisa tercukupi. Tentunya atas arahan dokter terlebih dahulu.

Tulis dan tempel segala pantangan makanan, alergen, ataupun hal-hal yang sebaiknya tak dilakukan si pasien di tempat yang mudah dilihat anggota keluarga lainnya. Misalnya saja di pintu kulkas, pintu kamar pasien, atau di memo ponsel. Jangan sampai, hanya satu atau dua orang saja yang tahu tentang itu.

  • Ingatkan soal pengobatan dan pemeriksaan

Kualitas ingatan lansia sudah menurun. Jadi, tak ada salahnya jika Anda selalu mengingatkannya untuk minum obat, sekaligus membantu dalam menyiapkannya.

Letakkan obat di wadah kecil sesuai nama, fungsi, dan dosisnya. Lalu, sediakan selalu gelas berisi air putih (pakai tutup gelas) di dekat pasien lansia.

Agar anggota keluarga yang lain tahu dan tak salah (sangat berbahaya jika salah), Anda juga bisa membuatkan jadwal minum obat yang ditempel di pintu kamarnya atau di pintu kulkas. Selain itu, anggota keluarga yang merawat juga mesti mengingatkan dan menemani lansia jika hendak mendapat pemeriksaan di rumah sakit.

Selanjutnya

  • Jangan sampai terjatuh!

Ini juga yang tak kalah penting menurut dr. Devia, lansia tidak boleh sampai terjatuh. “Anggota keluarga harus sangat menjaga agar orang tua, nenek, atau kakek jangan sampai terpeleset dan terjatuh. Sebab, tulang mereka akan susah sembuh jika patah, dan risikonya juga lebih berbahaya bila dioperasi,” tegas dr. Devia.

Pastikan lantai rumah tak ada yang licin dan singkirkan benda-benda yang rentan membuat tersandung. Jangan biarkan juga pasien lansia naik tangga tanpa memegang hand rail atau naik ke atas kursi untuk mengambil sesuatu di tempat yang tinggi.

“Sementara untuk lantai kamar mandi, usahakan sering dibersihkan agar tak licin. Bila perlu, sediakan hand rail di kamar mandi. Selain itu, tak boleh ada bekas sabun di lantai, keset yang basah, dan sediakan alas bolong-bolong di kamar mandi untuk meminimalkan risiko jatuh,” tambahnya.

  • Ajak mengobrol dan bawa hiburan simpel kesukaannya

Akibat sedang buru-buru, terkadang Anda hanya sekadar melakukan kewajiban yang pokok saja saat merawat pasien lansia, seperti menyiapkan makanan dan obat. Padahal, lansia yang sakit sangat rentan mengalami kesepian dan depresi.

Ada baiknya Anda meluangkan waktu untuk memberikan pijatan lembut (jika kondisi fisiknya memang memungkinkan), sambil mengajaknya mengobrol. Bahaslah hal-hal sederhana yang tak menimbulkan beban pikiran baru. Selain itu, Anda juga dapat membawakan bacaan, atau menyetelkan musik atau film yang menghibur.

Beberapa hal di atas bisa Anda lakukan ketika merawat pasien lansia di rumah maupun di rumah sakit. Jika kebetulan anggota keluarga Anda cukup banyak, usahakan agar yang merawat dan menunggunya bisa bergantian. Tujuannya agar pasien bisa merasa bahwa masih banyak orang yang peduli, sehingga lansia memiliki semangat ekstra untuk cepat sembuh.

[MS/ RVS]

PasienLansiaLansia Jatuhmerawat lansiaMerawat PasienPasien LansiaNutrisi LansiaHari Lansia Internasional

Konsultasi Dokter Terkait