Kabar duka datang dari keluarga Presiden Joko Widodo. Ibu dari Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo dikabarkan telah meninggal dunia kemarin (23/03) pukul 16.45. Penyebab dari kematian ini adalah penyakit kanker tenggorokan yang dideritanya selama empat tahun.
Kronologi Wafatnya Ibu Sudjiatmi Notomiharjo
Informasi terkait kanker tenggorokan (yang termasuk ke dalam penyakit kanker leher) yang diidap Sudjiatmi Notomiharjo didapat dari Staf Khusus Presiden, Dini Shanti Purwono.
Kepergian beliau mengundang banyak ungkapan belasungkawa dari masyarakat. Ya, di saat presiden sedang berjuang mengatasi virus corona di tanah air, ibundanya justru pergi lebih dulu meninggalkan keluarga tercinta.
Pada tahun 2017 silam, Sudjiatmi pernah mendapatkan tindakan operasi. Bukan operasi pengangkatan tumor, melainkan operasi sinusitis.
Sebagai informasi tambahan, beliau juga sempat berobat ke RSPAD Gatot Soebroto. Namun, sebelum mengembuskan napas terakhir, ibunda Jokowi mendapat perawatan dari RS TNI Tingkat III Slamet Riyadi, Surakarta, Jawa Tengah.
Jenazah lalu tiba di rumah duka pukul 18.41 WIB dan disemayamkan di Jalan Pleret Raya, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Surakarta. Menjelang magrib, Presiden Jokowi sudah berada di Solo untuk mendoakan sang ibu.
Artikel Lainnya: 8 Gejala Kanker Tenggorokan yang Tidak Boleh Diabaikan
Penyebab dan Gejala Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan yang diderita oleh ibunda Jokowi, merupakan keganasan yang terjadi di area tenggorokan. Umumnya, sel kanker tumbuh di kotak pita suara, pita suara, atau bagian tenggorokan lainnya.
Disebut-sebut lebih sering terjadi pada pria, tak menutup kemungkinan bila penyakit mematikan ini bisa menimpa wanita. Adapun beberapa faktor yang bisa jadi penyebab kanker leher, antara lain.
- Defisiensi vitamin A.
- Paparan terhadap asbes.
- Kesehatan gigi yang buruk.
- Infeksi Human Papillomavirus (HPV).
- Sudah menderita kanker lain terlebih dulu, seperti kanker esofagus (kerongkongan), paru-paru, atau kandung kemih.
Pola hidup yang kurang sehat, seperti merokok dan terlalu banyak minum alkohol, juga menjadi faktor terjadinya kanker leher.
Supaya risiko terburuknya bisa diminimalkan, penting bagi masyarakat untuk mengetahui apa saja gejala dari kanker tenggorokan. Jika gejala tersebut diabaikan selama bertahun-tahun, maka bukan tak mungkin akibatnya bisa fatal!
Bukan cuma nyeri, ini dia gejala kanker tenggorokan yang patut diwaspadai:
- Suara berubah menjadi serak.
- Sulit menelan (disfagia).
- Batuk persisten, terkadang hingga batuk darah.
- Bengkak pada kelenjar limpa leher.
- Berat badan menurun.
- Keinginan untuk mendeham (membersihkan tenggorokan).
- Telinga sering sakit.
Artikel Lainnya: Sering Sakit Tenggorokan, Salah Satu Tanda Kanker Tenggorokan?
Bagaimana Cara Dokter Diagnosis Kanker Tenggorokan?
Gejala awal dari kanker tenggorokan memang sulit dideteksi. Itu sebabnya, seringkali sebelum penyakit itu terdiagnosis, penderitanya justru berfokus pada penyakit telinga atau hidung. Sebab, tenggorokan berhubungan dengan dua bagian itu, bukan?
Mengutip dari laman Cancer.org, adapun beberapa tes yang bisa mendeteksi apakah Anda sakit kanker leher atau tidak, antara lain:
-
Panendoscopy
Dokter bedah akan melihat ke dalam hidung, mulut, dan tenggorokan pasien melalui tabung tipis, serta mengambil potongan-potongan jaringan (biopsi) untuk diperiksa di bawah mikroskop.
-
Biopsi
Dokter mengeluarkan sepotong kecil jaringan dari tempat kanker berada. Ini merupakan cara terbaik untuk mengetahui dengan pasti apakah Anda menderita kanker atau tidak.
-
CT Scan
Ini adalah jenis rontgen khusus untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, paru-paru, atau organ lain.
-
Pemindaian MRI
Langkah ini menggunakan gelombang radio dan magnet kuat untuk mengambil gambar terperinci. MRI dapat digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang ukuran kanker dan mencari tumor lainnya.
-
Barium Swallow
Rontgen diambil lagi setelah Anda menelan cairan dengan barium (semacam unsur logam).
Barium akan melapisi permukaan tenggorokan bagian dalam dan membantu mendapatkan gambar yang diinginkan dokter. Tes ini untuk melihat bagaimana kondisi tenggorokan Anda saat menelan.
-
Sinar X Dada
Ini bisa dilakukan untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke paru-paru atau tidak.
-
Pemindaian PET
Dalam tes ini, Anda akan diberikan jenis gula khusus sebelum dimasukkan kamera. Jika ada kanker, maka gula ini akan menunjukkan "hot spot".
Pemindaian PET berguna saat dokter berpikir kanker telah menyebar, tetapi tidak tahu di mana kondisi spesifiknya.
Artikel lainnya: Hati-hati, Sering Makan Ikan Asin Picu Kanker Tenggorokan
Bagaimana Pengobatan Kanker Tenggorokan?
Suara serak yang datang bersamaan dengan berulangnya sakit tenggorokan bisa jadi gejala yang paling mencolok dari kanker tenggorokan, terutama pada lansia. Untuk itu, sesegera mungkin masalah ini mesti ditangani.
Menurut dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, pengobatan utama untuk mengatasi kanker tenggorokan adalah radioterapi, pembedahan, kemoterapi, atau kombinasi dari berbagai pilihan tersebut.
“Pasien kanker tenggorokan membutuhkan pembedahan untuk mengangkat sebagian atau seluruh laring. Tentu saja tindakan ini bisa membuat pasien tidak bisa berbicara atau bernapas secara normal, sehingga membutuhkan lubang permanen di leher untuk bernapas,” kata dr. Nitish.
Pada tahapan tersebut, dapat dilakukan pemasangan alat yang diletakkan di dekat leher untuk menghasilkan suara guna mempermudah orang tersebut untuk berbicara.
Meninggalnya ibunda Jokowi akibat kanker tenggorokan mengingatkan kita bahwa kanker masih terus jadi “pembunuh” yang menghantui masyarakat.
Untuk itulah, pola hidup sehat serta pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting dilakukan demi meminimalkan risiko terburuknya.
Bila punya pertanyaan seputar kanker tenggorokan, konsultasikan pada dokter kami melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)